Saat Busana Daerah Tampil Megah

Ketika menyinggung “baju daerah”, muncul di benak sesuatu yang begitu tradisional dengan segala tetek-bengek cara pemakaiannya yang kaku. Namun jangan salah, baju daerah tidak selamanya sederhana dan kuno. Hal ini dapat dilihat dari desain glamor karya Ganda Marpaung, yang mengubah segala persepsi lama mengenai baju daerah tradisional. Pakaian yang didesain oleh Ganda memiliki pesona tersendiri, memelihara keindahan lama pakaian daerah yang memiliki makna dalam, dan menambahkan wow factor dalam bentuk sentuhan modern yang mewah.

Bermula dari mendesain baju tarian

Ketika memulai sebuah grup tari di tahun 2004, Ganda melihat bahwa baju daerah yang dipakai oleh anggota grup saat tampil menari, tampak sederhana sekali. Dalam pertunjukan tari, pakaian merupakan bidang seni tersendiri, sementara pada saat itu baju-baju tari yang mereka kenakan sama sekali tidak menarik dan bisa dibilang gagal memikat hati penonton. Pada saat itulah Ganda mulai mendesain baju tari agar lebih eye-catching. Alhasil, banyak yang meminta foto seusai pentas.

Dari baju tari, Ganda pun dipercayakan oleh Konsulat Jenderal Indonesia di Melbourne untuk mendesain baju-baju parade. Di titik itulah, fokusnya mulai berubah ke baju-baju daerah dengan sentuhan modern.

Go international

Ganda mengaku sangat tertarik dengan baju Batak karena memiliki berbagai variasi yang berbeda. Dari ketertarikannya ini lalu muncul sebuah gairah untuk memperkenalkan macam-macam baju Batak yang berbeda-beda di kancah internasional.

Inspirasi banyak ia dapatkan melalui aktivitas dan keterlibatannya di berbagai event fashion seperti L’oreal Fashion Festival dan Miss Universe Australia. “My favourite part is always the evening gown, karena terkesan moody dan glamour,” kata Ganda.

Dari dua passion tersebut – baju batak dan evening gown, muncullah karya-karyanya sekarang. Baju Batak yang mewah, siapa tidak terpikat?

Penuh tantangan

Mendesain pakaian tradisional dengan sentuhan modern memiliki tantangannya sendiri. Ganda mengaku, karena tinggal di Melbourne, semua bahan baju dan kain, terutama kain tradisional Batak seperti kain ulos, harus diterbangkan dari Indonesia. Mendesain, mencari bahan, lalu mengirimkannya ke Australia, merupakan tantangan terbesar bagi Ganda.

Selain itu, baju daerah tidak hanya mencakup pakaian saja. Dari awal desain sampai ke hasil akhir, Ganda benar-benar harus memikirkan penampilan head-to-toe, yang meliputi aksesoris seperti topi, kalung, gelang, cincin, sepatu, dan sebagainya. Kebaya modern yang ia rancang harus dipadu oleh aksesoris sepadan yang merepresentasikan berbagai suku batak berbeda.

Baju daerah rancangan Ganda sudah banyak muncul di televisi dan koran-koran lokal Australia seperti The Age. Ia pun sudah memenangkan penghargaan “The Most Cultural Awareness” di Pako Festa Parade selama enam tahun berturut-turut. Pako Festa Parade merupakan sebuah parade yang merayakan perbedaan budaya yang diadakan di Geelong.

Namun apakah baju daerah glamor rancangannya tersebut dijual untuk konsumsi publik? “Selama ini tidak ada yang dijual, cuma disewakan saja. Saya aktif melalui berbagai cultural nights yang diadakan maupun dalam pentas tari yang isinya baju-baju daerah,” jelas Ganda.

Teks: Rachel Melisa

Foto: Windu Kuntoro dan Ferry Hasiholan