Papua Barat, “SURGA” DI UJUNG SAMUDERA

Nama Papua Barat terukir dalam tinta emas sejarah Indonesia. Di Jakarta, hanya provinsi Papua/ Papua Barat (sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan Irian Jaya) sajalah yang memiliki dua landmark penting yang berdiri langsung di ibukota Republik Indonesia. Adakah pembaca tahu landmark apa saja yang dimaksud? Tentu saja bagi warga Jakarta kenal dengan yang namanya Tugu Tani di Menteng dan Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng. Tugu Tani dibuat oleh pematung terkenal Rusia Matvei Manizer, menggambarkan seorang ibu melepas anaknya berjuang ke medan perang dan diberikan bekal, yang melambangkan kerja sama sipil dan tentara Indonesia dalam meraih kemerdekaan Irian Barat. Sementara, Monumen Pembebasan Irian Barat ide sketsanya dibuat oleh anak bangsa, seorang pelukis dan gubernur Jakarta era ’60-an, Henk Ngantung bersama arsitek Frederich Silaban (arsitek Masjid Istiqlal dan Stadion Gelora Bung Karno).

Menariknya, sejarah tentang Papua tak hanya terekam dalam bentuk monumen, namun ada banyak hal lain yang menjadi daya tarik dari pulau nun jauh di barat Indonesia ini. Misalnya tambang emas terbesar di dunia Freeport, kemudian satu-satunya gunung dengan puncak bersalju di Indonesia di Pegunungan Jaya Wijaya (puncak Cartenz), pengakuan dunia melalui UNESCO terhadap nilai luhur kearifan lokal tas Noken, hingga destinasi Raja Ampat yang sudah mendunia.

Destinasi Papua Barat sendiri memiliki rentang daya tarik yang cukup beragam, dengan kekuatan pada budaya, keindahan alam dan laut, serta kulinernya. Selain kepulauan Raja Ampat yang menjadi ikon pariwisata nasional, ada pulau Misool dan Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Teluk Wondama yang menawarkan olahraga diving sebagai aktivitas utamanya. Tertarik dengan peninggalan zaman prasejarah yang penuh misteri? Di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, terdapat lukisan telapak tangan manusia dan binatang di sebuah tebing bebatuan yang sangat terjal.

Tak Cuma itu, budaya di Papua Barat pun sangat beragam dan memiliki hubungan nenek moyang dengan suku bangsa Aborigin, Australia. Di Papua Barat saja ada kurang lebih 50 suku bangsa Papua yang berbeda-beda, bahkan dari penelitian diketahui terdapat 263 sub bahasa lokal. Wow!

Berwisata kuliner khas lokal merupakan aktivitas yang paling ditunggu-tunggu. Di Papua Barat, menu Ikan Bakar Manokwari Pedas sudah terkenal bagi para pendatang, kemudian ada pula Sate Ulat Sagu yang bisa dinikmati dengan Sagu Nasi dan Martabak Sagu. Lebih unik lagi adalah Aunu Senebre khas Papua, kuliner olahan dari ikan teri nasi yang digoreng, lalu dicampur dengan daun talas dan kelapa kemudian dikukus. Terakhir, tentu saja ada Asam Manis Udang Selingkuh dari Sungai Baliem, Jenis udang ini berbeda dengan udang biasa di pasaran karena memiliki capit besar seperti kepiting. Menarik!

Bila berkesempatan ke Papua Barat, jangankan satu minggu, satu bulan pun rasanya tak cukup untuk menikmati berbagai destinasi luar biasa lainnya. Ayok ke Papua Barat, our Wonderful Indonesia!

Teks: Rio S. Migang (rio@eco-plan.com.au)

Foto: Istimewa (berbagai sumber)