CATATAN HARIAN WISATA INDONESIA #72 – Desa Wisata Sei Sekonyer, Kalimantan Tengah

OZIPmates yang budiman,

Pemilihan Presiden Amerika ke-47 mengingatkan kembali catatan sejarah Colombo Plan 1957 dimana Kalimantan (atau sering disebut Borneo) pernah masuk dalam program strategis AS-Australia-UK. Rencana ini meliputi kerjasama lintas benua melalui pengembangan Trans Borneo dengan rencana awal membangun jalan raya highway yang dapat didarati oleh pesawat terbang dan terkoneksi dengan seluruh kota besar di Kalimantan.

Pada tahun 1960 Soekarno melibatkan para ahli konstruksi Rusia dan membangun 34 km ruas jalan raya di kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah yang kemudian dikenal sebagai Jalan Rusia atau Jalan Tjilik Riwut yang legendaris karena sangat berkualitas tinggi, lebar dan juga dapat didarati pesawat. Hingga kini, jalan aspal berusia lebih 50 tahun tersebut masih mulus dan solid, meskipun minim perawatan. Dari titik jalan inilah, perjalanan menuju satu desa sangat indah bernama Sei Sekonyer di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng dimulai.

Sekonyer sendiri ialah nama sungai yang menghubungkan Desa Sei Sekonyer langsung dengan Taman Nasional Tanjung Puting yang oleh dunia internasional dijuluki sebagai “The World Capital of Orangutans”. Penduduk desa ini sendiri berasal dari area Desa Tanjung Harapan yang direlokasi setelah penetapan kawasan ini sebagai area taman nasional pada tahun 1971. Pada tahun 2022, Desa Sei Sekonyer dianugerahkan oleh Kementrian Pariwisata RI sebagai Juara 2 Desa Wisata Indonesia karena pelayanan warga lokal dalam melayani wisatawan diaktegorikan telah berstandar internasional.

Kapal-kapal wisata (klotok wisata) milik warga didesain sedemikian rupa menjadi kapal kayu yang didesain khusus untuk perjalanan sehari menuju penangkaran orang utan terbesar dunia di Camp Leakey, Tanjung Puting. Kapal memiliki restoran terapung, beberapa diisi perpustakaan kecil dan layanan inap dengan unit kamar seperti hotel terapung sehingga dapat mengunjungi beberapa destinasi lainnya dalam beberapa hari. Kuliner makan pagi, siang dan malam di atas kapal disajikan oleh chef lokal dengan ragam pilihan menu kuliner tradisonal Dayak-Melayu seperti Nasi Kuning Habang (ikan haruan masak merah), Soto Manggala (singkong), Gangan Asam (ikan masak rotan muda), ikan baung dan belida bakar, hingga kerupuk basah dan amplang. Menu Indonesia dan Barat juga menjadi opsi yang disediakan pula. Wellness tourism seperti Batimung spa dan yoga di atas kapal dipandu ahli lokal atau sekedar berjemur matahari tropis, memberikan pengalaman luar biasa unik di tengah sungai dan rimba Kalimantan yang eksotis.

Travel, enjoy and learn. Ayo kunjungi Indonesia.

Teks: Rio S. Migang | Maryland, USA

Foto: Istimewa (berbagai sumber)