Monash Indonesian Islamic Society, Rumah dan Keluarga Baru di Tanah Kangguru

Matahari perlahan terbit dan bersinar ketika sekumpulan orang-orang Indonesia menyemut di Robert Blackwood Hall Monash University lengkap dengan jaket-jaket tebal, beany hat, dan syal yang membungkus leher. Usut punya usut, ternyata rombongan yang jumlahnya tidak kurang dari 60 orang ini akan menuju ke Mount Buller untuk menikmati salju di salah satu titik tertinggi di Victoria. Perjalanan yang merupakan agenda rutin Monash Indonesian Islamic Society (MIIS) ini memang selalu ditunggu-tunggu warga Indonesia di Monash setiap tahunnya. 

Menjadi bagian dari sebuah komunitas adalah kecenderungan setiap individu yang pada dasarnya adalah makhluk sosial. Ketiadaan “rumah” bagi umat muslim Indonesia untuk kegiatan agama dan sosial di city of Monash pun menjadi cikal bakal yang melatarbelakangi terbentuknya komunitas ini pada tahun 1986. Sejak pertama terbentuk, MIIS menjadi salah satu pilar penting dalam pergerakan kegiatan muslim Indonesia di Melbourne termasuk berdirinya IMCV dan Masjid Westall. 

Mt. Buller trip

“MIIS adalah sebuah wadah/organisasi perkumpulan umat muslim di City of Monash baik itu student maupun spouse yang berkegiatan di bidang agama, sosial, dan pengembangan masyarakat,” jelas Wildan Sani Rasyid, ketua MIIS yang mulai menjabat di tahun 2019 ini. 

Awalnya, kegiatan hanya berupa pengajian, jumatan, tarawih, dan shalat Eid kini mencakup ragam macam kegiatan yang lingkupnya jauh lebih luas. Selain itu, MIIS turut menyentuh komunitas lain yang tidak terbatas pada agama dan lingkup wilayah Monash melalui Mount Buller Trip yang dibuka untuk umum.

Halal bihalal

“Selama dia adalah seorang muslim student atau muslim spouse, mereka tetap merupakan anggota MIIS,” ungkap Wildan. Hingga hari ini, jumlah anggota mereka pun masih terus bertambah. “Cara menjadi anggota harus rajin sholat,” kelakar mahasiswa Monash University yang juga sering didapuk menjadi imam sholat Eid di Springvale Town Hall ini.

Meskipun MIIS sendiri tidak mensyaratkan keanggotaan, komunitas ini memiliki tiga divisi dengan kepengurusannya yang terstruktur: Divisi Dakwah; Divisi Sosial; dan Divisi Olahraga. 

Sebagai divisi tertua MIIS, Divisi Dakwah yang dipimpin oleh Izzudin Hakim merupakan jantung dari MIIS dengan kegiatan-kegiatan yang berfokus kepada kegiatan keislaman, seperti NGOPI (Ngobrol Perkara Iman) dan Tabligh Akbar yang menghadirkan ustadz-ustadz ternama tanah air seperti Ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat, dan Ustadz Salim A. Fillah. 

Beranjak ke Divisi Sosial yang mengemas acara yang tidak kalah seru seperti Halal Bihalal dan lepas kenang, divisi ini bertujuan menguatkan ikatan persaudaraan antar sesama anggota MIIS. Acara yang dilaksanakan termasuk Camping dan Mount Buller Trip yang merupakan program-program yang sangat diantisipasi setiap tahun. Dalam waktu dekat, guna menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, MIIS juga memiliki agenda rutin lomba-lomba sederhana yang terbuka untuk umum. “Namun tanggalnya masih akan disesuaikan agar tidak berhalangan dengan kegiatan KJRI,” tutur Achmad Fajar Setiawan, wakil ketua MIIS saat diwawancarai OZIP.

Seperti layaknya peribahasa Mens sana in corpore sano, MIIS turut berkecimpung dalam meningkatkan kesehatan raga anggotanya. Untuk mengakomodir perkembangan raga ini, Divisi Olahraga dan segenap kegiatan yang diadakan menawarkan warna berbeda dalam sebuah komunitas muslim. MIIS Cup dan Olimpiade melawan Indomelb adalah agenda besar tahunan MIIS yang terdiri dari beragam divisi lomba yang berbeda mulai dari bulu tangkis, futsal, tennis, basket, dan e-sport.

Ramadan Kids Competition

Sebagai salah satu komunitas tertua diaspora muslim Indonesia di tanah Melbourne, Wildan mengungkapkan harapannya. “…agar MIIS dapat menjadi organisasi yang selalu bermanfaat dan berbuat positif untuk masyarakat Indonesia yang ada di Melbourne khususnya di City of Monash.”

Tidak ingin melewatkan acara-acara seru dari MIIS lainnya? Update informasi Anda melalui Instagram @miis_monash dan Facebook MIIS. Mari bergabung dengan MIIS dalam menemukan wujud “rumah” Anda di tanah Melbourne.

Teks dan foto: Mutia Putri