Tembang Nusantara – Tujuh Belasan ala Aneka Ria

Komunitas musik Aneka Ria Melbourne merayakan HUT ke-78 RI dengan mengadakan konser musik tradisional bernama “Tembang Nusantara” untuk pertama kalinya pada hari Sabtu (19/8/2023) di Collingwood Town Hall.

Sebagai pelaksanaan perdana Tembang Nusantara, Aneka Ria Melbourne (ARM) berkolaborasi dengan sembilan komunitas untuk berpartisipasi dalam meramaikan pertunjukan musik Indonesia tersebut. Untuk menyukseskan acara ini, ARM bekerja sama dengan komunitas seperti Indonesia Diaspora Network (IDN) Victoria, Ikatan Warga Indonesia di Victoria (IKAWIRIA), dan Darma Wanita Pusat (DWP) KJRI Melbourne.

Tercatat ada enam band yang naik panggung dalam Tembang Nusantara, lengkap dengan musik khas tradisional masing-masing.

Seperti misalnya, komunitas Kawanua Melbourne Australia yang menampilkan alat musik kolintang. Ada juga Mojang Angklung Melbourne yang menampilkan ensemble angklung dan Bona Pasogit yang membawakan lagu-lagu daerah Batak. Tidak lupa juga, Swordsman-Garuda Band yang mengumandangkan lagu dangdut campursari.

Tidak kalah menarik adalah Gamelan Mugi rahayu yang mengundang Konsul Jenderal RI untuk Victoria dan Tasmania Kuncoro Giri Waseso membawakan sejumlah lagu daerah, seperti “Jaranan”, “Cublak-cublak Suweng”, dan “Gundul Pacul”. Bapak Kuncoro sendiri juga memberikan sambutan di awal acara bersama salah satu pendiri ARM, Putu Laxman Pendit. Tidak hanya Bapak Konjen, para hadirin juga sempat diundang untuk beramai-ramai menari line dance Poco-poco. 

Selain pertunjukan musik tradisional, Tembang Nusantara juga menawarkan berbagai santapan khas Indonesia. Mengundang vendor ternama seperti De Rara Catering, Diana’s Kitchen, dan Me & My Sister, pengunjung Tembang Nusantara seperti dimanjakan dengan masakan Nusantara seperti nasi padang, cendol, gudeg, pempek, bakso, dan nasi kebuli.

Melihat antusiasme para hadirin dalam Tembang Nusantara perdana, tidak bisa dipungkiri bahwa ARM bisa kembali menghadirkan konser serupa pada tahun depan dibarengi dengan semangat kemerdekaan yang tidak kalah membara.

Teks dan foto: Jason Ngagianto