Temulawak 2023 – Harapan dalam Kepulangan

Teater Muda Langkah Awal Kemerdekaan (Temulawak) edisi 2023 kembali mengangkat tema ‘kepulangan’ seperti tahun lalu, namun dengan nada dan pesan yang berbeda. Hal ini tercermin dalam pementasan Temulawak berjudul Usai Karo Harapan yang berlangsung di National Theatre St Kilda pada hari Sabtu (26/08/2023). s

Usai Karo Harapan bercerita tentang dua muda-mudi yang kembali ke kampung halaman setelah mengadu nasib di kota, Mawar (Harvika Millenia Latief) dan Bagas (Daniel Harsanto). Kepulangan keduanya disambut dengan berbeda: Mawar yang gagal meraih kesuksesan di kota harus pulang menyapa kekecewaan orang tuanya (Nicholas Anderson & Najla Gunawan), sementara itu orang tua Bagas (Steffanus Daud Paat & Agatha Beatrice) menyambut anak mereka yang lebih sukses dengan penuh bangga. Perbedaan kondisi ini membuat Mawar mendambakan kehidupan Bagas yang sukses dan dikelilingi oleh keluarga yang hangat.

Kondisi Mawar pun menarik perhatian dari sang Dukun (Jocelyn Michelle Alicia) yang menghampiri Mawar dengan sebuah tawaran: ia bisa menukar hidup Mawar dengan Bagas, lengkap dengan keluarga hangat, pekerjaan stabil, dan reputasi mapan di kampung. Apakah kehidupan Mawar akan menjadi lebih baik? Atau akankah Mawar terperangkap dalam buaian ‘rumput’ Bagas yang lebih hijau? Dua pertanyaan dilema tersebut terjawab dalam produksi Usai Karo Harapan.

Premis awal yang disuguhkan Temulawak nampak seperti mengundang konflik cerita yang tajam, dan hal ini tercermin dalam penampilan cast yang penuh dinamika dan drama. Tidak hanya Mawar dan Bagas sebagai pemeran utama, tapi juga dari segenap cast, terutama dari pihak orang tua Mawar dan Bagas. Berkat penampilan dari cast keluarga Mawar dan Bagas, tema kekeluargaan terasa sangat kental dalam pementasan ini.

Menurut project manager Temulawak, Ellisa Kalystari, tema kekeluargaan menjadi salah satu alasan Usai Karo Harapan (Dilakukan dengan Harapan) didapuk sebagai judul Temulawak tahun ini.

“Temanya soal keluarga, dan sebagai international students yang jauh dari keluarga, pastinya ada banyak konflik internal yang kita alami bersama-sama,” ujar Ellisa yang kerap dipanggil Lisa.

Namun terlepas dari konflik dramatis dalam cerita Usai Karo Harapan, ada juga momen-momen jenaka yang menarik tawa dari para penonton. Lebih sering adegan-adegan ini melibatkan tokoh penjual bakso desa bernama Mas Acep (Reynaldi Damara Salim), namun terkadang juga melibatkan tokoh sang Dukun. Momen-momen ini tidak mengurangi kekuatan drama pementasan; justru, selingan komedi ini membuat momen dramatis menjadi lebih impactful karena momen ini kerap terjadi di luar jalan cerita inti pementasan.

Tentu saja, Temulawak tidak lengkap tanpa penampilan lagu orisinil, yang kali ini ‘dikomandani’ oleh tokoh Mawar, Bagas, dan ibu Dian yang merupakan ibu dari Bagas. Temulawak yang hampir tidak pernah ‘meleset’ dalam pementasan lagu mampu menyampaikan pesan ‘mensyukuri hidup’ dengan spektakuler.

“Secara garis besar, kita harus menghargai hidup dan apa yang kita punya sekarang, terutama dengan keluarga kita,” jelas Lisa. “Dan kita harus selalu bersyukur sama apa yang udah kita dapat.”

Memang, dari premis Usai Karo Harapan memang terlihat mirip dengan Temulawak tahun lalu, Mulang ka Asal, yang sama-sama melibatkan sang tokoh utama kembali ke kampung halaman setelah tinggal di kota.

Namun, konflik dan penokohan yang unik dari kedua pementasan membuat kedua edisi Temulawak mampu berdiri kokoh dengan pesan yang sama-sama kuat dan relevan. Malahan, berkat penokohan yang kuat dari kedua protagonis, timbul sebuah rasa penasaran: apa yang akan terjadi bila Mawar bertemu dengan Astri dari Mulang ka Asal?

Pertanyaan tersebut tentunya tidak perlu dijawab di Temulawak 2024, melainkan lebih sebagai sebuah pernyataan kesuksesan Temulawak 2023 membawa obor dari edisi sebelumnya. Selamat untuk tim Temulawak 2023!

Teks: Jason Ngagianto

Foto: Temulawak 2023