Pemberdayaan Perempuan Majukan Penenun Belu

Budaya nusantara adalah sebuah warisan leluhur yang tidak ternilai harganya dan menjadi identitas Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, warisan budaya Indonesia sudah sepatutnya dijaga dan dilestarikan agar tak lekang oleh waktu dan bisa dinikmati oleh generasi-generasi selanjutnya.

Budaya nusantara yang unik membuat bangsa Indonesia dikenal oleh negara-negara lain sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Sebagai generasi muda, sudah sewajarnya tetap melestarikan budaya daerah dan mempunyai rasa cinta terhadap budaya agar warisan budaya tidak lenyap ditelan waktu. Selain itu, generasi muda juga perlu mengenal kesenian dan kebudayaan Indonesia yang sangat banyak ragamnya. Dengan mengenal suatu budaya, akan lebih mudah untuk tertarik dan mempelajarinya. Selanjutnya akan muncul rasa ikut memiliki dan pada akhirnya tumbuh rasa mencintai seni dan budaya sendiri.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk melestarikan dan menjaga warisan budaya dari nenek moyang. Salah satunya adalah seperti kisah sukses program “Tenun.in” yang dilakukan oleh Insan Bumi Mandiri. Insan Bumi Mandiri, lembaga filantropi yang memfokuskan pemberdayaan di daerah pedalaman Indonesia, terpilih menjadi salah satu dari 12 organisasi masyarakat sipil yang berpartisipasi dalam Empowering Youths Across ASEAN (EYAA) Cohort 3.

EYAA Cohort 3 merupakan program yang diprakarsai oleh Maybank, Maybank Foundation, dan ASEAN Foundation dengan tujuan untuk memperkuat kerelawanan sosial di kalangan generasi muda di wilayah ASEAN.

EYAA mempertemukan kelompok pemuda ASEAN berbakat yang diberi nama “Youth Volunteer” dengan organisasi masyarakat sipil untuk mengimplementasikan proyek komunitas yang berdampak. Salah satu organisasi tersebut tak lain adalah Insan Bumi Mandiri.

Tidak hanya bekerja sama dengan Maybank, Maybank Foundation, ASEAN Foundation, dan sebanyak 10 Youth Volunteer dari 9 negara ASEAN, Insan Bumi Mandiri juga ikut menggandeng Pemerintah Daerah dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.

Insan Bumi Mandiri mengekspansi program pemberdayaan penenun Nusa Tenggara Timur yang diberi nama “Tenun.in” dalam partisipasinya. Program Tenun.in sebelumnya sudah sukses berjalan di Alor, Sumba, Ende, dan Belu.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di NTT, 3 pihak Insan Bumi Mandiri dan 10 youth volunteer disambut meriah oleh masyarakat setempat. Mereka dikalungi tenun di bandara oleh Ketua Dekranasda dan istri dari Bupati Belu, Freny Taolin, sebagai bentuk sambutan. Setelah itu, mereka menerima jamuan makan dari Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin. 

Selama dua minggu di NTT, mereka memberikan berbagai macam pelatihan kepada penenun setempat. Materi yang disampaikan meliputi Bahasa Inggris dasar, pemaduan warna, promosi produk, pembuatan produk turunan seperti kalung gelang, tas, bandana, dan anting, penggunaan Instagram, serta cara memotret produk agar menarik. 

Pada ekspansi Tenun.in kali ini, Insan Bumi Mandiri membuat sentra tenun baru di wilayah Tenukiik, Belu, NTT dan memberikan berbagai macam pelatihan kepada penenun setempat. Pemerintah Daerah dan Dekranasda Belu terlibat aktif dalam dalam menyukseskan program ekspansi Tenun.in di Tenukiik. Zulfa Faizah, CEO Insan Bumi Mandiri, merasa sangat terbantu dengan dukungan dari Pemerintah Daerah dan Dekranasda Belu.

“Pemerintah daerah dan Dekranasda Belu sudah banyak membantu kami selama dua minggu di NTT. Mereka benar-benar ingin memajukan tenun sebagai sektor kerajinan seni yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Mengingat tenun bukan hanya bagian dari aktivitas ekonomi perempuan NTT, melalui Tenun.in, mereka juga ingin melestarikan tenun sebagai warisan budaya,” tambah Zulfa.

Meski sentra baru sudah resmi diluncurkan, program ekspansi ini masih akan berjalan hingga Oktober 2023. Penenun setempat akan diberikan pengembangan kapasitas sebagai program lanjutan. Pengembangan kapasitas ini ditujukan untuk meningkatkan standar tenun agar bisa dijadikan produk turunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Insan Bumi Mandiri masih akan melibatkan Pemerintah Daerah dan Dekranasda Belu dalam program lanjutan ini. 

Teks: Siti Mahdaria dan Diana Dwi Annisa

Foto: Insan Bumi Mandiri