April lalu Melbourne menyambut hangat kedatangan si cantik keturunan Perancis ini. Yup, Julie Estelle datang dalam rangka mempromosikan film action terbarunya, Headshot yang tayang perdana dalam rangkaian Indonesian Film Festival. Ozip berkesempatan untuk mewawancarai adik kandung presenter Cathy Sharon ini seusai menghadiri press conference tanggal 8 April 2017.
Headshot vs The Raid 2
Jika menonton Headshot, tidak bisa dipungkiri karakter Rika yang diperankan Julie memiliki kemiripan karakter dengan Hamer Girl, peran Julie di The Raid 2. Ketika ditanya kemiripan karakter ini memudahkan atau justru sebuah tantangan untuknya, Julie cukup kaget karena menurutnya karakter Rika danHamer Girl sangatlah berbeda. “Dari perspektif action memang mirip, karena mereka berdua sama-sama the bad guys yang harus fight untuk mendapatkan keinginannya. Tapi secara karakter sebenarnya berbeda. Rika itu pribadi yang lebih complex dibanding Hamer Girl. Bahkan dari sisi action mereka pun berbeda. Senjata yang digunakan berbeda. Hamer Girl pakai palu, Rika pakai pisau. Jadi koreografi bela dirinya pun berbeda,” ujar kelahiran 4 Januari 1989 ini.
Namun perbedaan koreografi itu bukan masalah untuk Julie. “Beruntun saya dilatih oleh timnya IkoUwais, yang sebelumnya sudah pernah bekerjasama sebelumnya untuk The Raid 2. Jadi sangat terbantu!” tambahnya.
No Stunt
Salah satu yang layak dikagumi dari Julie adalah keberaniannya untuk berakting tanpa bantuan stunt. Sejak The Raid 2, hingga Headshot, Julie kukuh tidak mau pakai stunt. “Mungkin ini sisi perfeksionisku yang bicara. Tapi kalau bisa dilakukan sendiri, kenapa harus ada stunt? I want to be me!” ujarnya percaya diri.
Soa lrisiko, aktris yang memulai karier tahun 2005 ini berkata tidak khawatir. “Setiap shooting film action itu pihak produksi selalu sediakan tim medis yang selalu standby. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi aku tidak takut,” katanya.
Dua tahun lalu The Raid 2tayang internasional. Tahun ini giliran Headshot yang ditayangkan di beberapa negara di Asia, Eropa dan Amerika. Karena membintangi film-film ini, takutkah Julie Estelle dicap sebagai bintang film action oleh penonton internasional?
“Sebenarnya aku sudah cukup sering di-judge macam-macam oleh penonton. Dulu waktu membintangi trilogi film horor, orang-orang bilang aku ‘ratu film horor’. Sekarang karena main The Raid 2 dan Headshot, langsung dicap bintang film action. Aku ambil sisi positifnya saja. Itu berarti film-film yang aku bintangi diterima oleh masyarakat dan karakter yang aku perankan diingat oleh mereka. So I take it as a compliment,” katanya bijak.
Julie sendiri tidak mau memfokuskan karier di satu genre film saja. “I’m trying to be as versatile as I can.Penonton internasional itu punya kecenderungan untuk riset sebelum nonton film. Mereka tahu aku tidak hanya bintang film action, jadi kemungkinan mencap aku cuma main film action sangatkecil,” sambungnya.
Bersahabat dengan Dian Sastro dan Hannah Al Rasyid
Satu lagi proyek film Julie Estelle yang layak ditunggu: The Night Comes for Us. Kembali dengan genre action, kali ini lawan main Julie tak lagi laki-laki, tapi perempuan yakni Dian Sastrowardoyo dan Hannah Al Rasyid. Film yang disutradarai Mo Brothers ini shooting bulan Oktober-Maret kemarin. Julie mengaku excited akan proyek ini.
“Nanti akan ada girl-fight! Ini debut Dian di film action dan Hannah memang punya background silat. They’re both amazing!” ceritanya.
Untuk menumbuhkan chemistry antar ketiganya, mereka jadi sering hangout bersama. Misalnya makan siang atau nonton bioskop bareng. “Chemistry untuk adegan fighting itu harus bagus. Kalau tidak, orang yang kita tending atau pukul bisa tersinggung atau sakit hati.” tutup Julie.
Mayseeta.
Photo: Windu Kuntoro