Bootcamp #TemanBelajar, Mulai dengan Personal Branding

Komunitas Teman Mama melalui rangkaian kegiatan #TemanSEHATi membawa serial lokakarya bertajuk Bootcamp Teman Belajar yang akan berlangsung selama tiga sesi. Tujuan dari rangkaian workshop ini adalah untuk berbagi ilmu untuk kelompok ibu muda, terutama dalam bidang media sosial dan kreasi konten digital. 

Hari pertama dari Bootcamp Teman Belajar membahas personal branding dan prinsip-prinsip yang mendasari personal branding dalam media sosial. Webinar yang diadakan hari Jumat (14/01/2022) ini dipandu oleh Vieka Septilegia, seorang digital strategist dengan pengalaman selama 9 tahun dalam bidang digital marketing. Vieka kini bergerak dalam bidang e-commerce dengan alias daringnya Ibu Bojo dan usaha miliknya, Bakulan Ibu Bojo. 

Personal branding adalah [usaha] kita membuat orang lain berpresepsi tentang diri kita,” buka Vieka dalam webinar. “Dilihat dari façade, dari bentuk konten, dan apa yang kita tampilkan ke khalayak luar.” 

Menurut Vieka, personal branding memiliki sejumlah kegunaan, seperti untuk menghasilkan uang atau keperluan pembuatan konten. Namun, kegunaan dari personal branding ini tetap tergantung dari individu yang melakukan branding tersebut. “Tergantung dari keperluan diri sendiri, fokusnya untuk keperluan apa,” ujar Vieka. 

Perbedaan mendasar dari kedua kegunaan personal branding adalah pesan yang akan disampaikan ke audience. “Kalau mau jualan, berarti pesannya adalah produk yang mau dijual,” tukas Vieka. 

Tentu saja, konten terkait personal branding harus autentik atau asli. Artinya, meskipun konten memiliki unsur yang sama dengan konten lain, penjiplakan konten tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, Vieka menekankan pentingnya melakukan modifikasi dari materi referensi dengan metode ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). 

“Yang tidak boleh adalah menjiplak [materi referensi],” katanya. 

Terlepas dari prinsip dasar dari personal branding, Vieka juga menjabarkan beberapa hal yang harus disiapkan sebelum melakukan personal branding

Langkah pertama adalah menentukan arah personal branding. Menurut Vieka, personal brand harus berperan sebagai cerminan dari kemampuan, kesukaan, prinsip, dan nilai dari seorang individu. “Topik dari sebuah konten dapat lahir dari apa yang kamu bisa, suka, percaya, atau kesemuanya,” pungkas Vieka.

Selanjutnya, menentukan audience. Menjabarkan identitas demografi dan aspirasi audience merupakan langkah penting sebelum melaksanakan personal branding. “Orang dengan demographic berbeda bisa memiliki kesamaan,” jelas Vieka. “Konten kita harus menjadi jawaban atas [aspirasi] target audience.” 

Konten adalah bagian besar dari personal branding. Namun, pembuatan konten dalam personal branding tidak sebatas menampilkan sebuah post dalam media sosial; menentukan media sosial utama dan strategi konten berperan besar dalam personal branding. Memanfaatkan informasi dari media sosial yang digunakan seperti statistik dan analisis performa konten juga menjadi bagian dari personal branding. 

“Melihat gagal sukses [konten] dari metrics dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi,” kata Vieka terkait statistik media sosial. “Kita harus siap untuk gagal dan siap untuk bangkit dan membuat konten yang lebih menarik lagi.”

Vieka menekankan pentingnya kesiapan untuk gagal dalam personal branding. “Jangan menyerah setelah gagal sekali,” katanya. 

Teks dan foto: Jason Ngagianto