AIYA Kartini Talk Show -Bincang Peran Wanita dalam Kepemimpinan

Dalam rangka merayakan Hari Kartini, AIYA Victoria mengadakan acara talk show membicarakan peran wanita dalam menjembatani budaya Indonesia dan Australia. Acara ini diadakan pada hari Sabtu (20/4/2024), sehari sebelum Hari Kartini, bertempat di Kathleen Syme Library.

Adapun talk show dipimpin oleh Mikaylie Page dan Adelaide Pope dari ASEAN-Australia Strategic Youth Partnership (AASYP), Yacinta Kurniasih dari Monash University, dan Rima Sindusita dari KJRI Melbourne.  Jalannya diskusi dibuka dengan perjalanan hidup dari setiap pembicara, dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dan networking dengan para hadirin.

Dalam pemaparannya, Rima mendiskusikan privilege yang ada dalam masyarakat. Menurutnya, penting bagi orang untuk menyadari dan memanfaatkan posisi mereka dalam masyarakat. Terkait Kartini, Rima mendiskusikan Kartini yang sadar akan posisinya dan menggunakan posisi tersebut untuk berdialog dengan pemerintah Belanda mengenai pentingnya pendidikan bagi kaum wanita. Selain itu, Rima dan pembicara lain menilai wanita sering kali harus mengekang ekspresi diri mereka agar tidak digubris oleh kaum pria.

Hal senada juga disampaikan oleh Mikaylie dan Adelaide. Keduanya menceritakan pengalaman mereka masing-masing sebagai satu-satunya wanita dalam dunia mereka. Mikaylie adalah satu-satunya wanita yang tidak bekerja sebagai resepsionis dalam sebuah firma hukum di Singapura, sementara Adelaide adalah satu-satunya mahasiswa ekonomi perempuan dalam sebuah universitas di Malaysia. Dari pengalaman ini, keduanya mengamini pernyataan Rima mengenai menjaga ekspresi diri dan tidak terbawa emosi, bahkan dalam situasi yang kurang ideal.

Sementara itu, Yacinta Kurniasih yang merupakan seorang dosen di Monash University menjelaskan sebuah prinsip yang kerap ia ajarkan ke mahasiswanya: mencari kata kunci yang mendefinisikan diri mereka.

Menurutnya, dengan mengetahui kata kunci diri, para mahasiswa dapat memahami sejumlah hal dengan lebih baik: diri mereka, apa yang mereka mau, apa yang mereka butuhkan, dan bagaimana semua hal ini dapat menjadi nilai lebih dalam kehidupan. Dalam konteks talk show ini, prinsip ini berlaku terhadap wanita dalam peran kepemimpinan. Prinsip mengenal kata kunci juga berlaku dalam hubungan interpersonal. Dengan mengetahui kata kunci rekan kerja, seorang wanita bisa memahami pola pikir dan berempati dengan lebih baik.  

Selain itu, Yacinta juga menjelaskan tiga kebiasaan yang ia beri istilah “tiga dewi kehidupan”: Dewi Membaca (Goddess of Reading), Dewi Berpikir (Goddess of Thinking), dan Dewi Menulis (Goddess of Writing). Menurutnya, ketiga kebiasaan ini harus dimiliki dalam hidup karena mereka memicu otak untuk terus berkembang dan menciptakan gagasan dan solusi baru.

Dalam sesi networking setelah talk show, rasa antusiasme nampak dalam ke-40 hadirin yang hadir, dimana sejumlah hadirin menanyakan kapan acara selanjutnya diadakan. Menurut Angus Baranikow selaku Presiden AIYA Victoria, acara ini merupakan acara yang istimewa.

“Mendengar para pembicara menceritakan perjalanan personal dan profesional mereka, usaha dan tekad yang diperlukan wanita untuk masuk dan dihormati dalam lingkungan kerja yang didominasi laki-laki tidak dapat diremehkan. Sebagai seorang pria, saya merasa penting bagi kita untuk mendukung acara seperti ini untuk memperkuat pemahaman mengenai posisi kita dalam isu ini, sehingga kita bisa mendukung rekan kerja wanita kita dalam masyarakat.”

Selain itu, Angus menyampaikan AIYA Victoria berencana untuk mengadakan acara profesional seperti talk show ini untuk ke depannya.

“Saya berharap organisasi lain dan panitia periode berikutnya terus mendukung acara penting seperti ini dan mewadahi wanita hebat kita untuk mengekspresikan diri mereka.”

Teks dan foto: AIYA Victoria