FILOSOFI KOPI 2: Secangkir Kopi Baru yang Menambah Citarasa

Para penggemar Filosofi Kopi kali ini pasti sumringah – pasalnya, Ben dan Jody kembali hadir menghibur penonton dengan kisah persahabatan yang tak kalah kental dan kisah perjuangan bisnis yang tak kalah menarik dari sekuel pertama. Dihadirkan oleh Bioskop.com.au, Sabtu, 26 Agustus 2017 lalu, tim OZIP meliput serunya pemutaran film Filosofi Kopi 2 di HOYTS Melbourne Central yang sore itu nampak ramai pengunjung Indonesia.

Berawal dari cerita pendek, Filosofi Kopi berkembang menjadi secangkir kopi dan brand bisnis yang meraup ramai pengunjung dan menginspirasi banyak lapisan masyarakat akan makna sebuah kopi dan serunya menggarap bisnis. Berapa banyak ya dari pembaca OZIP yang pernah tergugah untuk menggarap bisnis, karena kehadiran Filosofi Kopi?

Dewi Lestari sekali lagi menyuguhkan elemen cerita yang menarik. Kali ini, Filosofi Kopi 2 menceritakan bagaimana bisnis yang melegenda ini kembali dihidupkan di kota asalnya, Jakarta, dan dikembangkan dengan skala yang lebih besar – bukan hanya ekspansi ke Yogyakarta, tetapi juga ekspansi menu kopi. Di sepanjang cerita, penonton akan dikejutkan dengan kehadiran tokoh baru dan hubungan mereka yang sedikit rumit (namun membuat sekuel kedua ini lebih hidup), pertengkaran sengit Ben dan Jody yang sangat klimaks, serta, jangan lupa – kehadiran kopi baru yang menambah cita rasa Filosofi Kopi selain dua kopi andalan,Tiwus dan Perfecto.

“Alur ceritanya tidak tertebak, dan pesannya sangat bagus,” ungkap Fea, mahasiswa PhD University of Melbourne setelah usai menonton Filosofi Kopi 2 bersama sahabatnya Lilis. “Saya berharap film Indonesia jangan melulu tentang romansa. Film ini memang nampak biasa, tapi banyak elemen yang terbungkus dengan menarik sehingga menjadi cerita yang luar biasa,” tutur Lilis, “Adegan di kebun kopi misalnya yang sangat mengobati rindu, mengingatkan kita akan autentiknya alam Indonesia.”

Rosanne Wouter, mahasiswa master University of Melbourne yang berasal dari Belanda juga nampak ikut meramaikan pemutaran film sore itu. “I think Indonesians are really thoughtful in the way they live their life, and this movie has perfectly pictured the culture in a modern setting. Dramatic, funny, creative, passionate – I love all the plot, it made me want to check out the first sequel,” ungkap Rosanne.

Ya, memang banyak dialog yang penuh makna yang bisa kita temukan dari sekuel Filosofi Kopi kali ini – eksplorasi karakter, chemistry antar tokoh, serta guyonan lucu yang terselip di sepanjang cerita juga membuat konflik terasa lebih ringan dan cerita lebih menghibur. Karena bagaimanapun, bagi Ben dan Jody, “Bikin kopi itu meditasi, bukan matematika.”

Syafira Amadea