Sri Asih – Debut Baik Pahlawan Wanita Bumilangit

Rilis: 2022

Durasi: 135 menit

IMDb: 6.2 / 10

Tidak beda jauh dengan raksasa film superhero Hollywood seperti Marvel dan DC, Jagat Sinema Bumilangit (BCU) juga memiliki segudang kisah pahlawan wanita yang seru dan inspiratif. Mulai dari Virgo yang bisa membasmi kejahatan dengan menembakkan pijaran cahaya sampai Tira yang menguasai berbagai ilmu bela diri, masih banyak ruang yang bisa dieksplor BCU untuk membawa pustaka komik superhero tanah air ke layar lebar.

Berbeda dengan Marvel Cinematic Universe (MCU) atau DC Universe (DCU) yang butuh waktu untuk mengadaptasi pahlawan wanita mereka ke dalam film tunggal, BCU seakan langsung “tancap gas” dengan film kedua mereka yang sudah mengangkat kisah tunggal pahlawan wanita. Film itu adalah Sri Asih yang dipimpin oleh Pevita Pearce.

Sri Asih mengisahkan Alana (Pevita Pearce), seorang gadis yang terpisah dari orang tuanya sejak kecil. Setelah beberapa tahun tinggal di panti asuhan, Alana diadopsi oleh seorang wanita kaya bernama Sarita Hamzah (Jenny Zhang) yang melatihnya menjadi seorang petarung bela diri campuran. Setelah kegiatannya sebagai seorang petarung menjerumuskannya ke dalam sebuah konspirasi, Alana menguak kenyataan tentang dirinya: ia adalah titisan dari garis keturunan pahlawan wanita bernama Sri Asih yang dikaruniai kekuatan super dari Dewi Asih. Di saat yang bersamaaan, Alana juga harus berhadapan dengan keluarga konglomerat Prayogo Adinegara (Surya Saputra) yang korup dan angkuh.

Sedari awal film, karakter Alana mudah untuk disukai oleh penonton berkat sifatnya yang tangguh dan percaya diri, dibawakan dengan sangat meyakinkan dengan Pevita Pearce. Di saat yang bersamaan, Alana juga memiliki penokohan yang seimbang: ia memiliki kelemahan fatal, yaitu kesulitannya mengendalikan amarah yang kerap membuatnya tertimpa masalah. Awal film Sri Asih mengeksplor aspek kelemahan ini dengan seksama, dimana penonton disuguhkan amarah Alana dalam skenario yang berbeda-beda. Deretan adegan ini merupakan awal yang balik dalam perkembangan karakter Alana sekaligus memberitahu penonton musuh terbesar Alana di samping tokoh antagonis film: dirinya sendiri.

Namun, menuju ke tengah-tengah film, kisah di sekitar Alana sedikit kesulitan untuk menyampaikan kisah heroik Alana. Setelah Alana bertemu dengan Kala (Dimas Anggara) dan menguak masa lalunya, film Sri Asih menjadi terbebani dengan berbagai macam eksposisi. Eksposisi mengenai masa lalu Alana, asal-usul Sri Asih, sejarah Sri Asih, hubungan Sri Asih dengan Dewi Api dan Dewi Asih, dan peran Roh Setan. Meskipun semua ini informasi penting, sayangnya segmen ini memperlambat momentum film yang sebenarnya sedang naik, sehingga laju pengisahan menjadi tidak merata.

Meskipun sedikit tersendat di tengah, klimaks Sri Asih menjadi akhir perkembangan karakter yang cukup memuaskan untuk Alana. Pada akhirnya, Alana mampu melawan kelemahan dalam dirinya dan menjadi pahlawan yang dibutuhkan oleh orang di sekitarnya. Namun dalam kemenangannya melawan dirinya, nampak bahwa kekuatan Alana mengalami banting setir yang menyebabkan dirinya menjadi kelewat kuat. Akibatnya, konklusi pertarungan Alana melawan antagonis film menjadi antiklimaktik karena dinamika kekuatan yang berat sebelah. Terlepas dari maju-mundur satu langkah ini, kesimpulan film tetap tersampaikan dengan cukup baik: berkat kemenangan atas dirinya sendiri, Alana menjelma menjadi pahlawan.

Setidaknya adegan aksi Sri Asih tidak mengecewakan. Meskipun efek grafis komputer Indonesia belum setingkat film Marvel, film besutan Upi Avianto ini masih mampu menyampaikan kekuatan Alana yang dahsyat—seringkali dipadukan dengan satu-dua catchphrase menyentil dari Pevita Pearce. Pengarahan aksi dalam film ini juga patut diacungi jempol berkat koreografi rapi dan permainan kamera yang bersih.

Akhir kata, meskipun Sri Asih bukanlah film superhero—ataupun superhero wanita—yang sempurna, film ini tetap mampu menyampaikan kisah srikandi yang memikat dan bisa dipercaya. Meskipun alur kisah film terkadang kesulitan dalam menyampaikan sisi heroik Sri Asih, setidaknya ada penampilan Pevita Pearce dan penokohan sang protagonis dalam film yang mengingatkan penonton bahwa Sri Asih adalah sosok wanita yang hebat.

Rating OZIP: 7.7/10

Teks: Jason Ngagianto 

Foto: IMDb