WISE Melbourne bersama S2MC (Suhana Lim Melbourne Miànxiàng Club) mengadakan perhelatan untuk acara makan bakcang bersama plus festival miànxiàng (face analysis).
S2MC ialah klub untuk perbincangan topik 面相 miànxiàng (face analysis) untuk siswa/i kelas-kelas miànxiàng oleh Suhana Lim; terbuka pula untuk teman-teman yang berminat dan tertarik untuk belajar, membahas seputar topik face analysis.
Dingin nya winter ditambah on-and-off gerimis halus tidak bisa mengurangi kemeriahan serta keseruan acara di PBK Noodles Clayton pada hari Sabtu (8/6/2024).
Dalam tahun sebelumnya, kegiatan dalam perayaan makan bakcang (Duanwujie) antara lain ialah lomba perahu naga dan mandi tengah hari. Ini terkait dengan kondisi cuaca pada saat Duanwujie yakni musim panas. Jadi aktivitas-aktivitas yang sifatnya terkait dengan air. Analogi nya kita “main air” guna meredakan efek panasnya cuaca dan rasa gerah!
Festival makan bakcang disebut pula sebagai “Duanyangjie” yang artinya “Double Yang Festival“. Ini karena diadakan pada periode musim panas (summer) dimana kondisi cuaca adalah yang terpanas dalam satu tahun; sikon dimana aneka serangga lebih aktif. Pada tempo dulu, masyarakat kerap menggantung dedaunan di depan pintu rumah mereka. Ini untuk menghalau serangan aneka serangga bahkan hewan beracun seperti ular, kalajengking, kelabang, kadal, dan laba-laba. Jadi kalau padanannya di era sekarang adalah menyiapkan insect repellant di depan rumah!
Di awal acara, Michael menjelaskan bahwa pengertian umum “bakcang”, atau “zongzi” dalam istilah Chinese, adalah “beras atau beras ketan yang dibungkus dengan daun bambu”. “Rouzong” atau “Zong” adalah sebutan lain untuk bakcang. Variasinya bermacam-macam, ada yang manis seperti kweecang atau kicang – yaitu terbuat dari beras ketan dan disantap dengan air gula. Yang asin pun ada beberapa, seperti versi Hakka – diisi daging cincang dan terbuat dari beras. Ada juga bakcang Hokkien yang menggunakan beras ketan dan berisi daging-daging bongkahan dan jamur siongku (shitake). Bakcang Konghu (Cantonese) yang menambahkan telur asin di dalam isiannya, versi Tiociu ada tausa (kacang hijau) paste didalamnya. Di Indonesia, ada pula bakcang gaya Peranakan (Kiau Seng); yang biasanya berisi daging cincang dan terkadang ditambahkan sepotong cabai segar.
Selanjutnya Suhana Lim menambahkan dengan informasi bahwa dari bentuk nya yang segitiga bermakna filosofi “Trinitas” Langit (Tian) ~ Manusia (Ren) ~ Bumi (Di). Dan setiap sudut dari bakcang pun terkandung nasehat luhur.
Sudut pertama berarti 知足; zhīzú (be content) mengingatkan kita untuk merasa cukup dengan apa yang dimiliki, jadi orang tidak boleh serakah. Sudut kedua adalah 感恩; gǎn’ēn (be grateful) atau bersyukur. Artinya bisa menghindari i iri dan sirik dengan apa pun yang dimiliki sesamanya. Sedangkan sudut ketiga berarti 善解; shan jie (be understanding), maksudnya harus bisa memiliki empati dan simpati, menilai sesamanya dari sisi baik plus mengambil hikmah positif dari aneka peristiwa (termasuk kejadian buruk) dalam hidup. Sisi terakhir dari bakcang yakni sisi keempat adalah 抱荣; bào róng (be loving) yang berarti bisa merangkul orang lain. Ini dimaksudkan supaya kita mampu mengembangkan cinta kasih (metta) terhadap sesama manusia.
Acara diteruskan dengan bersama-sama menikmati bakcang sembari kongkow sarat canda tawa. Setelah perut terisi, sesi selanjutnya tidak kalah menarik: festival miànxiàng (face analysis), dimana ada undian untuk dianalisa wajahnya bagi semua peserta yang hadir. Terpilih beberapa teman yang secara bergantian dianalisa oleh Suhana. Bukan sekedar menganalisa, Suhana menjelaskan pula beberapa pelajaran ilmu analisa wajah serta tips melakukan analisa wajah. Semua wawasan yang berbobot tadi disampaikan dengan gaya khas Suhana, yakni diselingi witty jokes yang mengundang tawa peserta.
Bakcang bukan sajian satu-satunya dalam acara, masih ada pangsit goreng dan kacang hijau. Ada pula jeruk serta cemilan lainnya yang membuat acara jadi lebih yummylicious!
Di penghujung acara, Suhana memberikan bonus kejutan bagi semua peserta, dimana mereka diminta untuk membuka alas kaki. Satu persatu kedua telapak kaki peserta dianalisa dengan memakai ilmu psychosomatic yang juga dikuasai oleh Suhana. Mayoritas peserta merasa kaget karena mereka belum pernah mengetahui apalagi melihat ada pihak yang melakukan analisa telapak kaki! Tentu saja kejutan ini nampak sebagai a pleasant surprise!
Tiga jam sudah berjalan saat acara berakhir. Sebagian peserta parting ways, sebagian lagi masih terus stay untuk melanjutkan obrolan dalam suasana yang seru dan friendly!
Sampai jumpa di aktivitas dan acara-acara mendatang yang diadakan oleh WISE, Melbourne Feng Shui, dan atau S2MC. Cheers!
Teks: Suhana Lim
Foto: S2MC