Squid Game Permainan Tradisional Bertiketkan Nyawa

Squid Game yang hype-nya mendunia sejatinya adalah serial sederhana. Menyentil isu sosial yang ada di masyarakat dan mengawinkannya dengan permainan tradisional Korea adalah inti cerita dari serial besutan Netflix ini. Namun, tidak sesederhana konfliknya, Hwang Dong-hyuk yang duduk di bangku sutradara setidaknya butuh 10 tahun untuk merampungkan naskah Squid Game untuk akhirnya tayang perdana pada 17 September silam. Kerja keras sutradara The Fortress dan Silenced ini tidak sia-sia karena Squid Game berhasil merajai tangga Netflix di berbagai negara. 

Realistis, begitu kesan yang diberikan Squid Game dengan ragam manusia di dalamnya. Squid Game rupanya berhasil mengejawantahkan manusia dalam warna yang sebenar-benarnya, tidak seutuhnya putih atau sepenuhnya hitam. Penonton dibawa untuk menilik sifat-sifat manusia yang polos, licik, egois, tamak, dan naif sesuai kondisi yang dihadapi. 

Bukan drama korea namanya tanpa plot twist yang apik. Seolah seperti mengupas bawang merah, selalu ada plot twist demi plot twist di tiap episode-nya yang sukses membuat tercengang. 

Kisah ini dimulai dari tokoh utama kita, Ki-hoon, pria 40 tahunan yang juga seorang pengangguran yang dihadapkan pada kebingungan untuk memberikan hadiah di hari ulang tahun putrinya yang diperankan secara apik oleh aktor veteran Lee Jung-jae. Hobi berjudi kuda sehingga ditinggalkan oleh istri dan kini bergantung hidup dari ibunya yang seorang pedagang sayur keliling, membuat penokohon Ki-hoon yang seorang protagonist rasanya begitu sulit untuk dicintai di awal cerita.

Ki-hoon dengan segala problematika kehidupannya yang bermuara pada “uang”, dipertemukan dengan Salesman (Gong-yoo) di stasiun kereta yang menawarinya bermain Ddakji, permainan membalik kertas lipat dengan diiming-imingi imbalan uang jika menang. Di akhir temu, sebuah kartu “undangan” dengan nomor telepon diberikan Salesman pada Ki-hoon. Keanehan yang terjadi dalam semalam, sempat membuat Ki-hoon sulit mencerna apa yang sedang terjadi. Sampai pada akhirnya, kemalangan demi kemalangan yang menghantuinya seolah memberi restu bagi Ki-hoon untuk menelepon nomor di kartu nama itu. Di sinilah Squid Game resmi dimulai.

Dibuat tidak sadar selama menuju “asrama” Squid Game, Ki-hoon terbangun kebingungan dengan seragam hijau bernomorkan 456 di atas bunk bed di ruangan serupa aula yang sangat besar. Tidak sendiri, di ruangan itu terdapat 455 pemain lain yang juga memiliki masalah finansial sepertinya. Salah satu yang dikenal Ki-hoon adalah Sang-woo (Park Hae-soo), tetangga kebanggaan kampungnya yang rupanya sedang terlilit hutang.

Di tengah kebingungan, para penjaga yang berpakaian seragam merah muda dan memakai topeng masuk untuk menerangkan permainan. Sederhananya, 456 peserta Squid Game akan memperebutkan 45.6 miliar won dengan melewati 6 permainan tradisional: Lampu Merah Lampu Hijau, Gulali, Tarik Tambang, Kelereng, Menyebrangi Pijakan Kaca, dan yang terakhir, Permainan Cumi-Cumi yang diambil sebagai nama serial ini. Tidak ada yang menyadari pada awalnya, kalau uang hadiah dihargai sebagai nilai tukar nyawa masing-masing peserta. Permainan anak-anak yang sejatinya menyenangkan, berubah menjadi teror mencekam dalam semalam. 

Hadirnya tokoh Ali yang merupakan imigran Pakistan, Saet-byeol (Jung Ho-yeon) yang merupakan pelarian dari Korea Utara, dan juga Jun-ho (Wi Ha-Joon) seorang polisi yang menyelinap menjadi pencuri perhatian dalam serial ini. Tidak lupa Kakek Il-nam, peserta dengan nomor 001 yang memainkan peran penting seiring dengan pertambahan episode, yang diperankan dengan sangat baik oleh aktor Oh Young-soo.

Meski cerita berputar di Ki-hoon, Squid Game yang terbagi dalam 9 episode ini terkesan cukup adil dalam memberikan porsi cerita untuk masing-masing karakter utamanya. Menyelami latar belakang karakter demi karakternya dengan problematikanya masing-masing membuat penonton sulit memilih untuk memihak siapa yang pantas untuk menjadi pemenang. 

Tentu alur cerita yang apik adalah salah satu daya tarik Squid Game. Meski demikan, suasana ceria khas anak-anak dengan warna-warna pastel yang cerah di beberapa tempat dan juga megahnya setting lokasi patut mendapat standing ovation. Jika cukup jeli, OZIPmates akan menemukan beberapa petunjuk yang tersebar di berbagai adegan dalam serial ini.

Memang, ide dari cerita ini bukanlah hal baru. Namun, tidak seperti drama serupa seperti Alice in Borderland dan As the Gods Will, Squid Game terkesan lebih “manis” dan mampu menyentuh sisi humanis. Tangan dingin Hwang Dong-hyuk rupanya mampu untuk mengemas permainan tradisional Korea ke dalam series dengan 9 episode yang menegangkan sekaligus memilukan ini. 

Rating: 8/10

Teks: Mutia Putri

Foto: Berbagai sumber