Dune Part 2  – Kisah Epik di Samudera Pasir

Rilis: 2024

Durasi: 165 menit

Rotten Tomatoes: 93%

Dune Part 2 merupakan lanjutan dari film Dune yang dirilis tahun 2021. Kedua film ini mengadaptasi sumber yang sama, yaitu novel Dune (1965) karangan Frank Herbert. Meskipun film Dune yang pertama mendapat cukup banyak perhatian dari publik terutama penyuka genre sains fiksi, nampaknya rilis Dune Part 2 menghasilkan ‘ledakan’ dalam dunia perfilman. Hal ini terbukti dari Dune Part 2 yang mampu menjadi film terlaris tahun 2024 dengan pendapatan lebih dari $500 juta di seluruh dunia. Mengapa demikian? Dari mana asal kehebohan untuk film ini?

Dune Part 2 mengisahkan petualangan Paul Atreides (Timothée Chalamet) dan ibunya Jessica (Rebecca Ferguson) dari House (keluarga bangsawan) Atreides dalam memerangi House Harkonnen yang dikepalai oleh Baron Vladimir Harkonnen (Stellan Skarsgård) yang berniat menguasai komoditas spice (rerempahan) dalam Planet Arrakis. Setelah peristiwa film sebelumnya, Paul dan Jessica kini bersekutu dengan penduduk asli Arrakis yang dikenal dengan Fremen, yang dipimpin oleh Stilgar (Javier Bardem). Di sisi lain, Baron Harkonnen mengutus keponakannya yang bernama Feyd-Rautha (Austin Butler) untuk memimpin House Harkonnen dalam membasmi House Atreides.

Kehidupan baru Paul dan Jessica dipenuhi dengan berbagai dinamika. Sebagai warga kelas atas yang tinggal di luar budaya kelompok Fremen, mereka kerap menemukan penolakan dari kalangan Fremen. Di saat yang bersamaan, seorang pejuang Fremen bernama Chani (Zendaya) nampak menaruh perhatian lebih terhadap Paul, meskipun teman-temannya jelas menolak keberadaan pria tersebut.

Interaksi antarbudaya fiktif inilah yang menjadi salah satu pembentuk utama Dune Part 2. Berkat penampilan gemilang dari jajaran cast utama terutama Chalamet, Ferguson, dan Butler, para tokoh beserta motivasi mereka terasa nyata dan bisa dipercaya. Mulai dari konflik batin Paul, ambisi terselubung Jessica, hingga kebengisan Feyd-Rautha, tidak bisa dipungkiri bahwa momen tokoh dan dialog menjadi salah satu titik kuat Dune Part 2. Momen-momen inilah yang membuat alur film tetap menarik di tengah laju film yang cukup lambat.

Namun, film ini tidak hanya berhasil dari segi penyampaian cerita. Sebagai sebuah film sains fiksi epik, pengisahan dalam Dune Part 2 menuntut tata sinema serta efek visual yang canggih—dan benar saja, Dune Part 2 berhasil melakukannya dengan baik. Sinematografi apik dan indah mampu menggambarkan kesan megah, bahkan agak ‘ilahi’ terhadap para tokoh dalam film ini. Keapikan para tokoh tersebut dipadukan dengan penggambaran lautan pasir Planet Arrakis yang akrab, namun di saat yang bersamaan aneh dan asing. Belum lagi penokohan House Harkonnen yang mampu menarik perasaan resah dari para penonton berkat efek visual yang kreatif dan imajinatif, atau interpretasi visual terhadap makhluk raksasa sandworm yang terlihat sangat nyata. Pada intinya, bila ada kekurangan dalam Dune Part 2, kekurangan tersebut tidak akan ditemui pada aspek visual film ini.

Di sisi lain, Dune Part 2 adalah film dengan durasi yang panjang. Durasi panjang tersebut tentunya memperbolehkan sineas Denis Villeneuve menceritakan kisah epik Dune sebagaimana mestinya tanpa batasan waktu. Namun di saat bersamaan, laju film kerap kali menjadi lambat dan bisa melepaskan penonton dari jalan cerita film. Sebagai contoh, di tengah film terdapat teknik pengisahan muncul secara berulang, yang menyebabkan pemetaan jalan cerita menjadi kurang efektif. Untungnya, kekurangan ini diimbangi dengan kecanggihan film dalam penyuguhan efek visual dan tata sinema.

Secara keseluruhan, Dune Part 2 adalah sebuah presentasi yang bisa memanjakan mata penontonnya, dilengkapi dengan cerita epik yang sarat akan penampilan apik. Tentu saja di sisi lain, laju film ini belum tentu bisa dinikmati oleh semua orang. Namun tidak bisa dipungkiri, durasi 2 jam 45 menit film ini menyimpan sebuah tayangan tiada dua dalam lanskap dunia perfilman modern.

Rating: 8.5 / 10

Teks: Jason Ngagianto

Foto: IMDb