Gelaran musik tahunan Soundsekerta kembali dihadirkan di Melbourne oleh Persatuan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) Monash tahun ini. Setelah vakum selama tiga tahun karena kondisi pandemi, Soundsekerta 2022 disambut dengan antusias oleh masyarakat Indonesia di Melbourne yang sudah rindu dengan suasana konser music offline. Mereka rela datang lebih awal untuk mengantri masuk ke Melbourne Town Hall pada Rabu (23/11/2022) untuk menonton dan menyanyi bersama musisi tanah air. Tidak tanggung-tanggung, Tulus dan Vierratale diterbangkan langsung dari Indonesia oleh PPIA Monash untuk menghibur para penonton yang hadir dengan lagu-lagu hits andalan mereka.
Satu hari sebelum Soundsekerta digelar yakni Selasa (22/11/2022), Tulus dan Vierra, tampak hadir dalam acara konferensi pers di Wisma Indonesia, Brighton, Melbourne. Bapak Kuncoro Giri Waseso selaku Konsul Jenderal RI untuk Victoria dan Tasmania menyambut ramah kehadiran para musisi tersebut dan menemani mereka berbincang santai yang disiarkan secara langsung dalam kanal Youtube KJRI Melbourne dan Soundsekerta. Di tengah-tengah obrolan, para pengisi acara musik Soundsekerta tersebut berkenan menjawab pertanyaan dari awak media yang hadir.
Tulus merasa senang dapat kembali menjadi pengisi acara di Soundsekerta 2022 setelah lama tidak menghibur masyarakat kota Melbourne karena ditutupnya perbatasan internasional Australia. Kondisi pandemi memang mempengaruhi dirinya, utamanya dalam kaitannya dengan proses kreatif sebagai musisi dalam industri musik. Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat itu mengaku harus mempercepat proses adaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada sehingga meskipun ada keterbatasan jarak dan tempat, pengerjaan album terbaru Tulus tetap dapat diselesaikan. Sedangkan sebagai penulis lagu, apapun kondisi yang terjadi di dunia ia tetap harus menjaga sensitivitas untuk bisa mengambil inspirasi untuk diceritakan dan ditulis dalam sebuah karya.
Tulus sendiri belum lama ini dinobatkan sebagai musisi Indonesia dengan pendengar terbanyak dengan lagu dan album paling top berdasarkan siaran resmi Spotify Wrapped 2022. Untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir, penyanyi Indonesia unggul dari artis-artis internasional. Dari 456 juta pendengar di seluruh dunia, lagu andalannya di album Manusia yakni “Hati-hati di Jalan” menjadi lagu lokal terlama yang menempati posisi teratas di tangga lagu mingguan Top 50 Indonesia.
Maka sudah bisa diduga, jika Tulus berhasil membuat Melbourne Town Hall bergemuruh pada Rabu malam. Ia membawakan lagu-lagu favorit dari album pertama sampai terakhir miliknya. Teman Tulus, sebutan untuk penggemarnya, ikut bernyanyi mendendangkan lagu “Sewindu”, “Jangan Cintai Aku Apa Adanya”, “Ruang Sendiri”, “Monokrom”, “Nala”, “Diri”, “Kelana”, “Satu Kali”, “Hati-hati di Jalan”, dan beberapa lagu lain yang dibawakan secara medley.
Bintang tamu lain yang juga hadir di Soundsekerta 2022 adalah Vierratale. Grup musik yang digawangi oleh Kevin Aprilio, Widi, dan Raka ini bercerita di hadapan awak media saat konferensi pers bahwa ini kali pertama mereka bernyanyi di luar negeri. Mereka merasa senang dapat diberi kesempatan untuk bernyanyi menghibur masyarakat Indonesia di Melbourne oleh PPIA Monash.
Tema yang diusung oleh Soundsekerta tahun ini adalah “The Sounds of Z”. Huruf “Z” sendiri disini mengacu pada generasi Z atau zoomers yang lahir pada rentang tahun 1996 sampai dengan tahun 2012 menurut Generation Theory yang dikemukakan oleh Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall (2004). Generasi Z adalah mereka yang sejak kecil telah mengenal dan akrab dengan teknologi sehingga dalam pilihan musik pun generasi ini lebih beragam karena kemudahan akses terhadap platform musik yang mereka miliki.
Vierratale lahir di tahun 2008 dan lagu-lagu mereka telah melekat di kalangan generasi Z. Para penonton yang hadir dalam Soundsekerta tampak hanyut dalam lagu-lagu yang dibawakan Vierratale seperti “Seandainya”, “Perih”, “Jadi yang Kuinginkan”, “Rasa Ini”, “Terlalu Lama”, “Dengarkan Curhatku”, dan sebagainya.
Kevin sendiri mengaku bahwa sebagai musisi ia juga masih harus banyak belajar, tapi lagu-lagu autentik yang Vierratale bawakan mampu membuat grup musiknya dapat diterima oleh banyak kalangan dan bisa bertahan hingga saat ini. Autentik disini bukan hanya beda dari grup musik lain, tapi juga orisinil dan memiliki ciri khas yang unik seperti suara sang vokalis yang telah melekat di hati penikmat musik, seperti karakter bermain piano Kevin atau gitar Raka yang menjadi pemanis dalam lagu. Perpaduan ini kemudian menciptakan Vierratale dengan warna musik yang berbeda dan menambah keragaman lagu Indonesia.
Teks: Nurfita Kusuma Dewi
Foto: Nurfita Kusuma Dewi & Victoria Winata