Catatan Najwa on Campus Goes to Melbourne

Siapa yang tak mengenal Mata Najwa? Program talkshow ternama di Indonesia yang ditayangkan setiap minggu di televisi dengan episode-episode yang sangat menarik.  Program ini telah berhasil mewawancari beberapa tokoh terkenal kelas wahid yang sulit ditemukan pada acara talkshow lainnya.  Dipandu oleh Najwa Shihab, seorang presenter yang berkarisma dan dikenal cerdas, lugas dan berani. Najwa memberikan pertanyaan-pertanyaan tajam, spontan, diluar dugaan yang sering kali dianggap provokatif mengupas permasalahan sampai ke akarnya. Namun pertanyaannya selalu didasarkan oleh riset yang kuat dan mewakili perasaan para penonton. Najwa mampu menguasai lawan bicaranya dan membuat pembahasan akan sebuah topik formal menjadi lebih renyah dan menggelitik. Hal inilah yang mencuri hati para penggemar setia acara talkshow ini, termasuk para millennial.

Dengan tujuan untuk memenuhi kerinduan para millennials dan juga penggemar lainnya, acara talkshow ini tidak semata dilaksanakan dari dalam studio televisi tertutup yang dihadiri oleh kalangan terbatas. Acara “Mata Najwa on Stage” atau yang juga dikenal dengan “Mata Najwa goes to Campus” hadir langsung kepada khalayak masyarakat umum di Melbourne. Acara ini dilakukan di berbagai universitas di Indonesia dan juga di luar negeri.

Mengikuti kesuksesan acara “Mata Najwa on Campus” di Belanda, kali ini kegiatan yang sama akan dilakukan di Melbourne, Australia pada hari Sabtu tanggal 6 Juli 2019 di Robert Blackwood Hall Monash University. “Learning to move on” menjadi topik utama dari acara talkshow ini guna membahas dan mengupas lebih dalam mengenai demokrasi Pemilu serentak 2019. Kondisi sosial masyarakat paska pemilihan umum tentunya sangat berbeda dan akan turut diangkat dalam talkshow ini. Dengan diusungnya tema ini, diharapkan masyarakat tidak lagi terpolarisasi dalam situasi politik yang berbeda, melainkan mampu untuk move on bersama, sehingga dapat berkontribusi dan memandang Indonesia dengan tatapan masa depan.

Tiga narasumber utama dalam acara ini adalah: Ganjar Pranowo, S.H., M. IP, Yenny Wahid dan Yunarto Wijaya. Ganjar Pranowo adalah seorang politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang sejak Agustus 2013 menjabat sebgai Gubernur Jawa Tengah. Ganjar Pranowo menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum dari Universitas Gajah Mada (UGM), dan memulai karir politiknya beberapa tahun setelah lulus dari perguran tinggi.

Zannuba Ariffah Chafsoh, atau yang lebih dikenal dengan nama Yenny Wahid adalah aktifis islam dan politisi. Saat ini ia menjabat sebagai direktur The Wahid Institute, sebuah pusat riset islam yang didirikan oleh ayahnya, Abdurrahman Wahid, presiden ke-empat Indonesia.

Yunarto Wijaya, atau biasa dipanggil Toto adalah seorang scholar direktur eksekutif Charta Politica Indonesia, sebuah institusi konsultan politik di Indonesia. Beliau adalah pernah diundang sebagai pembicara di berbagai talkshow dan diskusi politik.

Untuk informasi lebih lanjut serta peluang kerjasama sponsorship mengenai Catatan Najwa yang akan diadakan di Monash University Clayton pada 6 Juli 2019, anda dapat menghubungi Indra (0452562181) dan Diana (0407506243).

Sekilas tentang LPDP Monash Comunity dan IDN Victoria

LPDP Monash Community adalah komunitas independen yang terdiri dari mahasiswa penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Republik Indonesia yang tengah melanjutkan studi di Monash University, Australia. Mahasiswa yang tergabung dalam LPDP Monash Community terdiri dari mahasiswa S2 dan S3 dari berbagai jurusan dan fakultas. Komunitas ini berfokus pada pengembangan minat, bakat, akademik dan sosial para anggotanya.

IDN (Indonesian Diaspora Network) Victoria merupakan jaringan independen yang berfokus pada pengembangan dan advokasi para diaspora Indonesia yang berada di Victoria, Australia. Selain itu, komunitas ini juga berperan sebagai penghubung kerjasama baik antar pemerintah maupun non-pemerintah kepada sesama diaspora dalam berbagai program.

Teks & foto: Diana Pratiwi