Menjelajah Dunia ala Mahasiswa

Jalan-jalan keluar negeri belakangan ini menjadi sangat populer di kalangan anak muda Indonesia, khususnya para millenial. Banyak dari mereka berlomba-lomba mengunjungi berbagai negara, selain untuk liburan, tentunya juga untuk mengisi feed media sosial, tidak terkecuali Adhi Rachman Prana dan Primatia Romana Wulandari. Bagaimana pengalaman mereka keliling dunia, dan apa sih esensi dari jalan-jalan bagi mereka? Simak kisah keduanya berikut ini.

Adhi dan Prima adalah penerima beasiswa Australia Awards yang berkuliah di University of Melbourne. Jika Adhi adalah mahasiswa Master of Development Studies, Prima sedang melanjutkan studi doctoral di School of Social and Political Sciences.

Kedua petualang muda yang sudah menjelajah ke berbagai negara di benua-benua di dunia ini aktif membagikan foto dan cerita perjalanan mereka melalui akun media sosial seperti Facebook dan Instagram. Namun, lebih dari itu, mereka memandang aktivitas traveling sebagai kesempatan memperluas wawasan serta ajang lebih mengenal diri sendiri. Mereka berdua meyakini bahwa perjalanan keliling dunia akan melatih kita untuk berani keluar dari zona nyaman, menjadi pribadi yang lebih percaya diri, mandiri, dan berpikiran terbuka dengan banyaknya kesempatan mengenal teman baru dari berbagai belahan dunia. Selain itu, traveling juga menambah pengetahuan terkait budaya, kuliner, bahasa, dan keyakinan yang ada di negara yang dikunjungi.

Kecintaan mereka terhadap traveling muncul sejak mereka masih SMA. Bagi Prima, momen itu dimulai ketika dia mulai bisa menabung dan mengendarai mobil dan sepeda motor. Sementara Adhi, memulai kisahnya sejak naik gunung berapi tertinggi di Jawa Barat, yaitu Gunung Ciremai. Sejak itu pula dia mulai mencintai gunung, menggemari fotografi dan traveling bersama teman-temannya. Traveling menjadi hobi bagi Adhi ketika dia sering mengikuti kompetisi antarsiswa baik tingkat provinsi maupun nasional mewakili sekolahnya, seperti Olimpiade Sains, yang membawanya mengunjungi berbagai daerah di Indonesia. Mengunjungi tempat-tempat baru merupakan pengalaman unik yang membuatnya ketagihan jalan-jalan.

Hingga saat ini, Adhi telah menginjakan kaki di 26 negara, termasuk seluruh negara ASEAN, Timor Leste, Australia, beberapa negara Asia Timur dan Asia Selatan, Russia, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, dan Amerika Serikat. Kemudian, sebagai bentuk kecintaannya terhadap tanah air, dalam usia 24 tahun Adhi telah berhasil menginjakkan kaki di 34 provinsi di Indonesia.

Sementara itu, Prima telah mengunjungi berbagai negera di empat benua, seperti Belanda, Belgia, Jerman, UK, Prancis, Spanyol, Italia, Czech, Switzerland, Romania, Portugal, dan Yunani di Eropa; Singapore, Malaysia, India, Kamboja, Cina, dan Jepang di Asia; Australia dan New Zealand; dan California, Mississipi, Louisiana, serta Alabama di Amerika.

Dari puluhan negara yang sudah mereka kunjungi, keduanya merasa kesulitan menentukan negara favorit masing-masing. Menurut Prima, setiap negara menyuguhkan hal yang berbeda dengan sisi positif dan negatifnya masing-masing. Namun pengalaman paling berkesan baginya adalah ketika melakukan roadtrip di Australia dari Darwin menuju Melbourne. “Banyak pengalaman berharga dan menantang di sepanjang perjalanan yang membuat saya merasakan the real outback experience!” ujarnya antusias.

Berbeda dengan Prima, Adhi merasa perjalanannya di India dan Nepal meninggalkan banyak kesan, khususnya di Jammu Kashmir. Jammu Kashmir merupakan daerah rawan konflik di utara India yang berbatasan dengan Pakistan dan Cina, namun keindahan alamnya sangat luar biasa. Perjalanan Adhi naik motor melintasi pegunungan dan the highest motorable road in the world di daerah ini membuatnya sempat sakit kepala karena altitude sickness, namun rasa sakit tersebut bisa segera terobati oleh pemandangan yang sangat indah dan mengesankan di sana. “India juga menarik dari sisi sosial. Sebagi negara berkembang dengan jumlah penduduk tertinggi kedua di dunia, India masih berusaha mengentaskan kemiskinan. Perbedaan kasta sangat terasa dan menarik untuk dipelajari. Arsitektur, sejarah, kuliner, keindahan alam dan landscape, semua bisa dinikmati di negara ini,” jelas Adhi.

Saat ditanya mengenai meningkatnya minat jalan-jalan ke luar negeri yang melanda anak muda Indonesia, Adhi dan Prima menyambutnya dengan positif. Adhi yakin bahwa traveling bukan sekadar sarana hiburan. “Kegiatan ini juga mengajarkan kita banyak hal, mulai dari kepercayaan diri, komunikasi, kemampuan memecahkan masalah, pemahaman antarbudaya, dan lain-lain,” katanya. Tidak sedikit orang yang memandang skeptis bahwa jalan-jalan hanya buang-buang uang saja, padahal sesungguhnya traveling bisa menjadi investasi. Misalnya, para traveller bisa menjadi kontributor majalah dan stasiun televisi.

“Masa-masa menjadi pelajar adalah periode yang tepat untuk merencanakan banyak perjalanan,” tutur Adhi. “Ketika saya sudah bekerja, saya hanya memiliki waktu 12 hari dalam setahun untuk berlibur. Sedangkan mahasiswa memiliki lebih banyak waktu,” sambungnya.

Adhi juga berbagi tips agar perjalanan bisa efektif dan terjangkau. “Rencanakanlah sejak jauh-jauh hari,” kata Adhi. Dengan merencanakan beberapa lama sebelum keberangatan, kita masih punya waktu untuk menabung, juga kesempatan mendapatkan promo tiket pesawat dan tour.

Untuk yang sudah mulai bekerja dan tidak punya waktu yang terlalu banyak untuk traveling, ada baiknya mengedepankan kualitas traveling, jangan hanya kuantitas, agar mendapat kepuasan maksimal. “Kenali diri kamu, bagaimana tipe dan cara traveling yang kamu inginkan, apakah ingin mengajak teman, pasangan, atau pergi sendiri, bentuk akomodasi apa yang paling tepat serta transportasi apa yang akan dipilih. Semua harus diketahui, karena tentu berbeda beda antara satu orang dengan yang lain,” jelas Adhi. “Jangan sampai pengalaman traveling terganggu akibat kita tidak menjadi diri sendiri.”

Apabila sudah memiliki motivasi kuat untuk traveling ke suatu tempat, selanjutnya adalah mematangkan perencanaan keuangan. Menyisihkan penghasilan adalah salah satu opsi yang harus dilakukan. Sementara, para pelajar yang belum berpenghasilan stabil tidak perlu khawatir karena liburan dan jalan-dajaln tidak perlu mahal dan tidak perlu jauh. Traveling adalah tentang menikmati perjalanan itu sendiri, bukan tentang semewah apa kita mengeluarkan uang. Bagi Anda yang memiliki dana terbatas, Anda bisa mencoba camping, hiking, atau bushwalking saja, dengan gaya backpacker tentunya.

Teks: Siti Mahdaria

Foto: dok. pribadi Adhi R. Prana dan Primatia R. Wulandari