CNY Gala Dinner – FAKTA, WISE, dan Makna Tradisi Imlek

Pada hari Minggu (18/02/2024), OZIP menghadiri acara Chinese New Year Gala Dinner yang diselenggarakan oleh WISE (Wise, Integrity, Smart, Education) Melbourne di restoran Tosaria, Rowville. Acara ini mempunyai dua tujuan utama, yaitu untuk merayakan Imlek bersama komunitas diaspora etnis Tionghoa dan non-Tionghoa di Australia dan untuk memperkenalkan FAKTA (Forum Aktual Kekerabatan Tionghoa Australia).

WISE merupakan institusi baru yang didirikan oleh Suhana Lim untuk memberi pendidikan tentang ancient Chinese wisdom kepada seluruh komunitas etnis Tionghoa, terutama generasi selanjutnya. Meskipun baru didirikan tahun lalu, WISE sudah mempunyai beberapa cabang di Indonesia dan Australia termasuk Kalimantan Barat, Jabodetabek, Melbourne, dan Sydney.

Sementara itu, FAKTA merupakan gagasan Suhana Lim dan Siauw Tiong Djin untuk menjadi wadah bagi diaspora etnis Tionghoa di Australia. Mereka ingin memperhatikan dan mendiskusikan masalah-masalah berkaitan dengan kaum tersebut, sekaligus bekerjasama dengan organisasi Tionghoa dan non-Tionghoa lainnya.

FAKTA ingin menunjukan keberagaman diaspora Tionghoa. “FAKTA terbuka dan ditujukan sebagai tempat berhimpunnya diaspora Tionghoa Indonesia apapun latar belakang dan “warna” ke-Tionghoaan-nya,” ungkap Suhana. “Apapun paham politik; Apapun keyakinan yang dianut; Apapun status sosial nya.”

Pada saat ini, FAKTA hanya merupakan sebuah forum di mana komunitas etnis Tionghoa dapat bertukar pikiran dan komunikasi mengenai berbagai isu, termasuk politik dan berita terkini. Inilah yang membedakan FAKTA dari WISE; FAKTA menyentuh isu-isu politik, sementara WISE lebih berfokus pada pengetahuan dan ilmu bangsa Tionghoa.

Suhana termotivasi untuk menciptakan FAKTA karena bagi dirinya, diaspora Indonesia di Melbourne kurang kompak dibandingkan diaspora lain, dan etnis Tionghoa asal Indonesia belum memiliki organisasinya sendiri di Melbourne. Maka dari itu, beliau mengharapkan FAKTA dapat menggabungkan diaspora Tionghoa dalam satu wadah supaya bisa menjalin kekerabatan dan kerjasama.

Untuk malam Gala Dinner, harapan utama WISE adalah mengadakan “satu kesempatan untuk bersama-sama merayakan tahun baru Imlek dalam kekeluargaan, sekaligus menjalin silaturahmi sesama. Karena mungkin ada sebagian banyak dari kita yang belum kenal”, begitu ungkap Suhana Lim.

Bagi Edward Suganda selaku ketua umum WISE Melbourne, perayaan Imlek juga memperkenalkan generasi muda kepada tradisi etnis Tionghoa. “Apalagi dengan kita belajar di budaya Barat pasti kan beda. Makanya kita ingin memperkenalkan ini juga.”

Suhana mengiyakan tujuan besar WISE tersebut. Ketika ditanya mengapa penting untuk generasi muda mempelajari budaya mereka, Suhana menjawab dengan antusias. “Karena kalau misalkan seorang individu nggak kenal asal-usulnya siapa dirinya, itu kan nggak bagus. Jadi istilahnya, kehilangan jati diri, lho. Dan itu penting.”

Edward menambahkan, “Kita harus kuat dengan akar kita, karena pohon tanpa akar itu tidak akan bisa tumbuh.”

Di acara tersebut, para hadirin merayakan Imlek dengan tradisi-tradisi Tionghoa termasuk makan yee sheng, sebuah salad yang berwarna-warni. Hadirin mengaduk yee sheng bersama dengan sumpit, dan mengangkat makanannya setinggi mungkin–semakin tinggi diangkat, semakin banyak keberuntungannya.

Selain menikmati makanan yang lezat dari Tosaria, para hadirin mempelajari makna dan sejarah di belakang perayaan Imlek, dan tradisi-tradisinya. Beberapa pembicara memberi presentasi dan penjelasan masing-masing. Tujuan utama dari presentasi ini adalah untuk memperkenalkan komunitas etnis Tionghoa kepada akar-akar mereka.

Antara lain, Suhana Lim mengungkapkan arti barongsai–beliau menjelaskan bahwa setiap barongsai mempunyai artinya sendiri, tergantung pada warnanya. Misalnya, barongsai hijau melambangkan kesehatan, dan jika kita ingin kesehatan lebih, kita akan memberi ang bao kepada barongsai tersebut.

Sementara itu, Siauw Tiong Djin menceritakan sejarah Imlek di Indonesia. Beliau menyoroti makna politik Imlek, yang dilarang oleh pemerintahan Suharto untuk lebih dari tiga dekade, sekaligus peran tokoh-tokoh Tionghoa dalam pembangunan tanah air Indonesia.

Tujuan inilah yang tercapai dengan diadakannya Chinese New Year Gala Dinner. Dengan segala ilmunya, penyelenggara WISE berbagi filosofi Tionghoa kepada saudara di Melbourne, termasuk yang non-Tionghoa. Beberapa hadirin non-Tionghoa, termasuk Konsul Jenderal RI untuk Victoria dan Tasmania Kuncoro Giri Waseso, ikut serta perayaan besar Imlek ini.

Ini juga merupakan salah satu upaya FAKTA, yaitu untuk mempererat hubungan antara orang Indonesia. Seperti dikatakan Edward dan Suhana, kerabat kita semua di Indonesia, jadi diaspora di sinilah yang menjadi keluarga terdekat kita.

Teks dan foto: Victoria Winata