Edukasi dan Hubungan Bilateral

Kolom Hendrarto Darudoyo#OZIP
Kolom Hendrarto Darudoyo.

Hendrarto Darudoyo

Peneliti & Penulis

 

Di kawasan Asia Tenggara, mereka yang lulusan Australia boleh dibilang paling banyak bisa ditemui di Indonesia. Semakin bertambah jumlahnya warga Indonesia yang kini, masih atau sempat menduduki berbagai jabatan strategis atau penting di pemerintahan, dunia bisnis dan universitas di Tanah Air. Sebut saja salah satu di antara mereka, yakni Boediono. Orang nomer dua RI ini sewaktu pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono adalah jebolan Monash University. Beberapa anggota kabinet Yudhoyono juga mengenyam pendidikan tinggi di Australia.

Sejauh ini, Australia telah lumayan sukses bersaing menggaet minat warga Indonesia dan negara-negara asing lain untuk memulai atau melanjutkan pendidikan tinggi disini. Sebagaimana banyak yang mungkin sudah tahu, Australia meraup pemasukan besar dari ekspor jasa edukasi. Berdasarkan data Biro Statistik Australia, periode 2009-2010 saja nilai ekspor jasa pendidikan negeri ini mencapai lebih dari AUD19 miliar. Tahun 2013, Indonesia adalah penyumbang mahasiswa internasional peringkat ketujuh bagi negeri kangguru dengan 13.300 orang Indonesia mengambil lebih dari 17.100 courses. Australia memang termasuk negara terfavorit bagi warga Indonesia yang hendak kuliah di luar nusantara.

 

Sementara itu, orang-orang Indonesia juga tercatat selaku penerima beasiswa untuk level graduate dari Australia yang terbanyak dibandingkan dengan kelompok penerima dari negara lainnya. Dari situs Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia dapat dilihat bahwa sebanyak hampir 4.400 warga Indonesia penerima program beasiswa pemerintah Australia antara 2007-2014.

 

Masih dari situs DFAT, para mahasiswa Australia sebaliknya menempatkan Indonesia di posisi kelima Asia sebagai tujuan mereka untuk memperoleh pengalaman kuliah internasional. Indonesia menjadi salah satu dari sekian negara pertama yang masuk sasaran New Colombo Plan, yaitu program pemerintah Australia yang mendorong anak-anak muda negeri ini menimba pengalaman kerja dan kuliah di Asia.

 

Sebagai bagian dari kebijakan luar negeri Australia, edukasi merupakan salah satu dari berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan pemahaman antara kedua bangsa. Data-data yang tersedia menunjukkan kuatnya hubungan edukasi antara Australia dan Indonesia selama ini. Dalam hal pemasukan dari perdagangan jasa edukasi dua arah, terlihat jelas belum berimbang alias masih sangat timpang, dalam artian duitnya lebih banyak mengalir kepada pihak Australia dibandingkan yang menuju Indonesia. Kurangnya ekspor jasa edukasi Indonesia tampaknya menyertai pula sedikitnya pemahaman warga Australia akan Indonesia.

 

Hendrarto Darudoyo#OZIP
Hendrarto Darudoyo.

Bagaimanapun, Australia dan Indonesia sama-sama berpeluang menambah porsi perdagangan jasa edukasi dua arah antara kedua negara. Australia sendiri bisa mengharapkan lebih dari sekedar nilai ekonomis dari bertambahnya warga Indonesia yang memilih untuk berkuliah di sini. Para “didikan” Australia berpeluang untuk lebih berperan penting bagi hubungan bilateral antara kedua negara. Peningkatan hubungan edukasi bakal lebih merekatkan hubungan antara Australia dan Indonesia yang, seperti pernah diutarakan oleh seorang Menteri Luar Negeri Australia, bisa jadi paling signifikan namun kerap pula paling kisruh ketimbang hubungan Australia dengan negara-negara lain sesama ASEAN.