Dibalik Kemenangan Indonesia dan Eliminasi Empat Pertandingan Esports untuk SEA Games 2022

Timnas Indonesia baru saja menyelesaikan pertandingan Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) di babak Grand Final SEA Games 2022 dengan meraih medali perak dengan menduduki juara 2 esports MLBB di SEA Games 2022. Menurunkan masing-masing dua tim untuk PUBG dan FreeFire, Indonesia berhasil meraih masing-masing satu medali emas dan satu medali perak dalam dalam kedua game tersebut. Sementara untuk game CrossFire, Indonesia berhasil meraih satu perunggu. 

Secara keseluruhan torehan medali yang diraih oleh tim Indonesia jauh lebih banyak ketimbang SEA Games sebelumnya. Jika sebelumnya tim Indonesia hanya mampu meraih 2 medali perak, dalam ajang SEA Games 2022 tim Indonesia berhasil mendapatkan 2 medali emas, 3 medali perak, dan 1 medali perunggu.

Kemenangan ini merupakan sebuah prestasi yang layak diapresiasi dan menjadi pembuktian bahwa kini esports tidak hanya sebuah permainan hiburan, tetapi juga sebuah pertandingan olahraga dan bisa menjadi pilihan karir. Namun, dibalik kesuksesan perolehan medali Indonesia dalam cabang olahraga esports ini, ternyata ada hal menarik terjadi di masa pemilihan nomor pertandingan yang akan diikuti oleh Indonesia.

Dilansir dari Esports.id, Indonesia batal mengikuti empat nomor pertandingan esports pada ajang SEA Games 2022 di Hanoi, Vietnam. Keputusan ini diambil setelah adanya pengkajian ulang oleh tim review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON). Pengurangan kuota atlet disebutkan oleh Ketua tim review PPON, Prof. Dr. Moch. Asnawi karena beberapa hal, diantaranya tidak ada rekam jejak prestasi, tidak berpeluang meraih medali, dan memiliki permasalahan organisasi.

Empat nomor pertandingan esports yang batal diikuti diantaranya Arena of Valor (AOV), League of Legends (LOL) PC, League of Legends (LOL) Wild Rift nomor pria, dan League of Legends (LOL) Wild Rift nomor wanita. 

Ketua Pelatih Pelatnas Richard Permana mengaku sudah berusaha maksimal agar semua atlet dapat berangkat ke ajang SEA Games 2022. Namun, hingga saat ini telah dipastikan bahwa atlet yang gagal berangkat tidak dapat berangkat mandiri maupun dinegosiasi kembali.

Arya Jamil selaku Business Development FIGHT Esports Indonesia menyayangkan keputusan yang diambil tim review PPON, mengingat antusias masyarakat Indonesia terhadap beberapa gim yang dibatalkan tersebut cukup tinggi. “Bagi kami pegiat esports, keputusan ini tentu sangat disayangkan mengingat gim tersebut memiliki penonton yang cukup banyak di Indonesia,” ungkapnya.

Arya juga mempertanyakan transparansi atas keputusan yang dibuat “Sebenarnya mengapa bisa sampai terjadi pembatalan keberangkatan atlet? Saya harap pemerintah bisa lebih transparan karena banyak spekulasi yang beredar terkait kebijakan tersebut. Apakah tim esports yang dianggap tidak ada rekam jejak atau tidak berpeluang meraih medali? Atau seperti apa,kita tidak tahu jadinya. Saya pikir pegiat esports, khususnya atlet pada nomor pertandingan yang dibatalkan, berhak tahu alasannya,” tambah Arya.

Meski begitu, Arya berharap bahwa kejadian seperti ini tidak terulang lagi “Saya harap kedepannya hal-hal seperti ini dapat dihindari. Tentu saya sangat bersimpati kepada para atlet yang batal untuk tampil membela negara di ajang internasional, terutama mereka yang sudah melewati proses panjang dari tahapan seleksi hingga Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional). Semoga pemerintah bisa lebih siap menghadapi ajang olahraga berikutnya sehingga tidak ada lagi istilah gagal berangkat,” tambah Arya.

Arya juga mengirimkan semangat bagi para atlet yang akan berjuang mewakili Indonesia di SEA Games 2022. “Semoga adanya pembatalan ini tidak membawa pengaruh bagi atlet yang akan berjuang di SEA Games. Mari kita bersama-sama mendukung para atlet Indonesia, semoga mereka bisa berjuang secara maksimal untuk membanggakan bangsa dan negara,” tutup Arya.

Teks: Siti Mahdaria dan Dhafa Rizkiansyah

Foto: Berbagai sumber