Ditemui di tempat tinggalnya yang bergaya minimalis dan cozy di kawasan Glen Iris, Yunita Chandra, atau akrab disapa Yunita, ramah menemani OZIP untuk ngobrol seputar home loan. Konsep home office memang menjadi pilihan Yunita dalam menjalani aktivitasnya sebagai mortgage broker. Selain memang mengaku lebih nyaman bekerja di rumah, Yunita juga lebih leluasa mendampingi kedua putra dan putrinya yang berusia 10 dan 8 tahun.
Bagi Yunita, berkecimpung di dunia finance ini awalnya di luar rencana. “Buat saya ini seperti jalan Tuhan,” tutur Yunita. Lulus kuliah dari jurusan Multimedia Marketing, Yunita mendapat tawaran pekerjaan yang diinginkan, yaitu sebagai e-marketing di sebuah finance company. Hingga setaun kemudian, masih di perusahaan yang sama, owner perusahaan tersebut menawarkan posisi sebagai mortgage broker. Yunita lalu mengambil study untuk lebih mendalami bidang baru tersebut, hingga akhirnya mendapatkan sertifikasi yang mengesahkan profesi barunya sebagai mortgage broker tersebut.
Dua tahun kemudian, di tahun 2007, Yunita memantapkan langkah untuk membuka usaha sendiri, yakni YC Finance. Menurut Yunita, hubungan yang baik dengan teman dan beberapa client di tempat sebelumnya, membawa berkah tersendiri bagi bisnisnya. “Saya percaya kekuatan word of mouth, yang mulainya dari para client Indonesia. Memang 60% client YC Finance adalah orang Indonesia, tapi sisanya cukup beragam mulai dari India, Vietnam, Eropa, dan lain-lain, ” ujarnya.
Bagi Yunita, kejujuran adalah kunci utama dalam menjaga reputasi bisnis dan hubungan baik dengan client. “Saya cenderung menempatkan diri sebagai teman untuk ngobrol, mulai dari konsultasi awal, assessment, proses approval hingga settlement. Saya bantu maksimal along the way dengan senang hati. Tak hanya itu, setelah mendapatkan rumah impiannya, client masih bisa email ke saya untuk mendapat advise mengenai rate ataupun rencana investasi ke depannya. Itu yang membuat 90% hubungan dengan client bisa tahan lama,” jelas Yunita.
Berbicara tentang suka duka sebagai mortgage broker, Yunita menikmati profesi ini karena setiap saat bisa bertemu dengan orang-orang baru dengan berbagai macam karakter. “Saya bisa belajar dari semua orang, apapun itu, dan saya sangat menikmati proses tersebut, sehingga lama-kelamaan saya tidak merasakan sisi duka lagi dari pekerjaan saya ini, ” ungkap Yunita.
Nah, bagi pembaca OZIP yang sedang memimpikan untuk mengejar rumah impian, Yunita tak segan berbagi informasi seputar home loan. Bagi para calon first time buyer, Yunita tak segan berbagi tips singkat, padat, dan tentunya menambah wawasan. Yunita memaparkan, “Menetapkan skala prioritas itu penting, lho. Misal kita ingin beli rumah dan dana masih terbatas, ya sebaiknya jangan ambil cicilan mobil yang terlalu mahal dulu. Karena cicilan mobil itu bisa mempengaruhi borrowing capacity untuk home loan.” Menempatkan prioritas jangka panjang lebih penting daripada memenuhi kebutuhan sesaat saja.
Yunita menambahkan bahwa mempunyai saving akan diperlukan sebagai deposit untuk mereka yang belum mempunyai asset equity. Bagi first time buyer ada beberapa kemudahan yang bisa didapatkan, “Up to the value of certain amount, stamp duty sudah ditiadakan. Tapi kebijakan seperti ini bisa beda-beda ya, tergantung State-nya. But it is a big help, kan. Belum lagi deposit bisa hanya 5% saja.”
Kebijakan setiap bank untuk home loan memang berbeda-beda, ada beberapa bank tidak mempermasalahkan employment status, ataupun jumlah pinjaman ditawarkan berbeda-beda pada setiap bank. Jika pendapatan antara suami dan istri atau partner digabungkan maka borrowing power pun akan lebih banyak. “Ideally, besaran pinjaman itu di kisaran 30% dari total pendapatan, tapi bank tentunya sudah punya standard untuk service ability maupun memperhitungkan risk sekaligus borrowing capacity,” jelasnya.
Orang tua pun juga bisa membantu dalam memperbesar deposit dengan menjadi servicing guarantor ataupun security gurantor. Mengenai hal ini Yunita berpendapat, “Kita ini beruntung dibesarkan dalam kultur Asia, yang mayoritas masih memikirkan investasi untuk hari depan, bahwa sebaiknya setiap orang memiliki rumah untuk tinggal secara tetap. Tetapi ada kultur western, yang lebih cenderung berpikir you only live once, juga bisa jadi penyeimbang bahwa jangan sampai karena terus kepikiran investasi kita jadi kurang menikmati hidup.”
Mengakhiri obrolan dengan OZIP, Yunita meyampaikan, “Nah, bagi pembaca OZIP yang sudah punya penghasilan, berniat membeli rumah, dan siap dengan komitmen kewajiban ke depan, jangan ragu-ragu untuk mewujudkan impian. Rumah adalah kebutuhan jangka panjang jadi it will be a good investment for the future.” Untuk itu, YC Finance memberikan konsultasi gratis, dan siap menjadi partner diskusi untuk memberikan solusi terbaik dalam mencari home loan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing-masing client yang tentunya berbeda-beda.
YC Finance
MFAA: 44138
Australia Credit License number: 391800
M: 0433 211 992
Email: info@ycfinance.com.au
Teks: Katrini Nathisarasia
Foto: Dok. Pribadi