Sesuai dengan tema OZIP bulan ini, yaitu Food & Travel, OZIP menyambangi salah satu destinasi traveling yang cukup populer di Melbourne, yaitu St. Kilda Beach untuk melakukan pemotretan cover edisi ini. Bukan hanya lokasi pemotretannya saja yang istimewa, para modelnya pun istimewa, yaitu teman-teman panitia Project O 2017. Mereka adalah Avada Nirel Pureza Hardjosewoyo (co-project manager), Fransiska Darmawan (co-project manager), Vania Velika (co-treasurer), Jessica Teguh Laksana (secretary), dan Laurent Joshua Koswara (co-treasurer).
“Lumayan grogi nih, pemotretan untuk cover OZIP soalnya saya kan, bukan model,” kata Fransiska. Perkataan perempuan yang akrab disapa Siska ini diamini oleh teman-temannya yang lain.
Meskipun mengaku grogi namun kelimanya sangat profesional. Di tengah suhu udara Melbourne yang saat itu mencapai 30 derajat celcius, mereka sangat kooperatif saat diminta untuk berbagai pose di beberapa titik lokasi pemotretan. Terlihat kesungguhan dari para mahasiswa ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
“Walaupun kami bukan model namun kami mau menjadi model cover demi mempromosikan acara kami, yaitu Project O 2017,” ucap Nirel.
Project O adalah sebuah organisasi nirlaba yang dijalankan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) RMIT yang bertujuan untuk menggalang dana agar bisa disumbangkan kepada orang-orang yang kurang beruntung di Indonesia. Salah satu tujuan dari Project O adalah membantu orang-orang tersebut agar mendapat pendidikan yang lebih baik.
Tahun ini, organisasi yang sudah didirikan sejak tahun 2010 ini menggelar acara bertema “Happiness in Giving” pada 7 Oktober 2017 di RMIT University Storey Hall, Melbourne. Acara penggalangan dana ini menghadirkan di antaranya Mamat “Si Anak Papua” dan penyanyi Yura.
60% dari hasil penjualan tiket yang seharga 15$ akan disumbangkan oleh Project O melalui partner mereka, Book For Papua. “Book for Papua adalah organisasi nirlaba yang berada di Surabaya. Fokus mereka saat ini adalah membangun rumah membaca atau rumah belajar untuk anak-anak di Wamena, Papua,” jelas Jessica.
Perihal bentuk sumbangan yang akan diberikan ke Wamena, Joshua menjelaskan lebih lanjut. “Rencananya kami tidak hanya akan menyumbangkan uang saja tapi juga berupa benda, seperti buku dan alat tulis.”
Selain menggalang dana melalui sebuah acara, Project O juga membuka kesempatan berdonasi melalui situs gofundme.com dan kitabisa.com. “Meskipun acara penggalangan dananya sudah selesai tapi bagi yang masih ingin menyumbang, bisa menyumbang melalui dua situs tersebut sampai akhir November 2017,” tutup mereka.
Jadi tunggu apa lagi? Yuk, kita berikan sumbangan demi membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Wamena.
YL
Foto: Windu Kuntoro