Surabaya pernah disejajarkan dengan kota internasional seperti Hongkong atau Shanghai. Kok bisa? Sejarahnya dimulai dari kisah kemenangan pasukan Majapahit terhadap invasi pasukan Kubilai Khan di tahun 1923 yang diperingati sebagai hari jadi kota Surabaya setiap 31 Mei dan menjadi memori sejarah keberanian dan kepahlawanan arek-arek Suroboyo. Pada masa kemerdekaan, siapa yang tak tahu orasi bersejarah Bung Tomo saat melawan invasi tentara Inggris dan mengobarkan semangat perjuangan? Pada masa kini, walikota Risma, seorang arsitek dan reformis pembangunan kota yang penuh semangat mengembangkan kota Surabaya jauh lebih maju. Estafet spirit perjuangan untuk terus berubah ke arah yang lebih baik inilah yang mendorong kota ini disejajarkan dengan kota besar dunia lainnya.
Tata kelola kota yang baik, dengan latar budaya dan sejarah yang panjang tentu saja menjadi daya tarik wisata kota Surabaya kini. Ambil contoh seperti revitalisasi Gedung Siola (Museum Surabaya) yang dulunya adalah perusahaan tekstil Inggris bernama White Laidlaw, Jembatan Merah Kalimas yang menjadi area khusus kompleks pemukiman penduduk Eropa, Gedung Internatio (Internationale Crediten Handelvereeniging), Gedung Cerutu, Gedung museum House of Sampoerna (HOS) yang diawal tahun 1862 merupakan sebuah panti asuhan, Hotel Yamato (Majapahit) yang terkenal karena peristiwa penyobekan bendera Belanda menjadi merah putih, Rumah Sakit Darmo yang dulu bernama Soerabajasche Zieken Verpleging (SZV), Gereja Katolik Santa Perawan Maria, Menara Syahbandar Kalimas, hingga ikon kota yang sangat terkenal, Tugu Pahlawan dan Museum 10 November.
Pengembangan kota berbasis kawasan hijau juga berkembang sangat baik, taman-taman kota diperbanyak menjadi area wisata bagi publik yang aksesibel bagi siapa saja terutama ramah bagi anak-anak. Misalnya, Taman Bungkul, Taman Surya, Taman Jayengrono, Taman Paliatif, Taman Lansia di jalan Kalimantan, Taman Teratai, Taman Sakura, Taman Undaan Kulon, Taman Pakal, Taman Persahabatan Korea, Taman Mundu, Taman Pelangi, Taman Apsari yang berada di area sekitar gedung Grahadi, Taman Bambu Runcing, dan puluhan taman menarik lainnya.
Untuk kuliner khas Surabaya juga sudah dikenal mendunia. Gado-gado, Rawon, Soto Lamongan, Rujak Cingur, Lontong Balap,Tahu Campur Kalasan, Tahu Tek-tek, Soto Ambengan, Kupang Lontong, , hingga desert manis seperti Bubur Madura Pasar Atom. Bagi yang tinggal di Australia dan luar negeri tentu familiar bukan dengan sebagian besar kuliner maknyus di atas?
Ayo berwisata ke Surabaya, our Wonderful Indonesia.