Mengintip MONA, Galeri Seni Memukau di Tasmania

Bila Anda berkunjung ke Tasmania, banyak orang yang senantiasa merekomendasikan sebuah museum yang terletak di daerah utara Hobart, bertepatan di Berriedale. Nama museum tersebut adalah Museum of Old and New Arts, atau yang biasa disingkat MONA. Popularitas MONA di kalangan penggemar seni juga telah menjadi sebuah pencapaian tersendiri – situs Traveller bahkan menobatkan MONA sebagai galeri seni modern terbaik di dunia. 

Terletak di Berriedale Bay dan menghadap sungai Derwent, MONA resmi dibuka pada tanggal 21 Januari 2011. Museum ini dapat diakses melalui Main Road melewati kebun anggur Moorilla atau melalui perahu feri yang menyusuri sungai Derwent dari kota Hobart. Eksterior MONA sendiri pun didesain fotogenik – panorama kota Otago menjadi latar belakang yang modern sementara pemandangan Gunung Direction di garis khatulistiwa menambahkan sentuhan alam di tengah lanskap kota Otago yang indah. 

Untuk tiket masuk museum, MONA menawarkan tiket seharga AUD 28.00 untuk orang dewasa, AUD 25.00 untuk tiket konsesi dan tiket gratis bagi pengunjung yang berusia di bawah 18 tahun. Akses menuju pameran dalam museum pun sangat unik – Anda akan dibawa turun ke bawah tanah menggunakan lift atau tangga spiral yang dikelilingi toko-toko cenderamata. 

Berbeda dengan museum pada umumnya, karya seni yang dipajang di MONA tidak memiliki tulisan dinding berisi narasi atau penjelasan lukisan tersebut. Bagi yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam makna lukisan tyang dipajang, para pengunjung dapat mengakses informasinya melalui iPod yang dipinjamkan dan aplikasi The O. The O adalah aplikasi khusus yang mendatakan semua karya seni museum, nama seniman, makna lukisan, asal-muasalnya dan sejarah masing-masing lukisan. Menariknya, lukisan-lukisan tertentu bahkan memiliki lagu tema tersendiri. Cukup dengan satu klik, pengunjung dapat melihat dan mengakses semua data yang berkenaan dengan karya seni MONA.

Sesampainya di lantai bawah, Anda akan disambut dengan hiasan lampu tembok yang indah di sepanjang batu dinding gua. Dilengkapi dengan arsitektur interior yang sederhana namun efektif, perjalanan di galeri bawah tanah ini pun menjadi pengalaman yang tidak mudah dilupakan. 

Karya seni yang dipajang di sepanjang museum juga sangat beragam ketika dinilai dari segi genre, target audiens, bentuk, dan ukuran. Diantaranya, ada karya seni yang bentuknya menyerupai air terjun buatan namun dapat berubah bentuk menjadi kata-kata tertentu. Ada juga pameran bertajuk “Mine” karya Simon Denny yang berfungsi sebagai komentar sosial. Mulai dari karya seni yang berukuran kecil hingga besar, ragam macam pameran yang dapat ditemukan di MONA membuat museum ramai dikunjungi oleh penggemar maupun pemula dunia seni. Penting juga diketahui bahwa beberapa karya seni yang dipajang di MONA hanya boleh dilihat oleh pengunjung yang berusia di atas 17 tahun. 

Sesuai dengan namanya, MONA juga menampilkan karya seni yang sifatnya lebih tradisional seperti lukisan minyak kanvas ataupun sarkofagus yang dipajang di dalam etalase kaca. Lukisan-lukisan tersebut juga tidak kalah uniknya dengan karya seni MONA yang lain; masing-masing mampu menarik perhatian pengunjung dengan perpaduan warna yang dinamis dan tajam. 

Meskipun karya seni yang dipajang di MONA tergolong banyak dari segi ragam maupun jumlah, museum tersebut tetap tidak mengorbankan nilai seni dan keunikan demi mengisi kuota pameran studio. Banyak karya seni yang sifatnya menyentil dan pameran-pameran mencolok yang didampingi tema yang unik dan terkadang vulgar. Masing-masing karya seni yang ditampilkan memiliki keunikan tersendiri yang jauh berbeda dengan karya seni lainnya. Kebebasan berekspresi sang seniman sungguh terasa ketika berjalan-jalan di sepanjang galeri MONA. 

Berkat karya seni yang luar biasa kreatif dan memukau, prestasi MONA sebagai salah satu galeri seni modern terbaik di dunia pun langsung terasa. Tidak hanya jumlah dan ragamnya yang banyak, karya seni dalam MONA sangat unik dan sarat akan makna. Semuanya turut dibungkus dengan arsitektur museum yang rapi dan elegan. Bisa dibilang, liburan di Tasmania tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi museum yang indah ini.

Teks: Jason Edi Ngagianto
Foto: Siti Mahdaria