Ahmad Munjizun – Dari Ternak Kuda sampai Beasiswa di Australia dan Amerika

Ahmad Munjizun menyambut dengan baik saat OZIP menyampaikan keinginan untuk menggali lebih dalam tentang sosok dirinya yang menjadi viral beberapa waktu lalu dengan pidato wisuda trending di jagad maya. Video wisudanya yang dibagikan @studentnesia di platform TikTok ditonton tidak kurang dari 1.5 juta kali. Jizun, sapaan akrabnya, juga terlihat diundang untuk tampil di layar kaca nasional karena telah menginspirasi banyak orang.

Siapa sebenarnya Ahmad Munjizun?

Lahir 31 tahun silam, Jizun menghabiskan masa kecilnya dengan menggembala ternak di sebuah desa kecil di Lombok. Sebelum ke Amerika, Jizun menuntaskan gelar Master-nya di University of Queensland dengan beasiswa. Setelah itu, ia berhasil memperoleh gelar Ph.D dari negeri Paman Sam, dengan beasiswa di North Carolina State University.

Berikut hasil wawancara OZIP dengan sosok inspiratif ini.

Video Wisuda yang Viral

Saat menjadi viral, apa yang pertama kali terbersit di benak Jizun?

Sebelum saya tahu bahwa video wisuda saya sudah viral di media sosial, saya memang ada keyakinan bahwa semakin banyak orang yang menonton, akan semakin banyak orang yang termotivasi. Oleh sebab itu, saya sebelumnya punya inisiatif sendiri untuk mencoba menyebarluaskannya. Saya sempat menghubungi salah satu content creator lokal supaya meng-endorse video itu, tapi ternyata ditolak, dengan alasan tidak mengendorse akun. Akhirnya saya pikir, “Kalau memang itu bagus, insya Allah akan tersebar secara organik.”

Beberapa hari setelah itu saya dapat info bahwa videonya dibagikan di Tiktok dan sudah ditonton banyak orang. Jadi, yang terbersit dalam benak saya yang pertama adalah bahwa harapan saya untuk menginspirasi lebih banyak orang sudah terkabulkan.

Bisa ceritakan bagaimana persiapan Jizun saat akan memberikan speech di atas podium kala itu?

Speech itu sebetulnya bukan commencement speech yang mewakili mahasiswa lain juga. Di Department Animal Science North Carolina State University, setiap wisudawan diberikan kesempatan untuk mengatakan sesuatu di podium. Biasanya, wisudawan doktoral cuma beberapa orang saja. Pembimbing akan memperkenalkan wisudawan doktoralnya dan memberikan pidato dua sampai tiga menit.

Awalnya, saya ingin membuat script sekitar tiga hari sebelum wisuda. Akan tetapi, sesampainya saya di kota Raleigh (lokasi kampus NC State) untuk acara wisuda–3 hari sebelumnya–saya sibuk bertemu teman-teman sehingga penulisan script-nya terus tertunda. Jadi, saya menulis script pidato itu saat di perjalanan bersama teman ke wisuda di tingkat universitas dan juga saat di perjalanan ke wisuda departemen pada siangnya. Tepat setelah script itu selesai, saya harus bergegas dan acara wisuda pun dimulai. Script yang saya ketik di aplikasi notes HP saya tidak saya buka lagi. Saya akhirnya memutuskan untuk menggunakan kata-kata sendiri, dengan tujuan biar lebih natural dan sampai ke hati pendengar.

Alhamdulillah, respon hadirin saat itu sangat baik, dan saya merasa senang karena dapat kesempatan untuk mengekspresikan rasa syukur saya.

Jizun Bercerita tentang Pendidikan

Ada yang bilang, perjalanan PhD itu berat, apakah Jizun merasakan hal yang sama?

Menurut saya, setiap yang kita lakukan ada tantangannya masing-masing. Ada sukanya, ada dukanya. Kuliah PhD di Amerika itu ada coursework-nya juga di samping penelitian. Penelitian saya sudah saya mulai sebelum saya menyelesaikan semua coursework. Oleh sebab itu, menyeimbangkan belajar untuk kuliah, melakukan penelitian, dan juga menulis disertasi adalah satu tantangan yang besar dalam menjalankan studi PhD di Amerika. Tapi alhamdulillah, tidak hanya itu, saya juga masih menyempatkan diri untuk banyak bersosialisasi dengan mahasiswa lainnya di NC State.

Tantangan lainnya barang kali adalah berada jauh dari tanah air dan keluarga. Memang kehadiran teman-teman di sekitar sangat membantu saat ada masalah, tetapi tetap saja, ketika di negeri rantauan, kita harus belajar mandiri, tetap bertahan dan ber-Tuhan. Sebab, pada akhirnya, semua itu akan berlalu dan hanya akan selesai dengan baik jika kita menaruh kerja keras untuknya.

Jizun mengambil Ph.D dalam Animal Science (Equine Science), mengapa tertarik mengambil bidang ini?

Sejak kecil saya sudah terlibat dalam mengurus hewan ternak, khususnya kuda dan sapi. Saat di Madrasah Aliyah (setara SMA) dulu, saya sempat ingin jadi guru matematika. Namun karena saya tidak diterima di Ilmu Keguruan Matematika, dan pada saat yang sama saya diterima di jurusan Ilmu Peternakan (pilihan kedua), saya ambil saya jurusan itu. Setelah berada di situ, saya mulai sadar bahwa itu memang yang lebih nyambung dengan masa kecil dan kehidupan saya. Di samping itu, saya terinspirasi dari orang-orang di bidang itu yang sudah menempuh pendidikan S2 dan S3 mereka di luar negeri.

Melihat equine science memang belum banyak dilirik di Indonesia, saya merasa itulah yang menjadi PR pribadi saya. Saya harus meneruskan (menekuni) bidang itu dan menjadi garda terdepan di sana.

Pelajaran terbesar yang Jizun dapatkan selama berkuliah baik di Indonesia, Australia, maupun USA?

Pelajaran terbesar yang saya dapat dari semua proses itu adalah bahwa di setiap harapan, doa dan perjuangan, akan selalu ada pahit dan manis. Kadang ada banyak kejadian- kejadian kecil yang tanpa sadar tidak kita tapi tanpa keberhasilan-keberhasilan kecil itu, cita-cita yang lebih besar tidak akan terwujud. Namun dengan pahit-manisnya perjuangan, semua akan indah pada waktunya.

Karier Masa Depan

Setelah ini, apa rencana Jizun ke depannya?

Saya tidak ingin tergesa-gesa dengan karir. Setiap saya ditanya tentang ini, saya katakan bahwa saya masih sedang berkontemplasi untuk rencana jangka panjang. Oleh sebab itu, saya masih tetap dengan frase “going by the flow”. Yang jelas, saya rindu dengan Indonesia. Saya akan segera pulang dan insya Allah akan pergi ke daerah-daerah untuk menyapa anak-anak desa seperti saya. Saya ingin bertemu mereka dan menepuk pundak mereka mengatakan, “Hei, kamu jangan menyerah, teruslah belajar, kejar mimpimu, dan kamu juga bisa jadi orang yang lebih baik dari sekadar (seorang) Jizun.”

Apa  pesan yang ingin Jizun sampaikan untuk anak bangsa dan juga OZIPMates?

Saya ingin menitipkan pesan bagi mereka untuk terus mencoba dan percayalah bahwa itu mungkin untuk setiap orang. Hindari terlalu banyak mempertimbangkan “Apakah aku bisa atau tidak bisa”.

Katakanlah, “Kesuksesan itu bukanlah milik orang lain, tapi kesuksesan itu adalah milikku.”

Kita semua berhak sukses dengan cara masing-masing di bidang kita. Hidup adalah tentang menjalankan peran kita masing-masing. Layaknya satu tubuh manusia, setiap organ bekerja sesuai fungsinya masing-masing. Tidak ada mata yang mengeluh karena ingin menjadi telinga atau hidung. Tidak ada tangan yang memberontak dan ingin menghancurkan satu raga. Semua bagian bersatu-padu menjadi satu support system untuk satu kesatuan tubuh. Begitulah ibaratnya kehidupan ini.

Bercita-citalah setinggi-tingginya, kejar mimpi itu, tapi jangan lupa untuk saling bahu-membahu membantu sesama. Siapa tahu, Anda adalah seseorang yang Tuhan kirimkan untuk menjadi bagian dari alasan kesuksesan orang lain.

Jalan itu mungkin panjang, tapi yakinlah, selalu ada makna di setiap jengkal jalan itu. Maka hargai dan nikmatilah semua proses itu, karena selama kita masih hidup, tidak akan pernah ada kata “finish” untuk berjuang.

Teks: Mutia Putri

Foto: Ahmad Munjizun