Stephen Sebastian Tedja, Presiden AIYA VIC Pertama dari Indonesia

Pada awal November 2017, Australia-Indonesia Youth Association (AIYA) chapter Victoria (VIC) memilih tim panitia untuk periode 2017/2018. Di acara Annual General Meeting (AGM) yang berlangsung di KJRI Melbourne tersebut, terpilih Stephen Sebastian Tedja sebagai Presiden terbaru AIYA VIC. Stephen adalah Presiden AIYA VIC pertama yang berasal dari Indonesia. Yuk, kenalan lebih jauh dengan mahasiswa Melbourne University yang sudah menginjakkan kaki di Australia sejak tahun 2015 ini.

Bagaimana perasaannya terpilih jadi Presiden AIYA VIC periode 2017/2018?
Saya awalnya merasa semangat tapi sedikit gugup juga. Tapi saya sekarang sudah merasa lebih antusias dengan adanya bantuan dari panitia periode terdahulu.

Boleh diceritakan bagaimana proses pemilihannya kemarin sehingga Stephen yang terpilih?
Para nominatornya diambil dari para pendaftar melalui google form. Kemudian dilihat oleh Sam Shlansky, Presiden AIYA VIC periode 2016/17. Kemudian saat digelar AGM, baru deh, semua orang yang dinominasikan (baik yang menominasikan diri sendiri atau dinominasikan orang lain) maju kedepan untuk proses tanya jawab. Saya lalu terpilih melalui pemungutan suara.

Ceritakan dong, awal keterlibatan Stephen di AIYA VIC?
Waktu awal tahun 2016, saya bertemu Sam (waktu itu Sam menjabat jadi Wapres Eksternal). Dia mengundang saya ke acara Language Exchange (LX) yang rutin diadakan AIYA VIC setiap minggu. Saat pertama kali datang, saya merasa acaranya seru dan akhirnya rutin datang. Dengan berjalannya waktu, saya mengenal lebih lanjut komunitas diaspora Indonesia dan komunitas pelajar bahasa Indonesia di Melbourne. Karena saya memang tertarik akan hubungan antar-budaya, saya jadi gabung sampai sekarang.

Pengalaman menarik apa saja yang sudah dilakukan bersama AIYA VIC?
Macam-macam, sih. Selain acara-acara yang dilakukan oleh AIYA VIC (mulai dari LX, Basa-Basi, Krakatoas, dll), saya juga sangat menyukai banyaknya kolaborasi antara organisasi Indonesia-Australia. Contohnya, AIYA VIC sering diundang oleh VILTA, DFSL, NAILA, dan Causindy untuk sekadar bantu-bantu sukarela atau bahkan menjadi pembicara di acara mereka. Saya rasa ini sangat meng-highlight hubungan komunitas yang sangat baik.

Sebagai Presiden AIYA VIC terbaru, tentu ada banyak rencana yang akan dilakukan. Boleh diceritakan apa saja rencana yang dirancang untuk AIYA VIC ke depannya?
Rencana saya untuk AIYA VIC singkatnya ada tiga, yaitu struktur, partnership, dan promosi bahasa Indonesia. Struktur AIYA dari tingkat National sudah mulai mencoba agar semua chapter-chapter di kedua negara mempunyai cara kerja yang mirip. Saya ingin agar AIYA VIC bisa menjadi contoh untuk chapter-chapter lain. Saya juga ingin mengembangkan partnership lebih lanjut dengan komunitas Indonesia-Australia lainnya di Melbourne (PPIA, VILTA, AIAV, dll). Terakhir tentunya promosi bahasa Indonesia ke orang Australia.

Menurut Stephen sejauh apa peran AIYA dalam mendekatkan hubungan antara Australia dan Indonesia?
Menurut saya AIYA mempunyai peran yang sangat penting untuk hubungan antara kedua negara karena AIYA berfokus pada hubungan interpersonal antar-negara, terutama bagi kaum mahasiswa dan profesional muda. Menurut saya hubungan interpersonal yang kuat itu sangat penting, apalagi ketika timbulnya konflik antara kedua negara kita.

Teks: YL
Foto: Dok. Pribadi