World Religion Day, Gapai Perdamaian Dunia Melalui Agama

World Religion Day atau yang dikenal dengan Hari Agama Sedunia diperingati setiap hari Minggu ketiga pada bulan Januari; seperti misalnya pada tahun 2022, Hari Agama Sedunia jatuh pada tanggal 16 Januari. Sesuai dengan namanya, Hari Agama Sedunia merupakan kesempatan untuk merayakan dan memperingati kesinambungan berbagai agama di dunia dalam mencapai perdamaian. Dirayakan oleh kurang lebih 80 negara, Hari Agama Sedunia mempromosikan perdamaian di antara kurang lebih 4,200 agama aktif di dunia. 

Hari Agama Sedunia mulai diperingati sejak tahun 1950. Hari Agama Sedunia digagas oleh Majelis Spiritual Nasional Baha’i yang merupakan perwakilan agama Baha’i di Amerika Serikat. Agama Baha’i sendiri merupakan sebuah agama relatif baru yang didirikan di Iran dan sejumlah daerah Timur Tengah pada abad ke-19 yang mengedepankan prinsip ketuhanan yang maha esa serta perdamaian dan kemakmuran seluruh umat manusia. 

Prinsip Baha’i yang menjadi landasan Hari Agama Sedunia adalah prinsip kesatuan seluruh agama (Unity of Religion) umat manusia yang merupakan bagian dari satu agama yang diungkapkan oleh Tuhan kepada umat manusia dalam latar tempat dan waktu yang berbeda. Perbedaan tempat dan waktu inilah yang menyebabkan terbentuknya bermacam-macam agama seperti agama Kristen, Islam, Buddha, Hindu, dan sebagainya. Kendati perbedaan tersebut, aspek spiritual dasar dalam agama-agama dunia dianggap berasal dari Tuhan yang sama.   

Berangkat dari prinsip tersebut, Hari Agama Sedunia merupakan sebuah peringatan untuk menemukan dan menghargai kesamaan-kesamaan fundamental dalam agama yang berbeda dalam rangka mencapai harmoni antaragama. Dengan kata lain, Hari Agama Sedunia mendukung dialog dan interaksi antaragama dalam meningkatkan rasa toleransi. Oleh karena itu, kegiatan seperti mengikuti acara antaragama, berdialog dengan pemeluk agama lain, dan bahkan mencoba mengikuti kegiatan agama lain sangat dianjurkan dalam merayakan Hari Agama Sedunia. 

Tidak hanya itu, Hari Agama Sedunia juga menjadi ajang untuk meluruskan stigma dan mitos yang berhubungan dengan agama-agama tertentu. Hal ini dilakukan oleh Oxford University Press dalam memperingati Hari Agama Sedunia pada tahun 2015, dimana mereka mewawancarai pakar-pakar agama dan budaya dari berbagai institusi pendidikan untuk menyapu mitos agama-agama tertentu. Salah satu contohnya adalah Asisten Profesor Kiyokazu Okita dari Kyoto University yang membasmi mitos bahwa semua pemeluk agama Hindu berasal dari wilayah Asia Selatan. 

Terlepas dari agama atau kepercayaan yang diikuti oleh OZIPmates, tidak bisa dipungkiri bahwa agama bisa menjadi alat penyatu umat manusia dalam mencapai perdamaian. Tidak jauh berbeda dari prinsip Bhinneka Tunggal Ika dari NKRI, berbagai perbedaan dalam agama tidak boleh menjadi penghalang dalam mencapai harmoni dan toleransi antar umat manusia. Kiranya Hari Agama Sedunia bisa mendorong dialog antaragama yang mengarah ke tujuan akhir seluruh agama: perdamaian dunia. 

Teks: Jason Ngagianto 

Foto: St. Benedict Catholic Elementary Ontario