TEMPO & BAHASA

“If you want people to understand you, speak their language.” – African Proverb

Pagi itu (5/2/22) di Laporan Utama majalah TEMPO (online) terlihat tulisan berjudul:

Mereka Tahu Ini Make Money 

Tulisan ini tentang naiknya harga minyak goreng membuat pemerintah berakrobat. Sampai tiga kali mengganti kebijakan (sub-judul).

Kalau seandainya judul utama di atas ditulis oleh surat kabar lokal/setempat tingkat kabupaten atau propinsi mungkin masih bisa dimengerti dan mungkin bisa dimaafkan. Tetapi, judul utama diatas ditulis oleh majalah nasional ternama, TEMPO, yang selama ini menjadi patokan untuk orang asing yang belajar Bahasa Indonesia.

Selama ini, TEMPO dan Kompas menjadi panutan untuk para guru Bahasa Indonesia, baik guru penutur asli maupun guru Bahasa Indonesia bukan penutur asli. Alasan utamanya adalah karena kedua media cetak/online tersebut menggunakan Bahasa Indonesia yang baik, apakah itu pemilihan kosakata maupun ungkapan serta susunan kata-kata.  Dan nama Gunawan Mohamad menjadi jaminan di belakang berita-berita dan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik.

Tapi setelah melihat judul diatas dan dari tanggal 5 Februari 2022, terus terang saja, apakah para guru Bahasa Indonesia masih berani atau merekomendasikan majalah TEMPO sebagai majalah yang bisa menjadi patokan atau panutan bagi orang yang belajar Bahasa Indonesia?

Penulis sendiri jadi lemas, bercampur marah dan tidak habis pikir; kenapa  hal ini bisa terjadi dengan majalah TEMPO? Apakah pada edisi ini Goenawan Mohamad tidak ikut mengoreksi atau mengedit sebelum masuk ke seksi percetakan? Atau sedang sibuk atau tidur?  Semua kemungkinan-kemungkinan diatas tidak masuk akal! Kalaupun Goenawan Mohamad, sang Guru tidak ada, tentu ada yang lain yang kalaupun tidak sekaliber GM, tentu mampu untuk tidak membuat keteledoran yang begitu fatal!

Judul Utama hanya terdiri dari lima (5) kata; tiga (3) kata pertama diambil dari perbendaharaan Bahasa Indonesia. Dua (2) kata terakhir ‘make money’ diambil dari perbendaharaan Bahasa Inggris. ‘Kan bisa dengan judul ‘Mereka Tahu Ini Bisa Bikin Uang’ atau ‘Mereka tahu Ini Akan Bisa Mendatangkan Keuntungan’ atau ‘Mereka Tahu Ini Akan Mendapatkan Duit!’ Jadi tidak ada alasan sama sekali untuk meminjam kosa kata dari perbendaharaan Bahasa Inggris/asing.

Kenapa tidak menggunakan kosakata dari perbendaharaan Bahasa Indonesia? Dari kata ‘Make’ – ada 3 (tiga) padanan Bahasa Indonesianya: membuat/mendatangkan/membikin.  Dari kata ‘money’ ada 2 kosa kata Indonesia: uang, duit! Kenapa harus meminjam dan menggunakan kata asing? 

Akhirnya satu-satunya untuk tidak tetap marah, kesel, frustasi dan sakit hati, daripada ke pub minum bir Coopers, lebih baik ke laut berenang, berendam, kayaking atau hanya lihat laut pun semuanya itu hilang tanpa bekas menjadi manusia yang sehat kembali!

Bahasa Indonesia adalah jati diri suatu bangsa

Bahasa Indonesia adalah pemersatu bangsa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah jati diri orang Indonesia

Bahasa Indonesia begitu indah indah dan romantis

Jangan rusak sesuatu yang menjadi kebanggaan bangsa

Jangan rusak pemersatu bangsa Indonesia yaitu Bahasa Indonesia

Teks dan foto: Anton Alimin (YouTube: Good Morning Indonesia with Poetry)