Kekuatan Diplomasi Olahraga untuk Mengembangkan Hubungan Indonesia-Australia

Olahraga adalah aktivitas yang menyatukan orang dan meningkatkan pemahaman satu sama lain dengan meminimalisir ketegangan. Hal ini dapat membawa perubahan positif dan membangun hubungan lintas negara sekaligus mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 

Dengan populasi Indonesia yang melebihi 275 juta, olahraga menawarkan kesempatan yang sangat baik bagi Indonesia dan Australia untuk mempromosikan dan mengembangkan hubungan yang lebih dekat pasca COVID-19. Topik itulah yang diangkat dalam Monash Indonesia Seminar Series (MISS) pertama tahun 2022, yakni “The Power of Sports Diplomacy”.

Seminar yang berlangsung pada Kamis (3/3/2022) lalu diselenggarakan secara hybrid, di Monash University kampus Clayton dan juga via daring. Monash Herb Feith Centre selaku penyelenggara menghadirkan dua pembicara, diantaranya Robbie Gaspar, pesepakbola Australia pertama yang bermain secara profesional di Indonesia untuk klub sepak bola Persib Bandung dan Ana Surjanto, pelatih wanita pertama yang terakreditasi AFL di Indonesia. Pada seminar ini, kedua panelis berbagi tentang pengalamannya berdiplomasi melalui hobi dan kecintaan pada olahraga.

Robbie fasih berbahasa Indonesia dan telah menyelesaikan gelar pasca sarjana Hubungan Internasional di University of Western Australia. Robbie senang berbagi tentang manfaat olahraga dan pengalamannya di Indonesia serta pentingnya belajar bahasa Indonesia. Sedangkan Ana, sebagai alumni Monash University, menginspirasi wanita di seluruh Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan aktif dalam olahraga. Ana menjalankan klinik pelatihan footy untuk lebih dari 100 anak perempuan di Salatiga, Jawa Tengah dan membuktikan dampak positif olahraga terhadap perempuan.

Mayoritas orang Australia tidak menyadari bahwa tetangga terdekatnya, Indonesia memiliki hasrat yang besar untuk olahraga. Semangat olahraga di Indonesia ini menawarkan peluang yang berharga bagi Australia untuk membangun hubungan antar-warga dengan menerobos kesalahpahaman budaya dan memanfaatkan minat olahraga, nilai-nilai sosial, dan lokasi geografis. Pemerintah Australia juga telah mengakui bahwa ini adalah pendekatan mendasar dalam mengembangkan hubungan antar masyarakat yang lebih kuat, peluang pengembangan, budaya, perdagangan, investasi, dan pariwisata dengan strategi diplomasi olahraga kedua mereka, “Diplomasi Olahraga 2030”.

Melalui seminar tersebut, Konsulat Jenderal Republik Indonesia juga memberikan dukungan secara penuh atas prestasi yang diraih pemuda Indonesia yang terlibat aktif dalam menyebarkan semangat olahraga, khususnya Australian Rules Football atau footy, olahraga sepak bola khas kebanggan warga Australia. Tentu saja akan lebih membanggakan apabila olahraga tradisional Indonesia juga dapat diperkenalkan di Australia melalui kegiatan-kegiatan di lingkungan masyarakat diaspora Indonesia. 

Teks dan foto: Evelynd