Mewujudkan ide bisnis yang berdampak baik pada masyarakat luas menjadi motivasi bagi Afdhal Amran, alumni Business in Marketing, Monash University. Setelah kembali ke kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat, ia mendirikan sebuah yayasan dengan konsep social entreprise bernama Surau Quran Centre. Simak hasil wawancara OZIP dengan Afdhal tentang pengembangan konsep bisnis menjadi usaha yang bernilai sosial.
Apa latar belakang Afdhal membuka Yayasan Surau Quran Centre?
Berawal dari kendala yang saya temui saat masih kecil yaitu sulitnya menemukan tempat belajar mengaji yang nyaman dengan fasilitas yang baik. Sejak kecil, saya juga senang belajar bahasa Inggris dan menemukan banyak tempat kursus yang bagus di kota Padang. Tentu saja agak jomplang jika dibandingkan dengan TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) yang biasanya berlokasi di dekat masjid di komplek perumahan. Dari pengalaman saya setelah melakukan riset ke beberapa lokasi, saya belum menemukan tempat belajar mengaji dengan konsep yang modern dan fasilitasnya lengkap. Jadi, saya termotivasi untuk membuka sebuah tempat belajar mengaji dengan standar fasilitas seperti tempat les bahasa Inggris yang nyaman dan aman sebagai solusi dari masalah saya di masa kecil.
Bagaimana awal berdirinya Yayasan Surau Quran Centre dan seperti apa konsepnya?
Yayasan Surau Quran Center merupakan lembaga kursus belajar Al-Quran yang sudah berdiri sejak tahun 2018. Pada tahun pertama, jumlah siswa Surau Quran Centre mencapai 80 orang dan terus meningkat selama 2 tahun terakhir menjadi 300 orang. Surau Quran dibuka dengan mengembalikan konsep “surau” sebagai tempat berkumpulnya para cendekiawan dan alim ulama serta pemimpin adat untuk bermusyawarah dan belajar agama di kampung. Saya ingin membawa suasana seperti itu ke kota dengan membuka tempat belajar yang tenang dan nyaman, lengkap dengan suara gemericik air mengalir dan kicauan burung agar nuansa alam pedesaannya juga terasa.
Surau Quran bukan hanya menjadi tempat belajar membaca Al-Quran, memahami tajwid dan tafsirnya saja, tapi juga untuk tahfidz/hafalan dan tahsin. Tujuan terpenting Surau Quran adalah mengajarkan akhlak yang baik dan adab dalam kehidupan sehari-hari. Surau Quran mendidik karakter anak, terutama pada masa sekarang banyak anak-anak yang sudah mulai lupa dengan nilai moral, bagaimana menghormati orangtua, ilmu fiqih dan pengetahuan dasar tentang ibadah, serta kisah teladan para nabi dan sejarah Islam.
Bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung di Surau Quran?
Belajar mengaji sebaiknya dilakukan secara berkelompok daripada sendiri karena melibatkan aktivitas mendengar dan menyimak bacaan teman dan interaksi lainnya. Jika anak-anak belajar sendiri, maka akan berdampak secara psikologis dan minat berkurang. Jadi, Surau Quran menyediakan kelas umum usia 3-17 tahun dan privat usia 17-60 tahun. Jadwal belajar di Surau Quran dua kali seminggu dengan durasi selama 90 menit. Kelas dimulai pukul 10 pagi sampai 6 sore dengan waktu istirahat sesuai jadwal shalat. Suasana Surau Quran diciptakan senyaman mungkin agar anak-anak betah dan fokus belajar.
Seluruh siswa akan di tes kemampuannya untuk menentukan level belajarnya. Dimulai dari Pra Baca Tulis Al-Quran level 1 dan 2, tahsin untuk pendalaman irama dan tahfiz untuk hafalan Al-Quran. Biasanya 15 menit terakhir diisi dengan kegiatan yang fun misalnya bernyanyi lagu Islami, bermain games, melukis kaligrafi, dan sejarah Islam. Selama di kelas, siswa tidak boleh menggunakan gadget. Setelah belajar, siswa boleh menggunakan handphone, tablet dan fasilitas bermain yang kami sediakan. Hal ini untuk menyeimbangkan waktu belajar dan bermain anak agar mereka disiplin dengan aturan.
Kurikulum yang diterapkan Surau Quran dirancang oleh mentor dari UIN Imam Bonjol Padang yang membimbing proses akademik dan juga menyeleksi tenaga pengajar. Tim pengajar Surau Quran, dipanggil dengan Ummi dan Buya sebanyak 10 orang pakar agama Islam dan mahir Al-Quran, merupakan lulusan Kairo, Mesir, dan kampus Islam ternama. Ummi dan Buya-lah yang bertanggung jawab atas semua siswa dan memberikan instruksi selama berada di Surau Quran. Mereka juga berperan mendampingi siswa untuk menyempurnakan gerakan shalat, wudhu, adab makan, minum dan kerapian berpakaian. Penilaian siswa juga dilakukan secara objektif melalui ujian naik kelas dan standar nilai sesuai kemampuan siswa, jika basicI-nya lancar, pemahaman Al-Quran akan lebih mudah.
Namun, menyesuaikan dengan situasi pandemi saat ini, semua kelas dialihkan secara virtual melalui Zoom meeting, kecuali kelas privat (one on one session) dan kelas untuk dewasa. Siswa kami sudah menganggap Surau Quran sebagai rumah kedua. Meskipun banyak orangtua memaksa untuk tetap dijalankannya kelas tatap muka, kami masih mengikuti peraturan pemerintah untuk sistem belajar daring (online). Setelah pandemi, rencana saya tetap melanjutkan kelas online untuk memfasilitasi siswa dari luar kota dan provinsi. Ada siswa dari Bandung juga bahkan dari Papua yang kesulitan belajar Al-Quran disana.
Mengapa Afdhal memilih untuk mengembangkan social entreprise?
Saya punya latar belakang pendidikan Business in Marketing di Monash University, Australia dan Business Administration di Coventry Unversity, UK. Semua ilmu yang sudah didapatkan, saya implementasikan dengan mengembangkan ide bisnis ini. Meskipun keluarga saya juga berbisnis, saya belajar sendiri dengan mencari pengalaman mengelola Surau Quran. Jujur, saya juga concern pada pendidikan terutama pendidikan agama Islam. Untuk itu, saya melihat ada peluang untuk membuat sebuah bisnis yang dimodernisasi namun tetap fokus pada tujuan sosial, bukan profit oriented. Setelah menjalaninya, saya melihat bahwa berkembangnya suatu usaha atau social entreprise tergantung dari hasil pemikiran sendiri dan niat yang tulus dari hati, bukan mengikuti tren bisnis lain yang ada.
Secara bisnis, apa target selanjutnya yang ingin dicapai Surau Quran?
Surau Quran menerapkan sistem manajerial keuangan yang bertujuan untuk menyejahterakan para tenaga pendidik disini, sedangkan sisanya dijadikan untuk biaya operasional yang diatur secara profesional. Disinilah saya belajar banyak tentang bisnis. Saya yakin konsep bisnis seperti Surau Quran ini bisa diaplikasikan di kota-kota besar lainnya karena banyak orangtua yang menginginkan pendidikan terbaik untuk anaknya, terutama pendidikan agama Islam. Saya berencana untuk mengintegrasikan Surau Quran dengan Taman Kanak-Kanak (TK) dan Playgroup Islami juga inshaaAllah tahun depan.
Bagaimana pendapat Afdhal tentang perkembangan social entreprise saat ini?
Saya juga terlibat aktif sebagai pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Menurut survei, di kota Padang banyak potensi anak muda menjadi entrepreneur tapi belum banyak yang berani untuk mengembangkan social entreprise. Padahal ini peluang yang luar biasa dengan mempertimbangkan keunikan market di kota Padang yang cepat beradaptasi dengan perkembangan bisnis. Saat ini adalah tren bisnis kolaborasi, bukan jamannya lagi kompetisi. Alangkah luar biasa jika sebuah usaha berhasil meningkatkan kesejahteraan finansial dan sosial dalam masyarakat, jadi tidak hanya memaksimalkan profit tapi juga dampak baik bagi setiap elemen yang terlibat di dalam usahanya.
Teks dan foto: Evelynd