Personalization Experience ala Netflix

Siapa yang tidak tahu Netflix saat ini? Salah satu perusahaan layanan streaming berbayar terbesar di dunia ini awalnya merupakan sebuah start up teknologi yang memiliki fokus pada persewaan DVD melalui email. Netflix sendiri berdiri pada tahun 1998 dan memulai launching websitenya dengan kurang dari 1.000 DVD. Pada tahun 1999, kemudian Netflix memiliki sekitar 2.600 DVD yang bisa dipilih dan juga terus berkembang memiliki 100.000 judul film dalam library-nya.

tampilan awal netflix

Sejak awal kemunculannya, Netflix sudah menerapkan strategi marketing berupa personalized merchandising system bagi para penggunanya. Pada tahun 2000, Netflix mulai mengubah pola bisnisnya yang awalnya berupa ala carte business menjadi “all-you-can-eat” subscription model. Pada tahun yang sama, Netflix juga memperkenalkan rekomendasi film yang terpersonalisasi menggunakan rating dari member untuk memprediksikan kesukaan user akan sebuah film. Algoritma Netflix ini bernama cinematch dan bersifat kolaboratif dengan menyesuaikan algoritma member lainnya.

Pada tahun 2002, Netflix menggunakan beberapa algoritma yang menyesuaikan dengan ketersediaan DVD saat itu berupa dynamic store (untuk melihat apakah DVD tersedia di area member local hub), metasims (untuk membantu user dalam melihat synopsis, sutradara, actor, bahasa, tahun, dsb.) dan search (untuk memudahkan pencarian). Kemudian pada tahun 2004, Netflix juga merilis profil untuk memudahkan beberapa family member dalam mengkurasi film favorit mereka dengan daftar pribadi.

Selanjutnya pada tahun 2007, perusahaan ini mulai berfokus pada layanan streaming subscription video on-demand. Pada tahun 2013, salah satu serial original Netflix pertama berjudul House of Cards dirilis dan perusahaan ini menginvestasikan lebih dari 500 juta dolar Amerika. 

Menariknya, salah satu kunci yang membuat perusahaan ini terus dinikmati usernya adalah ketika kita membuka homepage akun kita maka kita akan melihat konten yang menyesuaikan ketertarikan kita berdasarkan apa yang kita tonton, seperti pilihan recommended for you ketika kita kehabisan ide. Value yang dimiliki Netflix adalah curiosity, candour dan courage yang selalu memberikan tantangan pada karyawan barunya untuk memberikan sesuatu yang lebih fresh.

Pada tahun 2018, Netflix telah memiliki sekitar 180 juta pengguna (Statista, red). Bahkan menurut BBC News, pengguna baru selama pandemi COVID-19 ini pun jumlah subscription-nya naik menjadi 16 juta pengguna dalam 3 bulan pertama pada tahun 2020. Keuntungannya pun naik menjadi 30% karena banyaknya orang yang mengahabisan waktunya di dalam rumah. Dan jika kita lihat sekarang pun, jumlah penggunanya akan terus mengalami kenaikan karena beberapa negara yang masih mengalami lockdown dan membutuhkan hiburan untuk mengurangi kejenuhan. 

Teks: Destari Puspa pertiwi

Foto: Medium