Pentingnya Support System bagi Generasi Muda dalam Mengembangkan Diri

Coach Potato menghadirkan support system bagi generasi muda dalam mengembangkan diri melalui program kesukarelawanan atau yang lebih familiar dikenal dengan istilah volunteering

Sebagai sebuah social enterprise, Coach Potato ingin memberikan kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk mengembangkan diri dengan meningkatkan soft-skills dan hard-skills dengan langsung terlibat dalam upaya pemberdayaan masyarakat. 

Beberapa pengalaman unik yang dirasakan oleh sukarelawan selama menjadi volunteer di Coach Potato bisa disimak dibawah ini:    

Merantau dari Aceh untuk menimba ilmu di Yogyakarta, Krisal Putra (24) mengaku sangat senang selama mengikuti kegiatan volunteering karena banyak sekali ilmu yang didapatkan, seperti mengetahui bagaimana suatu startup berkembang mulai dari nol. Selama dua tahun lebih menjadi volunteer Coach Potato, Krisal sempat duduk di posisiMarketing Lead

Dia bercerita bahwa ada banyak perubahan yang ia alami setelah mengikuti kegiatan volunteering. Dulu, dia tidak begitu ahli dalam manajemen waktu dan sulit bekerja dalam tim. Namun, setelah bergabung bersama Coach Potato, semua itu berhasil diatasi. 

“Bagi aku, Coach Potato adalah wadah untuk berproses dan menjadi tempat untuk bertumbuh dan menumbuhkan,” ucap Krisal. Menurutnya, pengalaman menjadi volunteer di Coach Potato juga membantunya untuk bisa bertemu dengan orang-orang hebat yang memiliki latar belakang berbeda, tetapi memiliki visi yang sama. Hal ini membuatnya makin bersemangat dalam mencapai tujuan hidupnya.

Kisah lain datang dari anak muda asal kota Medan, Helmy Chairani Siregar (27). Perempuan yang akrab disapa Emi ini merasa sangat bersyukur bisa bergabung bersama Coach Potato. Alasan ia bergabung menjadi volunteer adalah untuk menemukan jati dirinya serta mengembangkan  keahlianyang ia miliki. 

“Tahun 2021 aku gabung di Coach Potato, saat itu aku sedang dalam keadaan broken dan aku benar-benar bingung harus ke mana. Bagiku Coach Potato seperti lentera yang menerangi kegelapanku. Saat itu juga aku berhasil menemukan jati diriku berkat orang-orang hebat dan lingkungan positif yang membuatku semakin bersemangat,” ungkap Emi.

Emi yang bercita-cita ingin menjadi seorang data analyst ini juga mengatakan bahwa banyak ilmu yang didapatkan selama menjadi volunteer di Coach Potato, salah satunya kepemimpinan. Hingga saat ini, Emi yang menjabat sebagai Public Relation Lead mengaku bahwa terdapat beberapa perubahan signifikan yang ia alami, yakni kemampuan komunikasi yang lebih baik, tujuan hidup menjadi lebih terarah, dan lebih rapi dalam mengerjakan sesuatu.

Selain Krisal dan Emi, juga ada Dhea Fylla Ifadha (23) yang pernah menjadi volunteer di Coach Potato. Dia bergabung karena memiliki ketertarikan terhadap global experience dan ingin meningkatkan skills dalam bidang komunikasi dan kreatif. Ia pernah menjabat sebagai Creative Lead di Coach Potato. Pengalamannya memimpin Divisi Kreatif membantunya dalam mewujudkan tujuan yang ia inginkan, yaitu terjun ke industri kreatif. 

“Banyak banget perubahan yang aku alami semenjak bergabung di Coach Potato. Aku banyak belajar hal-hal baru, seperti cara mengatur waktu dan tips mendapatkan beasiswa. Karena selama menjadi sukarelawan, aku bisa ketemu dengan orang-orang hebat penerima beasiswa ke luar negeri. Terlebih lagi teman-teman di sini sangat suportif dan suasananya sangat kondusif untuk berkolaborasi,” papar Dhea. 

Pengalaman ketiga sukarelawan muda di atas membuktikan bahwa menjadi seorang volunteer benar-benar memberikan dampak positif terhadap peningkatan kapasitas yang diperlukan untuk membangun karier di masa mendatang. Mengikuti kegiatan volunteering ini adalah salah satu cara bagi anak-anak muda untuk mencari jati diri mereka. Coach Potato hadir menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan diri danmendapatkan pengalaman demi menunjang kesuksesan di masa depan.

Teks: Siti Mahdaria 

Foto: Putri Suci