National Reconciliation Week diadakan setiap tanggal 27 Mei sampai 3 Juni di Australia untuk memperingati penindasan terhadap penduduk asli Australia oleh kaum pendatang Australia. Oleh karena itu, National Reconciliation Week bertujuan menjadi ajang bagi kaum penduduk asli Australia (indigenous) atau yang disebut dengan First Nations People untuk berdamai dan melakukan rekonsiliasi dengan kaum pendatang Australia yang mayoritas merupakan penduduk kulit putih asal Inggris.
Salah satu topik yang menjadi sorotan National Reconciliation Week adalah memperingati dan “Stolen Generations”. Stolen Generations merupakan istilah untuk keturunan dari warga asli Australia yang diambil secara paksa dari keluarga mereka oleh pemerintah federal Australia dengan tujuan asimilasi ke dalam budaya kulit putih Australia. Peristiwa penculikan ini berlangsung selama abad ke-20, dari tahun 1905–1970. Dilansir dari pemerintah Australia sedikitnya satu dari sepuluh penduduk asli Australia diambil secara paksa dari keluarga mereka. Tentunya, peristiwa ini menyisakan bekas luka yang mendalam bagi kelompok penduduk asli Australia.
National Reconciliation Week merupakan lanjutan dari National Sorry Day yang diadakan setiap tanggal 26 Mei. Adapun National Sorry Day pertama diadakan pada tahun 1998, setahun keluarnya laporan berjudul Bringing Them Home yang meminta pemerintah Australia untuk meminta maaf kepada penduduk asli Australia terkait perlakuan tidak adil terhadap penduduk asli di masa lampau. Meskipun demikian, Perdana Menteri Australia saat itu John Howard menolak untuk meminta maaf secara resmi. Pemerintah federal Australia baru meminta maaf secara resmi pada tahun 2008, diwakili oleh Perdana Menteri Kevin Rudd.
National Sorry Day diperingati oleh warga Australia, asli atau bukan, melalui berbagai cara. Seperti misalnya pada tahun 2000, sebanyak 250,000 warga Australia yang terdiri dari warga asli dan warga pendatang berjalan bersama melintasi Sydney Harbour Bridge. Di hari yang sama, warga juga menerbangkan pesawat ‘menulis’ kata “SORRY” di atas jembatan. Pada tahun 2017, pemimpin Aborigin dan Selat Torres di Australia mengirim petisi ke pemerintah Australia berjudul Uluru Statement from the Heart yang meminta perubahan terhadap Constitution of Australia agar lebih bisa mewakili kelompok penduduk asli Australia. Sayangnya, petisi tersebut ditolak oleh perdana menteri saat itu, Malcolm Turnbull.
National Reconciliation Week merupakan program pemerintah Australia melalui Council of Aboriginal Reconciliation (CAR) dibawah undang-undang Council for Aboriginal Reconciliation Act 1991. Adapun peringatan National Reconciliation Week yang pertama jatuh pada tahun 1996.
Kini, pemerintah Australia mengimbau instansi resmi pemerintah untuk aktif berpartisipasi merayakan National Reconciliation Week. Seperti misalnya, selama National Reconciliation Week, bendera Aborigin dan Selat Torres wajib dikibarkan bersama bendera Australia. Tidak hanya instansi pemerintah, organisasi lain juga disarankan untuk melakukan hal yang sama.
Sementara itu, National Reconciliation Week kini dipegang organisasi non-profit Reconciliation Australia menggantikan CAR. Mengambil tema “Be a Voice for Generations”, National Reconciliation Week 2023 mengajak semua warga Australia untuk menjadi suara rekonsiliasi dan perdamaian antarkelompok dalam kehidupan sehari-hari. Dilansir dari laman web Reconciliation Australia:
“Reconciliation must live in the hearts,
minds, and actions of all Australians as we move forward, creating a nation strengthened by respectful relationships between the wider Australian community, and Aboriginal and Torres Strait Islander peoples.”
Di Victoria sendiri, National Reconciliation Week diperingati melalui berbagai acara dan kegiatan. Mulai dari pameran foto, pameran seni, upacara bendera, acara menanam pohon, deklamasi puisi, festival film, dan lokakarya.
Teks: Jason Ngagianto
Foto: Berbagai sumber