Menembus Pasar E-Commerce Indonesia

Ketika memasuki wilayah e-commerce Indonesia, riset calon pelanggan dan penggunaan media sosial sangatlah penting bagi sebuah produk luar yang ingin merambah ke pasar Indonesia. 

Lagipula, Indonesia saat ini dianggap sebagai salah satu pasar berkembang tercepat di Asia Tenggara, terutama dalam sektor e-commerce atau perdagangan elektronik. Hal ini diutarakan oleh Shiraz Engineer selaku Direktur Asosiasi Strategi dan Kapabilitas Asialink Business. 

“Tahun 2020 ini pendapatan dari sektor e-commerce Indonesia kurang lebih sebanyak 27 miliar dollar,” jelas Shiraz dalam sebuah virtual info session pada Senin (9/11/2020) lalu. “Angka ini diproyeksikan bisa naik hingga 48 miliar dollar pada tahun 2024.” 

Terlebih lagi, jumlah pengguna e-commerce Indonesia diprediksi akan bertambah hingga 189,6 juta di tahun 2024, sebuah kenaikan yang cukup signifikan dengan 129,9 juta di 2020. Ditambah dengan kenyataan bahwa tingkat pertumbuhan tahunan gabungan Indonesia dari 2020 ke 2021 adalah sebesar 15,4 persen, tidak bisa dipungkiri bahwa pasar e-commerce Indonesia sangat menjanjikan untuk produk luar yang ingin memperluas jangkauannya ke luar negeri. Salah satu cara agar perambahan produk ke pasar Indonesia bisa maksimal adalah melakukan penelitian terhadap sikap pelanggan Indonesia. 

Sekilas, pasar e-commerce Indonesia bisa terlihat menantang untuk produk pendatang baru. Hal ini diutarakan oleh Christine Lafian, perancang dan pendiri SUKU Home. 

“Indonesia memiliki pasar yang sangat menarik, pasarnya sangat besar dan sangat luas sehingga bisa membuat usaha kecil kewalahan,” kata Christine. 

Itulah mengapa riset mendalam terhadap pasar Indonesia dan pelanggannya sangat penting, jelas Christine yang memulai usahanya di Australia sebelum memperluas jangkauannya ke Indonesia. 

“Anda tidak mau para pelanggan bosan dengan produk Anda setelah satu tahun,” ujar dia. “Apa yang berhasil di Australia belum tentu berhasil di Indonesia.” 

Untuk Christine dan SUKU Home yang bergerak di bidang fashion, memasuki pasar e-commerce Indonesia bisa dimulai dengan menghubungi brand lokal yang serupa.  “Anda bisa terkejut dengan banyaknya orang yang merespon dan siap membantu,” katanya. 

Setelah melakukan riset yang mendalam terhadap calon pelanggan, tibalah saatnya menggunakan media sosial. Media sosial dianggap sangat efektif dalam memasarkan produk e-commerce di Indonesia karena sifat orang Indonesia sebagai penggemar teknologi. 

Namun bagi Christine, membangun komunitas tidak kalah pentingnya dengan promosi media sosial seperti menggunakan influencer. 

“Buatlah konten yang relevan dengan komunitas lokal, seperti misalnya berkolaborasi dengan artis lokal untuk membuat konten di media sosial,” jelas Christine. “Lebih baik membangun komunitas sendiri dulu sebelum menghabiskan uang untuk influencers.” 

Selain SUKU Home, ada juga ALMO Milk yang sedang memperluas jangkauannya ke Indonesia. ALMO Milk sendiri merupakan sebuah produk susu almond asal Australia yang mengedepankan penggunaan kacang almond alami dalam setiap kemasannya. 

Sebagai manajer ekspor ALMO Milk, Natasha Waters juga menganggap media sosial memiliki peran yang besar dalam menjangkau pasar e-commerce Indonesia. “Media sosial dan investasi ke dalam media sosial sangatlah besar di Indonesia,” kata Natasha. 

Untuk e-commerce di Indonesia, langkah yang digunakan ALMO Milk antara lain adalah mempromosikan penggunaan ALMO Milk dalam masakan vegan, photoshoot untuk media sosial seperti Instagram, dan search engine optimization seperti Google Analytics. 

“Jika anda meluangkan waktu untuk Google Analytics dan kata-kata kunci, itu bisa memiliki pengaruh yang besar,” jelas Natasha. 

Tidak hanya dari segi e-commerce, ALMO Milk juga beradaptasi terhadap pasar Indonesia dalam bentuk fisik, lebih tepatnya dalam kemasan minumannya. “Label minuman harus jelas karena bahasa Inggris bukanlah bahasa lisan utama di Indonesia,” tutur Natasha. “Kami menggunakan icon untuk menunjukkan fitur pembeda dalam produk kami.” 

Bukan rahasia lagi bahwa pengguna e-commerce di Indonesia sangat sadar tren dan terbuka terhadap produk baru, belum lagi kemampuan berteknologi mereka yang terbilang tinggi. Jadi, sangatlah masuk akal bila riset calon pelanggan dan media sosial menjadi kunci untuk memasuki pasar e-commerce Indonesia. 

Teks: Jason Ngagianto

Foto: Berbagai sumber