Sebagai makhluk sosial, kita sebagai manusia tidak dapat hidup sendirian. Jumlah anggota dan kebersamaan antar sesama menjadi kekuatan tersendiri. Hal ini dapat dilihat dalam keseharian kehidupan sesama manusia. Ambil saja contoh kisah kemenangan prajurit Tiongkok terhadap prajurit Eropa dan Amerika pasca perang dunia kedua. Dalam hal kualitas persenjataan dan pengetahuan perang, pasukan Eropa dan Amerika Serikat tentu lebih unggul jika dibandingkan dengan Tiongkok. Namun, tanpa disangka, tentara Tiongkok kerap berhasil mengusir tentara penjajah dari tanah air mereka, berbekal persenjataan dan pengetahuan perang terbatas – namun menang dalam jumlah prajurit dan pengetahuan geografis lokal.
Seperti yang Anda lihat, tidak selalunya peperangan dimenangkan oleh pihak dengan senjata dan kualitas pasukan yang terbaik. Banyak faktor penentu yang dapat menjadi katalis kemenangan – salah satu diantaranya mencakup jumlah pasukan. Konsep ini juga dapat dilihat dari segi pemerintahan, terutamanya pemerintahan dalam bentuk demokrasi. Slogan untuk, oleh dan dari rakyar (for the people, by the people and from the people) mencerminkan pentingnya kesatuan pendapat dan tujuan dari masyarakat guna memastikan pemerintahan yang efektif dan bulat. Pemilihan umum yang dilakukan turut bergantung kepada jumlah suara mayoritas yang dianggap merepresentasi keinginan masyarakat. Tentu saja konsep ini memiliki kelemahannya sendiri, namun tidak dapat dipungkiri bahwa konsep ini sendiri menjadi tautan penting dalam pemerintahan bermasyarakat yang efektif dan kuat.
Demikian halnya dengan konsep sukarela, kebersamaan menjadi pendorong utama kebaikan dan keluhuran hati seseorang dalam membantu sesama tanpa meminta balasan jasa. Membantu sesama turut memiliki beberapa keuntungan bagi pemberi. Sang pemberi mengetahui bahwa dirinya memiliki lebih daripada orang lain, oleh karenanya dirinya pun bersyukur akan apa yang dimilikinya. Kemudian, pihak yang memberi dapat menjalin persahabatan baru dengan orang-orang yang sepemikiran, oleh karenanya menumbuhkan jaringan konektivitas dirinya sendiri. Di Australia sendiri, kemauan seseorang untuk menjadi seorang sukarelawan menjadi kualitas kepribadian yang dipandang tinggi oleh masyarakat. Tentunya, jika Anda bersedia mengorbankan waktu dan tenaga demi membantu orang lain dan bekerja tanpa dibayar, hal tersebut tentu menjadi refleksi dari kemurahan hati dan kebaikan Anda.
Sejak pertama dimulai di abad ke-18, kegiatan sukarela telah berubah dan berkembang menjadi sebuah gerakan internasional. Kini, kita melihat banyaknya aksi masyarakat dan berbagai kegiatan sosial yang digalang oleh komunitas setempat dalam membantu orang-orang kurang mampu. Kegiatan sukarela tentu tidak hanya terbatas kepada sesama manusia – bantuan dapat mencakup hewan dan lingkungan hidup seperti perlindungan hewan dan perawatan lingkungan tempat tinggal. Hingga hari ini, kegiatan sukarela masih tetap bertumbuh dan turut mencakup kian banyak sektor. Bahkan sekarang, perusahaan dan bisnis juga memiliki inisiatif sendiri dalam melakukan kegiatan sosial dan sukarela mereka sendiri (corporate social responsibility).
Bersamaan dengan perkembangan zaman dan perubahan orioritas masyarakat, konsep sukarela juga akan turut berubah seiring waktu. Oleh karena itu, ayo kita senantiasa kobarkan terus semangat sukarela dan berbagi di hari natal dan tahun baru yang penuh berkah ini. Selamat hari natal dan tahun baru!
Teks dan foto: Edward Tanoto