Gamelan DanAnda – Membawa ke Nuansa Tropik Bali Nan Eksotis – Taking You to the Exotic Tropical Land of Bali

Gamelan DanAnda adalah komunitas gamelan Bali yang dibentuk pada tahun 2012 di Melbourne, dan digagas oleh Jeremy Dullard, seniman asal Melbourne yang begitu mencintai budaya Bali.
Salah satu penampilan Gamelan DanAnda yang berhasil memukau audience adalah penampilan mereka di Festival of Slow Music yang berlangsung pada 22 – 30 Agustus 2015 di Mechanics Institute Ballarat. Rancak tetabuhan perangkat gamelan Bali seolah membawa suasana Bali di Ballarat. Paduan gong, drum, flute, dan gemulai penari seolah me- ngantar Anda ke eksotis tanah tropis Bali.

Uniknya seluruh pemain gamelan Bali tersebut bukanlah orang Indonesia, mereka adalah warga lokal Melbourne yang rela meluangkan waktu untuk latihan gamelan setidaknya dua kali dalam seminggu di 433 St Geoges Rd, Thornbury.

Jeremy Dullard rela memboyong semua perangkat gamelan Bali ke Melbourne seperti Baleganjur, Se- lunding, Rindik, hingga Gong Kebyar yang sudah berumur seratus tahun.
Gamelan DanAnda_tari MargapatiHingga saat ini Gamelan DanAnda telah mempunyai 14 orang pemain yang kerap melakukan pementasan di beberapa festival seni. Kelompok ini terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung untuk mempelajari gamelan Bali. Gamelan DanAnda fokus pada gaya gamelan “Kebyar” yang mengkombinasikan xylophones, bells, cym- bals, drum dan gong.

Di kesempatan yang sama hadir pula Tari Margapati. Tari Margapati adalah tarian yang diciptakan oleh Nyoman Kaler pada tahun 1942 yang mempunyai arti Marga sebagai jalanan, sedangkan Pati adalah kematian. Tarian ini di- tampilkan dengan penjiwaan yang kuat dan menceritakan tentang perjalanan yang salah dari seorang wanita. Gerak tari yang melibatkan gerakan kaki, tangan, jari, mata, leher, dan mimik wajah, ditampilkan dengan begitu cantik dan diiringii oleh Gamelan DanAnda dengan apik.
Ini semua adalah salah satu bukti bahwa budaya Indonesia begitu dicintai tidak hanya oleh bangsa Indonesia sendiri. Dan seni adalah sesuatu yang universal. Bisa menjadi bahasa keindahan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun.

 

Gamelan DanAnda is a Balinese gamelan community founded in 2012 by Jeremy Dullard, a Melbourne artist who has a big passion about Balinese culture.One of their astonishing performances was at Festival of Slow Music 22-30 Au- gust at Mechanics Institute Ballarat. The sound of Balinese gamelan instruments was brought alive at Ballarat. The harmony of gongs, drums and flutes were mixed with the dance taking you to the exotic tropical land of Bali.

The unique part lays in the players who were all Australians. They have been practising at least twice a week at 433 St Gorges Rd, Thornbury. Jeremy Dullard had made the effort to bring a variety of instruments from Bale- ganjur, Selunding, Rindik to Gong Kebyar aging 100 years.

Gamelan DanAnda has now 14 players who frequently performs at a number of art festivals. This community is open to anyone who share the interest to learn about Balinese gamelan. Gamelan DanAnda is focusing onto Kebyar style that combines xylophones, bells, cymbals, drums and gongs.

At the same moment, Tari Margapati dance was also performed by the group. Margapati dance is created by Nyoman Kaler in 1942. The name Margapati com- bines words with these meanings; Marga means road, while Pati means Death. Margapati Dance performs soulfully expression, it tells of the wrong journey of a woman. The dance movements involve the move of feet, fingers, eyes, neck, and facial expression. It is performed very beautifully and played along the marvel- lous Gamelan DanAnda.

This is one of the proof that Indonesian culture is loved not only by native Indo- nesians and art is universal. It is a language of beauty that does not recognize time or space boundaries.

Gamelan DanAnda_Tim Gamelan DanAnda