Catatan Najwa on Campus: Merawat Indonesia

Presenter kenamaan Najwa Shihab hadir di Melbourne dalam acara “Catatan Najwa Goes to Melbourne” yang diadakan di Monash University Clayton pada tanggal 6 Juli 2019. Bertempat di Robert Blackwood Hall, acara talkshow ini merupakan sebuah kolaborasi antara LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Community Monash, Indonesia Diaspora Network (IDN) Victoria, dan Narasi TV. 

Tema yang diusung oleh Catatan Najwa edisi Melbourne ini adalah “Merawat Indonesia”, dimana Najwa bersama para narasumber berbicara mengenai isu toleransi dan perbedaan pasca Pemilu Pilpres 2019.  Catatan Najwa edisi kali ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, aktivis Yenny Wahid, dan direktur eksekutif Charta Politica Indonesia Yunarto Wijaya, yang akrab dipanggil Toto. 

Tujuan diangkatnya tema “Merawat Indonesia” di talkshow Najwa kali ini adalah untuk berdiskusi mencari solusi isu intoleransi dan radikalisme yang semakin marak selama dan setelah Pilpres berakhir. Berlatar terbaginya masyarakat menjadi kubu berlawanan dengan ideologi mereka masing-masing pasca Pilpres, Najwa memaparkan perlunya diadakan dialog mencari solusi untuk mencegah terjadinya perpecahan yang lebih parah dalam masyarakat. Berangkat dari tema besar tersebut, dialog yang dihadirkan Najwa dan ketiga narasumber terbagi menjadi tiga sudut pandang berbeda: sisi pemerintah dari Ganjar, sisi aktivis dari Yenny, dan sisi ilmuwan dari Toto.  

Di awal acara talkshow, setiap narasumber diberikan kesempatan oleh Najwa untuk berbagi “kegelisahan” mereka seputar isu perpecahan dalam masyarakat. Toto menghimbau masyarakat untuk berdialog agar tidak terjadi perpecahan. Sementara itu, Yenny mempertanyakan tujuan didirikannya Indonesia setelah fenomena masyarakat yang tampaknya “dipisahkan oleh angka”, merujuk kepada terbaginya masyarakat dalam memilih calon presiden pada Pilpres 2019 berdasarkan nomor 1 dan 2. Ganjar pun turut mengimbau para tokoh politik untuk menjaga kata-kata mereka di media sosial. 

Diskusi di antara Najwa dan ketiga narasumber berlangsung secara santai namun tajam dan lugas, tidak jauh beda dari suasana yang sering ditemukan di berbagai edisi Mata Najwa. Seringkali Najwa, Ganjar, Yenny, dan Toto bertukar lelucon dan mengundang tawa penonton di sela-sela dialog. Mulai dari sentilan Najwa dan Yenny terhadap rumor Ganjar menjadi calon presiden 2024 hingga kelakar Toto mengenai ancaman pembunuhan terhadap dirinya, penonton pun senantiasa terhibur oleh kedekatan antar para narasumber. Tidak jarang pula ketiga narasumber sukses menarik tepuk tangan dari para penonton. 

Berkat karisma dari Najwa dan ketiga narasumber, antusiasme penonton tetap tinggi hingga penghujung acara. Meskipun semangat pengunjung sudah tinggi sebelum talkshow dimulai, terlihat dari kedua lantai bangku performance hall yang dipenuhi penonton sedari awal, rasa antusias penonton melejit ketika Najwa menapaki panggung. Hal ini juga terlihat dari interaksi penonton dengan panggung: tawa riuh ketika ada yang bergurau, dan tepuk tangan meriah ketika ada pernyataan menggugah dari para pembicara. Semangat dan reaksi penonton memperkuat kesan tajam khas sebuah episode Mata Najwa. Latar tempat acara talkshow yang berkelas dan megah juga melengkapi kesan berkualitas dari acara Catatan Najwa yang kali ini diadakan di tanah Australia.

Mendekati penghujung acara bincang-bincang Najwa dengan ketiga narasumber, penonton diberikan kesempatan untuk bertanya dan/atau memberikan komentar terhadap jalannya talkshow. Tanggapan para penanya terhadap acara positif, namun ada satu opini yang muncul dari kalangan penanya: ketidakhadiran narasumber dari kubu politik yang lain. Jawaban Najwa terhadap opini tersebut adalah kehadiran narasumber dari poros berbeda tidak akan memengaruhi arus perbincangan dalam talkshow. Pembicaraan tetap akan berfokus kepada dialog bersama membahas isu polarisasi masyarakat Indonesia pada masa Pemilu Pilpres 2019. Meskipun tidak semua pertanyaan terjawab dikarenakan waktu yang terbatas, ketiga narasumber mendapat kesempatan menjawab dan memberikan masukan unik dari sudut pandang mereka masing-masing. 

Mendekati akhir acara, para narasumber kembali diberikan kesempatan untuk menyampaikan imbauan penutup mereka. Ganjar mengimbau masyarakat untuk meningkatkan penggunaan kalimat positif di media sosial dan menekankan pentingnya menjaga perasaan. Yenny mengimbau masyarakat untuk menjaga komunikasi dan menekankan pentingnya mendengarkan aspirasi dari kubu berlawanan. Terakhir, Toto mengimbau masyarakat untuk banyak membaca dan bergaul. 

Di penghujung acara, Najwa membacakan segmen Catatan Najwa miliknya sebelum mengajak penonton untuk menyanyikan lagu “Tanah Airku” karya Ibu Sud. Para narasumber juga ikut bernyanyi di atas panggung bersama Najwa. Acara kemudian ditutup dengan pembagian sertifikat oleh LPDP Monash Community kepada para narasumber dan sesi selfie Najwa dengan para penonton. Dilihat dari antusiasme penonton yang tinggi dan kualitas perbincangan yang ditampilkan, acara Catatan Najwa Goes to Melbourne dapat dikatakan turut mencatat prestasi sukses yang luar biasa. 

Teks: Jason Anselmo
Foto: Windu Kuntoro & Fakhrul Hadianto