The Loveumentary Project

Sudahkah kamu mengetahui tentang The Loveumentary? Di kolom Partnered Up kali ini, OZIP ingin mengenalkan passion project tentang cinta yang baru-baru ini go viral online. The Loveumentary Project membawa kita ke puluhan pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun dan mempunyai hubungan yang tetap harmonis, kuat, dan mesra.

Nate Bagley dan Melissa Joy Kong sama-sama gelisah ketika mengetahui banyaknya perceraian di sekitar mereka. Melissa dibesarkan oleh orangtua tunggal, ibunya. “Saya tidak punya contoh seperti apa itu pola pernikahan yang sehat dan bahagia semenjak kecil,” ujarnya. Sementara Nate, yang sudah mencari pasangan yang tepat semenjak kuliah namun belum juga menemukan orang yang pas untuk dinikahinya, melihat bahwa pernikahan teman-teman yang mendahuluinya banyak yang rontok di tengah jalan.  Mereka ingin menikah, tetapi jadi galau dan takut saat melihat banyaknya kisah yang membuat mereka berpikir ulang lagi tentang pernikahan. Apa sih yang membuat pernikahan begitu menyeramkan?

Mungkin banyak dari kita yang mempunyai pemikiran yang kurang lebih sama dengan mereka. Namun, bedanya, Nate sendiri langsung berhenti dari pekerjaannya (sebagai Internet Marketing Manager untuk sebuah restaurant chain)  karena sudah bertahun-tahun memikirkan konsep tentang The Loveumentary Project ini. Ia berkeliling Amerika Serikat untuk mencari dan mewawancarai pasangan-pasangan yang mempunyai hubungan paling baik dan hangat. Mereka sudah puluhan tahun menikah dan masih juga melakukan hal-hal romantis seperti misalnya: keluar dari mobil ketika hujan untuk berciuman di tengah air hujan, selalu melakukan hal-hal kecil setiap hari hanya untuk menjalin hubungan yang menyenangkan dan berarti dengan pasangannya,  serta selalu menciptakan kenangan bersama yang menyenangkan.

Sampai akhirnya ia dikenalkan kepada Melissa Joy Kong lewat temannya. Melissa pun penasaran dan ingin mengetahui tentang 50 % pasangan yang berhasil mempertahankan pernikahan mereka (merujuk kepada data 50 % pernikahan pertama berakhir dengan perceraian di Amerika Serikat). Bagaimana dengan 50 % lainnya? Apa yang mereka ketahui dan lakukan dengan benar? Apa yang membuat mereka berhasil di saat yang lain gagal? Itulah pertanyaan yang ingin dieksplor oleh Melissa, mengingat bahwa ia sendiri tidak mempunyai model pernikahan ideal dalam hidupnya. Melissa dan Nate hanya ingin belajar ilmu pernikahan untuk bisa dipakai dalam hubungan pernikahan mereka masing-masing nantinya dan untuk membaginya kepada masyarakat, untuk menghidupkan kembali semangat akan cinta dan kehidupan pernikahan yang baik di masyarakat.

Mengetahui bahwa keduanya mempunyai passion project yang sama, mereka lantas memutuskan untuk melakukannya bersama, walaupun mereka baru bertemu muka di hari pertama jadwal melakukan wawancara, dan terlahirlah Project Loveumentary ini. Sampai sekarang, sudah ada 37 podcast wawancara Loveumentary yang diunggah ke Soundcloud.com, dan semua orang dengan akses Internet dan kemampuan mengerti bahasa Inggris bisa mempelajari kisah-kisah pasangan sukses ini dengan mendengar tips-tips dari mereka.  Proyek ini juga akan diproses menjadi buku dan dokumenter. Kisah tentang project ini langsung viral pada momentum Valentine’s Day kemarin tanggal 14 Februari. Sepertinya, semua orang butuh sedikit saran tentang bagaimana membuat kehidupan percintaan berjalan lebih indah dan menyenangkan.

Satu hal yang paling bisa direnungi adalah perkataan Nate, ketika ia menulis bahwa banyak orang yang menyerah untuk memperbaiki kualitas hubungan mereka karena mereka tidak tahu bahwa mereka bisa mencapai level kebahagiaan yang bahkan jauh lebih tinggi lagi. Mereka tidak tahu bahwa masih banyak level kualitas yang bisa mereka raih dalam pernikahan mereka. Mungkin karena referensi pasangan yang mereka kenal tidak ada yang menunjukkan pada mereka bahwa hal tersebut mungkin dan bisa dilakukan.

Berkeliling negaranya selama setahun dan menjumpai pasangan-pasangan yang ditemukannya lewat teman, random contacts, dan orang-orang yang memberikan tip pasangan untuk diwawancarai ketika mengetahui apa yang sedang dilakukannya, Nate menjadi yakin bahwa kita selalu bisa mencapai tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi lagi dalam hubungan.

Proyek ini dijalankannya dengan segala resikonya (“sampai saat ini saya masih punya sedikit sekali uang, karena hidup berdasarkan tabungan pribadi ketika bekerja dulu, dan masih tinggal di basement rumah orangtua selama mengerjakan proyek ini,” cerita Nate) karena ia yakin bahwa informasi yang didapatnya ini sangat berguna, bisa digunakan dan membantu oleh banyak orang, dan pastinya bisa ia gunakan dalam kehidupan pribadinya sendiri. Jadi, kalaupun seseorang tidak mempunyai contoh model cinta yang langgeng, harmonis,  kuat, dan mesra di sekitarnya, mereka tetap bisa mengambil inspirasi dari figur-figur yang diwawancarainya.

Apa saja saran-saran yang didapat dari orang-orang yang dinilai layak sebagai representatif  “best couples of America” ini?

Menurut Nate, salah satu saran paling berkesan datang dari Terri, istri dari Ty, yang sudah menjalankan pernikahan selama 27 tahun.

“At the end of Ty’s life, I want him to be able to say, ‘Terri was the greatest earthly blessing in my life – the best thing that ever happened to me – and that I’m a better man because of how she loved me. And that’s the goal that I live with every day. That’s how I want to love this man.'”

Ketika mendengar hal tersebut, Nate langsung merasa bahwa inilah definisi cinta yang sesungguhnya – memberikan yang terbaik untuk orang yang kita cintai, bukan untuk kepentingan diri kita.

Nate juga sangat terinspirasi dari pasangan MeiMei Fox dan Kiran Ramachandran dari Los Angeles, yang berkata bahwa “marriage is 24/7 slumber party…and you realize you get to be with this person every day, you don’t have to be separated and go back to your own place, and it’s the best!” Perkataan itu membuat ia menyadari betapa dua orang bisa sangat saling mencintai.

Yang paling dalam mungkin adalah pelajaran dari pasangan yang menikah karena perjodohan. Walaupun dijodohkan, mereka bahagia dan langgeng. Nate pun belajar banyak dari mereka. “Pasangan yang dijodohkan ini berkata bahwa banyak orang yang gagal menjalin hubungan karena mereka berharap untuk bisa mendapatkan sesuatu dari pasangannya, namun mereka sendiri menjalani hubungan dengan harapan untuk bisa memberikan sesuatu kepada pasangannya,” ujarnya. Tip lainnya dari pasangan yang dijodohkan ? “Kita tidak mengenal orang yang kita nikahi di hari pertama, namun seiring berjalannya waktu kita semakin mengenal pasangan kita. Ini adalah sebuah petualangan,” ujar mereka. Satu hal yang sama pentingnya baik untuk pasangan yang dijodohkan ataupun tidak, mereka sama-sama berkomitmen untuk mendahului kebahagiaan pasangannya. “If she’s happy, I’m happy,” dan begitu juga sebaliknya.

Ingin belajar lebih banyak tentang karakteristik, kebiasaan, dan mindset pasangan yang bahagia, langgeng, dan harmonis? Simak dua link di bawah ini.

https://soundcloud.com/loveumentary

http://www.loveumentary.com