A Love Letter To My Indonesia

‘Indonesia bisa dijadikan model toleransi beragama di dunia’ demikian tulis Greg Sheridan sebelum peristiwa 9/11 – 2001 yang menjungkirbalikkan pola politik dunia. Disebabkan oleh karena doktrin Bush ‘you are with us or against us.’  Dunia menjadi ‘hitam putih’ padahal warna ada warna ‘abu-abu’ di antaranya!

 

Kalau dulu di tahun 1965-an orang takut dituduh PKI tapi setelah 9/11orang takut dituduh teroris.  Bicara lewat teleponpun orang harus hati-hati karena dengan mengucap kata   ‘teroris atau Osama bin Laden’ grafik suara akan naik dan nomor telpon Anda bisa dilacak yang berwenang.  Orang serba takut; tidak hanya takut kepada penguasa tapi juga takut sesama orang yang tidak kenal.  Jadi kalau Anda ke suatu kelompok yang baru harus hati-hati.  Pernah penulis diingatkan untuk hati kalau ngomong di Indonesia di suatu tempat bahkan di tempat pengajianpun dan mesjidpun juga harus hati-hati.  Ada apa dengan toleransi beragama di Indonesia?

 

Penulis yakin Indonesia masih menjadi negara yang punya toleransi beragama tinggi dan tetap akan menjadi model bagi negara-negara lainnya di dunia.  Apa yang terjadi sekarang ini seperti ‘musim’ yang tidak akan berlangsung lama. Ada anekdot yang mengatakan; pada waktu agama Hindu datang ke Indonesia, berbondong-bondong orang Indonesia jadi Hindu; pada waktu agama Budha muncul, rame-rame orang Indonesia memeluk agama Budha, begitupun pada agama Islam tiba di kepulauan Indonesia, berbondong-bondong orang Indonesia memeluk agama Islam.  Begitu juga halnya pada waktu agama Kristen masuk ke Indonesia banyak orang yang memeluk agama Kristen.  Begitu tolerannya orang Indonesia terhadap agama.  Itu dulu, bagaimana sekarang?

 

Di negara lain, agama menjadi kebanggaan tapi di Indonesia, ‘kebangsaanlah’ yang menjadi kebanggaan disebabkan nasionalisme yang begitu tinggi.  ‘Right or Wrong is my country’, ternyata masih menjadi pameo bagi mayoritas orang Indonesia.  Pernah dikuatirkan bahwa rasa nasionalisme semakin hilang di generasi muda Indonesia.  Ternyata kekuatiran tersebut tidak punya dasar karena pernah  penulis ngobrol dengan mahasiswa muda Indonesia  ternyata justru sebaliknya karena kesan yang didapat adalah rasa nasionalisme mereka kuat sekali.

Tetapi semboyan ‘Right or wrong is my country’ sebaiknya ditambahkan 12 kata sehingga menjadi ‘Right or wrong is my country but if my country has done wrong, she is still my country’.  Janganlah kita menjadi seorang nasionalis buta.  Memang betul Indonesia mempunyai sejarah yang gemilang dan punya budaya yang kaya sekali.  Pernah penulis menanyakan kepada Prof. Tim Lindsay yang begitu mencintai Indonesia kenapa dan apa sebabnya?  Beliau menjawab:

“Betapa tidak, Indonesia punya kebudayaan yang begitu kaya apalagi kalau dibandingkan dengan Australia?”

 

Kemudian penulis mengatakan bahwa Australia juga punya sejarah yang tua kalau sejarah Australia dilihat sebelum ‘White Settlements’ dimana sejarah Aborijin termasuk di dalamnya.  Mungkin tidak sekaya Indonesia dalam hal bahasa; dimana Indonesia mempunyai lebih dari seratus bahasa dan ratusan dialek!  Penyanyi  Filipina Meribeth yang terkenal dengan lagu ‘Denpasar Moon’ begitu cintanya dengan Indonesia, yang sekarang hidup di satu kota kecil di Jawa Barat.

 

Bicara soal prasasti yang ada di tanah air. Yogyakarta dikenal sebagai kota budaya dan kota mahasiswa dan yang lebih membuat kota Yogyakarta lebih dikenal dunia dengan adanya Candi Borobudur dan Prambanan.  Kalau Candi Borobudur merupakan agama Budha sedangkan Candi Prambanan merupakan candi agama Hindu dan banyak lagi candi-candi kecil lainnya.  Setiap candi-candi tersebut punya keunikan-keunikan tersendiri!

Belum lagi kalau kita bicara beragamnya kepercayaan di Indonesia.  Ada agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, Kong Hu Chu dan apa yang disebut Kejawen yang sering disebut Agama Jawa.  Juga dengan suku-suku yang beragam dan setiap suku mempunyai keunikannya sendiri-sendiri.  Suku Minangkabau yang merupakan suku yang menganut sistem matrilineal dimana tanah 75% dimiliki oleh perempuan dan merupakan satu-satunya suku yang mempunyai sistem seperti ini.

 

Suku Sunda juga mempunyai keunikan dan dikenal sebagai suku yang paling banyak mengonsumsi sayur-sayuran dibandingkan dengan suku-suku lainnya Indonesia.  Sampai-sampai ada anekdot yang berbunyi ‘ kalau kawin dengan orang Sunda gak makan ongkos banyak, lepas saja dia ke kebun!’ Orang Menado juga merupakan suku yang dikenal blak-blakan seperti orang Batak yang suka terus terang.

Oleh karena itu dubes yang terbaik untuk Australia adalah Agus Marpaung (1984 – 87) menurut media di Australia.  Hari-hari pertama dia sampai dia Canberra, Agus Marpaung mengatakan: “Australia memberikan NOL besar kepada Timor Timur!’  Hadirin memberikan tepuk tangan riuh karena oarng Australia juga dikenal sebagai orang yang terus terang!

 

Orang Makasar angg dikenal sebagai ‘Viking of Asia’ yang justru menemukan benua Australia jauh sebelum Kapten Cook.  Orang Bugis tanpa sengaja menyumbang kosa kata ‘bogey’ ke dalam perbendaharaan bahasa Inggris di samping kosa kata yg sudah ada seperti ‘rattan – rotan’; ‘nasi-goreng’; ‘orang-utan’ dan ‘gamelan’.

 

Konsep Indonesia sebagai suatu bangsa sulit dimengerti oleh orang asing karena banyaknya suku bangsa yang di Indonesia.  Menurut catatan yang ada lebih dari seratus bahasa dan 468 dialek yang ada di Indonesia.  Oleh karena itu juga, menurut Jaya Suprana, seorang musisi Jazz Indonesia, Indonesia punya nuansa musik terkaya di dunia.

 

Anton Alimin

ghazellapublisher@gmail.com