Serba–Serbi Bisnis “Thrift Shop” di Kalangan Gen Z

Keinginan untuk selalu tampil up to date adalah hal yang cukup lumrah ditemui saat ini terlebih dengan kehadiran social media. Dilansir dari laman Katadata, Gen Z merupakan generasi peralihan terhadap perkembangan teknologi dan kehidupannya tidak terlepas dari internet. Karakteristik dari Gen Z sendiri dikenal sebagai generasi tech-savvy yang pandai berjejaring dalam dunia maya baik itu untuk menjalin pertemanan, bekerja, mendapatkan hiburan maupun berbelanja barang fashion. Di sisi lain, informasi mengenai dampak pakaian yang mereka sukai terhadap lingkungan membuat banyak generasi Z mempertimbangkan untuk beralih untuk melakukan thrifting atau belanja baju bekas.

Dikutip dari laman The Week, kaum Gen Z sendiri menilai bahwa kegiatan thrifting merupakan sebuah solusi bagi mereka yang suka untuk berbelanja, namun tetap memiliki rasa kepekaan terhadap lingkungan. Faktor lain yang juga menyebabkan Gen Z lebih suka membeli baju–baju vintage atau thrifting berkaitan dengan kondisi keuangan. Temuan dari Deloitte, menunjukkan bahwa Gen Z tumbuh dengan masalah finansial yang sulit sehingga mereka memilih membeli baju secara murah namun tetap trendy. 

Tidak hanya berlaku sebagai konsumen, tapi banyak dari Gen Z yang juga kemudian terjun sebagai orang yang menjual barang–barang vintage. Usaha thrift shop sendiri bisa dilakukan bagi para pelajar atau mahasiswa yang masih ingin coba–coba dalam berbisnis dengan modal yang cukup minim. Sebagai contoh dengan modal awal kurang lebih Rp 1 juta, mereka bisa mendapatkan satu karung berupa pakaian bekas atau barang fashion lainnya dari supplier. Setelah itu bisa mereka jual kembali dengan tampilan packaging yang menarik. 

Kegiatan thrifting sendiri biasanya memiliki komunitas yang cukup besar dari supplier, penjual bahkan konsumennya untuk melakukan proses transaksi jual beli. Di beberapa area di Melbourne misalnya bagi mereka yang menyukai barang–barang vintage bisa pergi ke Camberwell Sunday Market, Brunswick Flea, Vinnies Center, Vintage Sole, Shag, Retrostar Vintage, Salvos Store dan masih banyak lagi. 

Sementara di Indonesia bagi mereka yang menyukai thrifting bisa menemukan surga baju–baju bekas di Pasar Senen, Pasar Baru, Blok M Square, Pasar Gedebage dan berbagai daerah lainnya. Dilanasir dari detik.com, salah satu penjual di Pasar Senen mengungkapkan bisa mengantongi omzet sekitar 5 juta per hari dan pada akhir pekan bisa mendapatkan keuntungan hingga belasan juta rupiah. Para pedagang juga mengungkapkan mereka bisa memperoleh rezeki yang lebih berlipat dari barang–barang ternama walaupun memang tidak selalu didapatkan setiap saat.

Teks: Destari Puspa Pertiwi

Foto: Berbagai sumber