Menyaring Informasi Dunia Melalui Lensa Media

Tidak dapat disangkal bahwa di era informasi dan transformasi abad ke-21, informasi menjadi sesuatu yang sangat penting dalam hidup bermasyarakat. Kemudahan mengakses informasi melalui telepon genggam smartphone Anda turut membantu Anda mendapatkan informasi terkini mengenai topik yang populer di kalangan masyarakat. Namun, di balik kemudahan ini, banyak juga beredar berita-berita dan isu-isu tidak benar yang diedarkan oleh sumber tidak terpercaya. Informasi palsu atau hoax ini dapat pula menjadi sebuah komunitas tersendiri yang mendasarkan pandangan mereka akan informasi yang keliru. Tidak mengherankan bahwa kita kini banyak mendengar kabar tidak benar atau hoax yang disebarkan oleh sumber tidak jelas, terutama di saat pandemi saat ini.

Kemudahan mengakses informasi sayangnya tidak selalu diiringi oleh keakuratan informasi yang diperoleh. Mengecek sosial media di waktu senggang telah menjadi kebiasaan yang diterima oleh masyarakat. Namun, di tengah banyaknya informasi yang beredar, kita juga perlu mengingat bahwa kita sebagai pembaca mesti menyaring dan memilah informasi yang kita percaya. Tidak semua informasi yang dibaca adalah benar. Ketika informasi yang kita peroleh dalah benar sekalipun, jangan lupa bahwa informasi tersebut hanyalah merupakan suatu sudut pandang dari sebuah peristiwa yang terjadi – selalu ada kemungkinan bahwa apa yang dilaporkan tidak selalu mencerminkan apa yang sesungguhnya terjadi di balik lensa kamera dan tulisan pena.

Sungguh ironis bahwa di era digital abad ke-21 kita masih melihat banyak informasi tidak benar yang beredar di kalangan hidup bermasyarakat. Namun, di sisi lain, kita juga tidak dapat menyangkal bahwa media memegang peranan yang semakin penting dalam hidup kita semua. Munculnya konsep marketplace, online shopping dan public journalism merupakan produk dari perkembangan sarana media seiring zaman. Berbekal telepon genggam, setiap orang dapat menjadi seorang jurnalis hanya dengan merekam video dan menuliskan beberapa kalimat singkat akan peristiwa yang terjadi. Mulai dari hal-hal penting seperti protes massal hingga hal-hal kecil seperti rekaman kegiatan hewan peliharaan, semuanya dapat diedarkan melalui media sosial.

Namun, meskipun bentuknya mungkin telah berubah, konsep dan praktik laporan sebuah peristiwa atau berita tetaplah harus akurat, jelas dan tepat. Seringkali media disalahgunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk menyebarkan informasi tidak akurat. Di masa lalu, praktik ini dikenal dengan istilah propaganda. Kini, praktik ini telah turut menjalar ke dunia politik dan sosial dan telah dikenal dengan istilah kekinian fake news, sebuah kosakata yang dipopulerkan oleh presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump. Namun, label istilah ini juga dapat kemudian disaahgunakan oleh orang-orang kubu politik lain untuk memajukan agenda mereka sendiri – demikian siklus ini kian berlanjut.

Oleh karena itu, janganlah Anda dipengaruhi oleh berita-berita tidak benar yang marak beredar di tengah masyarakat. Terutamanya di saat kita semua bekerja dari rumah, bergantung kepada sistem online untuk bekerja dan aktif menggunakan layanan web, sudah sepatutnya kita aktif untuk selalu menyaring informasi yang kita baca.

Teks: Edward Tanoto
Foto: Devina Krismarina