Menjalin Komunikasi Intens

Ada sebuah kisah unik di zaman dahulu. Alkisah disebutkan, dua buah kerajaan yang telah sekian lama saling bermusuhan akhirnya sama-sama kepayahan. Banyak korban berjatuhan, dan rakyat kedua kerajaan pun makin menderita. Dalam kondisi tersebut, kedua raja pun berpikir ulang. Apakah keadaan akan terus berkelanjutan seperti ini? Akhirnya, setelah berpikir matang, dan demi keutuhan negeri masing-masing, maka kedua raja tersebut memutuskan untuk melakukan gencatan senjata sampai waktu yang tidak ditentukan.

Maka, dikirimlah sebuah pesan yang diterbangkan dengan merpati pos kepada kerajaan yang saling bermusuhan. Masing-masing mengirimkan pesan yang sama. Tanpa tahu, ternyata keduanya mengirimkan pesan yang sebenarnya sama.

Ternyata, dalam perjalanan merpati tersebut, hujan dan badai menghadang. Pesan yang dikirimkan pun terkena dampaknya. Tulisan yang ada, sebagian sudah menghilang, sehingga terbaca, “Mari kita ……. perang.”  Pesan itu segera sampai di telinga kedua raja tersebut. Sehingga, kedua kerajaan yang sudah sama-sama kepayahan itu pun akhirnya kembali berperang. Kali ini, hingga titik darah penghabisan. Tidak lama kemudian, kedua kerajaan pun binasa. Sungguh ironis bahwa kedua kerajaan yang awalnya ingin melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang akhirnya habis ditelan peperangan. Padahal, sebenarnya pesan yang dikirimkan bertuliskan, “Mari kita hentikan perang.”

Dear Readers,

Anda dapat melihat bagaimana satu kata saja sudah mampu membinasakan dua buah kerajaan. Maka tak salah, sebuah pepatah menyebutkan, kata-kata lebih tajam daripada pedang. Betapa kesalahan menerjemahkan sebuah pesan—akibat terhapus satu kata saja—memberi makna yang sangat berbeda. Di sinilah letak pentingnya sebuah komunikasi agar tidak salah mengerti.

Kadang kala, kita acap menganggap sebuah pesan dengan biasa-biasa saja. Mungkin kita juga mengacuhkan sebuah pesan singkat yang muncul di media sosial atau media komunikasi lain. Padahal, hanya dengan memberi tanggapan singkat—oke, baik, akan ditindaklanjuti, setuju, tidak setuju, dan sejenisnya—bisa jadi sudah mampu menyelesaikan sebuah pekerjaan.

Kondisi tersebut menggambarkan betapa pentingnya komunikasi. Komunikasi yang berterusan, akurat, dan efektif dapat membawa banyak dampak kebaikan. Keaktifan kita dalam menanggapi sebuah pesan, dengan jawaban yang jelas, benar, dan tidak bias makna dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan berbagai macam agenda kehidupan.

Penulis turut teringat akan sebuah ungkapan bijak – berkomunikasi bukanlah untuk mengubah pihak lain, melainkan untuk mencari titik yang bisa saling dimengerti.

Dalam upaya menggapai kesuksesan, komunikasi juga mutlak kita perlukan. Sebab, kita tidak mampu hidup sendirian. Sebagai makhluk sosial, komunikasi adalah hal yang sangat penting. Maka, ungkapan tersebut dapat menjadi pegangan bagi kita untuk melakukan komunikasi yang berimbang. Jangan sampai kisah pesan yang dibawa burung merpati terjadi dalam upaya kita memperjuangkan kesuksesan.

Dalam konteks mencari titik yang dapat saling dimengerti, kita dapat turut memposisikan diri untuk berkomunikasi yang berimbang. Terkadang, memang kita berbeda pendapat. Ada kalanya kita pun mungkin bersinggungan hingga memancing emosi. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam berkomunikasi. Jangan sampai pesan yang kita sampaikan mengandung bias makna yang malah mengarahkan asumsi kepada hal yang dapat memancing kegaduhan. 

Untuk itu, butuh kedewasaan bersikap, kematangan bertindak, dan kejernihan berpikir agar komunikasi yang kita sampaikan dapat membawa lebih banyak dampak kebaikan. Berbeda pendapat itu biasa. Namun, kebijakan dan kematangan dalam berkomunikasi dapat mengubah perbedaan menjadi sinergi yang saling melengkapi.

Mari kita kedepankan komunikasi yang berimbang, jelas, dan tidak saling menjelekkan. Marilah kita turut mengedepankan solidaritas dan kebersamaan dalam berbicara dan berbincang. Dengan demikian, kedamaian dan keberkahan dapat mendatangkan kebahagiaan. 

Salam sukses luar biasa!