Mengenal dan Mencintai Keindahan dan Kekayaan Satwa Dunia

Memutuskan untuk memelihara hewan di rumah seperti anjing dan kucing mungkin menjadi hobi tersendiri bagi beberapa orang. Di Australia sendiri, RSPCA, organisasi non-profit yang membantu merehabilitasi dan menampung hewan-hewan peliharaan, memperkirakan bahwa 62% dari seluruh rumah tangga Australia memiliki setidaknya seekor hewan peliharaan. Tingginya tingkat kegemaran masyarakat akan hewan peliharaan pun melahirkan spesies-spesies hewan peliharaan baru melalui perkawinan silang antar-spesies yang berbeda. Beberapa dari mereka juga memiliki peranan sejarah yang penting dalam kerajaan zaman dahulu.

Ambil saja contoh dari spesies pug. Spesies anjing ini pertama dibawa ke Eropa di abad ke-16 dari kerajaan Tiongkok. Namun, keberadaan spesies ini diduga merupakan hasil dari domestikasi tibetan mastiffyang banyak ditemui di pegunungan utara Tiongkok di era dinasti Han (206 SM – 200 SM). Kerangka wajah anjing yang khas, ukuran tubuhnya yang kecil dan matanya yang besar membuatnya tampak lucu dan banyak digemari oleh orang-orang. Namun, tahukah Anda bahwa spesies pug saat ini berbeda dengan spesies asli ketika hewan ini pertama masuk ke benua Eropa? Dahulu, spesies ini memiliki kaki yang panjang dan sebelumnya dikenal dengan nama Lo-Sze. Perkawinan silang yang berterusan dan alterasi spesies yang berterusan mengubah struktur tubuh dan bentuk wajah pughingga kini. Terlepas dari argumen yang membahas kontroversi perkawinan silang dan rekayasa genetik hewan, hal ini menunjukkan bahwa sebagai manusia, kita turut dapat mengubah genetik sebuah spesies dan melahirkan (atau memunahkan) sebuah spesies secara total.

Anda sendiri mungkin pernah mendengar berita yang menjelaskan dampak urbanisasi dan penebangan liar terhadap ekosistem hewan-hewan hutan. Kini, yang mungkin lebih terkenal adalah pencemaran plastik dalam ekosistem laut. Meskipun fokus masyarakat berubah, dampak negatif praktik penebangan dan perampasan tempat tinggal hewan tetap terjadi. Australia sendiri telah kehilangan lebih dari 10 jenis hewan dalam satu abad terakhir, termasuk diantaranya pig-footed bandicoot, crescent nailtail wallaby,danbroad-faced potoroo. Sungguh disayangkan bahwa kepunahan beberapa spesies ini juga banyak disebabkan oleh aktivitas manusia di benua Australia.

Peranan hewan dalam masyarakat juga tidak berhenti disana. Keunikan sebuah spesies juga dapat menjadi kebanggaan nasional dan daya tarik tersendiri untuk turis-turis mancanegara. Australia sering identik dengan kangguru, emu dan koala di mata global. Kebanggaan ini turut tercermin dalam coat of arms Australia yang memiliki kangguru di sebelah kiri dan emu di sebelah kanan lambang. Terkadang, hewan juga dapat menjadi inspirasi sebuah cerita masyarakat, seperti halnya cerita keong emas. Hewan juga memegang peranan penting dalam keagamaan – dalam agama Buddha, kitab Jataka mengisahkan seekor kelinci yang mengorbankan diri demi menyelamatkan seorang pertapa yang kelaparan; dalam kitab Veda, umat Hindu diajarkan untuk tidak membunuh sapi karena sapi telah banyak memberikan manfaat lain seperti susu, pupuk tinja dan tenaga dalam membajak sawah. 

Seperti yang Anda lihat, hewan memiliki banyak peranan penting dalam hidup kita secara fisikal maupun sosial. Sebagai sesama penghuni bumi pertiwi, kita juga memiliki tanggung jawab menjaga keharmonisan hidup bersama dengan satwa-satwa sekitar. Oleh karena itu, marilah kita selalu berpartisipasi aktif dalam menjaga kekayaan satwa dunia.     

Teks dan foto: Edward Tanoto