Joko Widodo, Sosok Manusia Indonesia setelah Sukarno

Sosok manusia Indonesia ini bukan dari ‘elit politik’ Indonesia ini bukan ustad, bukan dai, orang suci, apalagi malaikat, tapi ia orang baik dan punya niat baik.  Malaikat pun kalau ikut politik di Indonesia bisa jadi iblis, begitu kira-kira kata Mahfud MD (juga salah satu orang baik Indonesia).

Sosok yang lebih dikenal dengan nama panggilan Jokowi ini, bukan anak dari keluarga terkenal, bukan keturunan ningrat, bukan juga dari keluarga berada, bukan anak jenderal tapi seorang pedagang kayu yang kemudian jadi walikota di satu kota kecil di Jawa Tengah yang bernama Solo atau Surakarta.

Di Solo, pedagang kayu ini berhasil karena kesabaran dan ketulusannya terhadap pedagang kaki lima (PKL) di kota tersebut. Kemudian dari Solo sebagai walikota kemudian loncat menjadi gubernur DKI Jakarta dan berhasil sebagai gubernur DKI Jakarta! Lompat jauh memang dari kota kecil Solo langsung ke Jakarta tanpa melalui Bandung dulu! Kalau istilah orang Batak ‘tembak langsung!’

Di sini kita bisa melihat sosok ini bukan sosok tukang kayu ‘biasa’ dan ternyata sosok ini membuat suatu kebiasaan yang jarang dilakukan para pejabat atau gubernur sebelumnya yaitu ‘blusukan’, hanya satu gubernur DKI yang suka blusukan sebelumnya yaitu Ali Sadikin yang lebih dikenal dengan panggilan Bang Ali!

Kemudian setengah perjalanan, masih sebagai gubernur DKI Jakarta, PDI mengajukan Jokowi sebagai kandidat presiden RI dalam pemilu 2014 dan sejarah membuktikan ‘sosok biasa’ dari kota kecil Solo ‘tembak langsung’ ke Jakarta ini, kemudian ‘meroket’ menjadi orang nomor satu di republik yang bernama Indonesia! Sebagai presiden Republik Indonesia yang ke-7!

Karena baru kali ini presiden RI yang berasal bukan dari kalangan elit Indonesia apalagi dari ‘elit Mafioso Jakarta’.

Di masa periode pertama, Jokowi memilih menteri yang kontroversial seperti Sri Mulyani & Susi Pujiastuti. Sri Mulyani dipanggil pulang setelah ‘dibuang’ ke luar negeri karena adanya kasus Bank Century yang menghebohkan yang terjadi di masa pemerintahan sebelumnya dan ‘terlantar’ di Bank Dunia.  

Sri Pujiastuti kontroversial karena ‘tidak tamat SD’ istilah yang dikenal untuk orang yang tidak selesai sekolah, walaupun sebenarnya menteri yang tidak tamat SMA ini sempat bersekolah di salah satu SMA terkenal di Yogyakarta. 

Ternyata kedua menteri ini berhasil bekerja dengan cemerlang.  Dan ada satu menteri lagi yaitu Basuki Hadimulyono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang juga musisi dan dikenal masyarakat pada waktu rumah pribadinya terkena gusur proyek pemerintah dan tidak mengeluh banyak.

Dalam kunjungan baru-baru ini ke Melbourne (8/11/19), Menteri Polhukam Prof. Mahfud MD mengatakan bahwa tidak betul berita yang tersiar di medsos bahwa Jokowi punya niat untuk melemahkan KPK, justru sebaliknya pemerintahannya beruasaha untuk lebih memperkuat KPK, dan KPK bukan satu-satunya badan pemerintah yang ingin membersihkan  negeri dari penyakit kronis korupsi.

Penulis dari dulu selalu percaya bahwa sosok presiden yang berbadan langsing atau kerempeng ini punya mental kuat seperti baja ini karena tidak mungkin orang yang berhasil dalam dunia bisnis punya mental lemah! Sampai saat ini Jokowi berhasil merangkul hampir semua pihak dan membuat kejutan-kejutan. 

Tapi yang paling mengejutkan adalah apa yang terjadi tanggal 24 Oktober kemarin di mana Jokowi merangkul ’musuh bebuyutannya’ Prabowo Subianto dan mendudukkannya sebagai Menteri Pertahanan, posisi penting di pemerintahannya dan dan merupakan departemen yang mendapat uang dalam jumlah besar dari RAPBN untuk membeli alutsista TNI.  Mengejutkan buat semua orang, baik dari kubu Jokowi maupun dari kubu Prabowo Subianto.

Dalam temu muka bersama Prof. Mahfud MD beberapa tahun lalu sebelum pandemik, penulis sempat bertanya dengan alasan apa Jokowi merangkul Prabowo dan memberi kursi menteri pertahanan dan kenapa menteri yang populer dan bekerja baik sekali tidak terpilih kembali dan duduk di Kabinet Jilid ke 2 pemerintahan Jokowi?

Sekarang muncul isu dan sudah menjadi pembicaraan di medsos dan media cetak kemungkinan Jokowi akan dicalonkan kembali untuk periode ke 3 karena dianggap berhasil dalam membangun Indonesia terutama dalam bidang infrastruktur walaupun jelas UU tidak memperbolehkan tiga kali masa jabatan presiden!

Jadi ingat ucapan Adam Malik, ’Bisa diatur!’ Jadi harus bikin UU-nya dulu baru bisa Jokowi dicalonkan kembali untuk masa jabatan ke 3 kalinya! Memang di Indonesia semuanya ’bisa diatur’!

Seperti kata ilmuwan sejarah Belanda Van Leur pernah berucap (lebih kurang)  ’di Indonesia semuanya seperti di dunia ghaib’.

Teks: Anton Alimin (YouTube: Good Morning Indonesia with Poetry)

Foto: Berbagai sumber