Bila berbicara mengenai pemain terbaik dalam dunia sepak bola modern, nama yang seringkali muncul adalah Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi. Tempat mereka sebagai pemain sepak bola terbaik dunia tidak bisa dipungkiri, dan oleh karena itu penggemar sepak bola lebih sering memperdebatkan siapa pemain terbaik setelah dua pemain tersebut. Terdapat banyak kandidat, namun salah satu nama yang paling sering muncul adalah pemain asal Brazil, Neymar.
Lahir dengan nama lengkap Neymar da Silva Santos Junior, Neymar dikenal dengan kemampuannya mengendalikan bola di lapangan dan kreativitas-nya dalam menciptakan peluang untuk timnya, tidak berbeda jauh dengan pemain legenda Brazil lainnya seperti Ronaldo, Ronaldinho, dan bahkan Pele. Namun berbeda dari kedua pemain tadi, Neymar juga dikenal sebagai sosok yang flamboyan di dalam dan luar lapangan; ia sering terlihat berpesta di media sosial bak seorang sosialita dan juga terlibat kontroversi dalam berbagai pertandingan, termasuk kecenderungannya untuk bersikap dramatis di lapangan.
Kini, penyerang klub Perancis Paris Saint-Germain (PSG) tersebut menjadi subjek dokumenter Netflix berjudul Neymar: The Perfect Chaos yang rilis Selasa (25/01/2022). Dokumenter ini menyajikan perspektif Neymar (dan orang di sekitarnya) terhadap peristiwa besar dalam hidupnya; tidak hanya dengan mewawancarai Neymar sendiri, tapi juga berbagai figur penting dalam hidupnya seperti ayahnya Neymar Sr., ibunya Nadine, serta pesepakbola yang pernah menjadi rekan timnya seperti David Beckham, Thiago Silva, Dani Alves, dan tentu saja, Lionel Messi.
Dengan durasi rata-rata 50-60 menit per episode, dokumenter Neymar terbagi menjadi tiga episode yang menceritakan tiga ‘tahap’ dalam hidup Neymar: awal karirnya sebagai pesepakbola di Brazil, puncak karir dan kontroversinya di Barcelona dan PSG, dan pandemi COVID-19 yang menjadi kesempatannya untuk melakukan introspeksi diri.
Satu informasi penting yang menjadi tema utama docu-series ini adalah peran besar ayah Neymar dalam karir Neymar bukan hanya sebagai mentor dan pembimbing, tapi juga sebagai penjaga image-nya di dalam dan luar lapangan. Melalui perusahaannya NR Sports, Neymar Sr. mengatur image Neymar melalui media sosial, interaksi Neymar dan dirinya dengan pers, dan endorsement iklan dengan berbagai perusahaan lain. Hubungan Neymar dan ayahnya menjadi salah satu sorotan utama dokumenter mengingat sikap Neymar yang seringkali susah diatur; hal ini sering menjadi sumber pertengkaran antara dirinya dan ayahnya.
Sikap Neymar yang apa adanya sebenarnya sudah terlihat sejak awal karirnya di klub sepak bola Brazil, Santos, dimana dirinya pernah terlibat insiden dengan pelatih klubnya kala itu. Peristiwa ini membuahkan sentimen negatif terhadap dirinya, dimana beberapa pelatih dan jurnalis bola di Brazil memperingatkan klub dan keluarga Neymar untuk mendidik dirinya dengan baik jika mereka tidak ingin dirinya menjadi sebuah ‘monster’.
Terlepas dari bibit kontroversi di Brazil, karir Neymar terus berkembang hingga ia dikontrak oleh klub raksasa Barcelona pada tahun 2013. Dalam dokumenter diceritakan ia mengalami kesulitan beradaptasi dalam musim pertamanya di Barcelona, namun berkat dukungan dari rekan timnya Lionel Messi (yang juga merupakan idolanya) ia berhasil meningkatkan performanya. Kala itu, Messi menghampiri Neymar yang sedang menangis di kamar ganti pemain dan memberikan motivasi kepadanya.
Namun pada tahun 2014, Neymar terpaksa absen dalam Piala Dunia 2014 di Brazil akibat cedera parah di bagian punggung. Docu-series ini menceritakan usaha Neymar untuk pulih dari cedera yang hampir menyebabkan dirinya lumpuh seumur hidup. Sayangnya, Neymar harus menyaksikan skuat Brazil dibantai 1-7 oleh Jerman di semifinal Piala Dunia; ia menceritakan dirinya terpukul ketika menyaksikan pertandingan tersebut.
Neymar dkk juga memberikan perspektif mereka terhadap tahun 2016, dimana Neymar berperan penting dalam dua peristiwa: kemenangan 6-1 Barcelona atas Paris Saint-Germain yang menjadi kemenangan comeback terbesar dalam sejarah Liga Champions, dan raihan medali emas sepak bola untuk Brazil di Olimpiade Rio 2016.
Di tahun selanjutnya, Neymar berpindah klub ke Paris Saint-Germain dengan banderol 222 juta Euro ($351 juta) dan menjadikan dirinya pemain termahal di dunia. Di sinilah kebanyakan kontroversi Neymar semakin menjadi; a pun juga lebih sering terkena cedera selama bermain untuk PSG. Kendati demikian, rekan-rekannya di PSG tetap mengakui bahwa Neymar tetap memiliki kualitas pemain top dunia. Kontroversi panas yang diangkat dalam docu-series antara lain adalah tuduhan pelecehan seksual terhadap dirinya pada tahun 2019 dan pernyataan keinginannya untuk keluar dari PSG di tahun yang sama.
Lini waktu dokumenter berakhir di tahun 2021, dimana Neymar terlihat lebih menikmati hubungannya dengan suporter PSG, dengan keluarganya, dan komunitas di kampung halamannya. Terlepas dari deretan kontroversi yang menggiringi Neymar, docu-series mampu memperlihatkan sisi manusiawi Neymar yang jarang terlihat oleh kebanyakan media.
Meskipun kebanyakan penggemar bola tetap sulit untuk menyetujui sikap ‘liar’ Neymar setelah menyaksikan The Perfect Chaos, setidaknya docu-series ini berhasil menunjukkan sisi cerita Neymar yang kerap tertutup oleh glamor dunia sepak bola.
Teks: Jason Ngagianto
Foto: Berbagai sumber