Bogota

Amelia Toro Bogota desainerBekerjasama dengan Air France, Garuda Indonesia bisa mengantarkan Anda dari Jakarta ke Bogota, ibukota Kolombia, salah satu negara penghasil kopi paling ternama di dunia. OZIP mengajak Anda untuk mengenal lebih dekat kota yang disebut oleh Anand Giridharas dari The New York Times sebagai percampuran antara kota bohemian yang hip dan tempat perang mafia narkoba ini. Jangan kuatir, Bogota dikenal sudah semakin membersihkan tempatnya dan semakin aman untuk dikunjungi turis.

Bogota Fact Sheet

Penduduk: 7,6 juta

Bahasa resmi: Spanyol

Mata uang: 1 Colombian peso = sekitar Rp 5,5.

Budget hotel: sekitar 121,000 peso (kelas budget)- 400,000 peso (bintang empat/lima).

Apakah Anda tahu? Warga negara Indonesia bisa masuk Kolombia tanpa visa karena adanya kebijakan kerjasama kedua negara.

The Plantation House SalentoBogota: The Capital City of Colombia

Sebagai ibukota Kolombia, Bogota adalah pusat ekonomi, sosial, dan pemerintahan di Kolombia. Banyak perusahaan internasional yang berkantor di kota ini. Gedung-gedung pemerintahan sampai kantor pusat produsen dan pengekspor kopi pun biasanya terletak di Bogota.

Secara umum Bogota mempunyai 7 zona area, yang mempunyai karakteristiknya sendiri. Untuk Anda yang ingin menikmati pusat gaya hidup terbaik yang upscale di Bogota, maka disarankan untuk mengunjungi Zona 1 atau Zona Norte (utara) dan Zona 2, Zona Noroccidente, yang sedang berkembang ke arah yang sama dengan Zona Norte. Disinilah letak restoran-restoran, pusat wisata belanja, kehidupan malam, dan perdagangan. Zona Norte juga dikenal sebagai Zona Rosa.

Jika minat Anda ingin menelusuri sisi lokal dari Kolombia, cobalah berkunjung ke Zona 5 Centro, di pusat kota ini. Disini ada berbagai pusat kebudayaan, kantor-kantor pemerintahan, distrik keuangan, dan pusat perdagangan dan ekonomi di kota ini.

Sisi utara dan tengah kota ini adalah yang pantas untuk Anda kunjungi sebagai wisatawan jika ingin langsung melihat kenikmatan apa saja yang ditawarkan oleh Bogota bagi para pengunjungnya.

Di Zona Rosa yang trendi misalnya, Anda bisa keluar masuk sederetan butik yang menghiasi kawasan ini. Di butik desainer asli Bogota seperti Amelia Toro, misalnya, Anda bisa berbelanja gaun warna-warni yang cocok untuk musim panas. Diatasnya, ada Xoco, yang menjual berbagai jenis cokelat, truffles, dan bonbons. Anda bisa membeli cokelat sebagai oleh-oleh hanya dengan seharga 22,000 peso (Rp. 121,000).

Untuk Anda yang tertarik dengan kebudayaan Amerika Selatan di Kolombia, coba jelajahi distrik Candelaria. Disinilah lokasi institusi kebudayaan yang paling utama di Bogota. Botero Museum (Calle 11 no. 4-21) memuat koleksi seni dari seniman Kolombia Fernando Botero, diantaranya juga termasuk karya-karya dari Renoir, Monet dan Picasso, selain tentunya juga karya-karya Botero sendiri. Sementara di seberang museum, terletak Biblioteca Luis Angel Arango, yang menghadirkan kenangan Bogota dan Kolombia sebelum pendudukan koloni. Berbagai instrumen musik tradisional khas penduduk asli daerah ini terpampang disini. Jangan lewatkan juga Gold Museum (Calle 16 No. 5 -41), yang menampilkan sejarah emas dan bagaimana arti penting emas telah membentuk negara ini.

Wisata Kopi di Ibu Kota Kopi Dunia

Bukan saja dikenal sebagai pusatnya narkoba seperti kokain, namun Kolombia juga sudah dikenal lama sebagai salah satu negara penghasil kopi yang cukup terpandang di dunia.

Untuk menjelajahi sentra kopi di Kolombia, dari kota Bogota Anda bisa menempuh perjalanan ke Salento, yang terletak di jantung negara ini. Berada di antara dua kota kecil Armenia dan Pereira, Anda bisa mengambil penerbangan ke salah satu kota tersebut dengan menggunakan maskapai penerbangan domestik di Kolombia seperti misalnya Avianca, Aerorepublica (jika Anda memilih rute Bogota-Pereira) atau Avianca, ADA, LAN, dan Easyfly (jika Anda memilih rute Bogota-Armenia). Setelah mendarat di bandara masing-masing kota tersebut, Anda bisa menempuh perjalanan darat selama sekitar 2 jam dengan bus ke Salento. Memangnya ada apa di Salento?

Nah, jika Anda termasuk wisatawan yang gemar berpetualang dan terjun langsung ke lapangan melihat satu aspek khas atau unik dari tempat yang Anda kunjungi, Anda harus menginap di The Plantation House, di Salento. Begitu tiba di plaza utama kota ini, penginapan yang sudah berumur satu abad ini hanya berjarak sekitar 5 blok.

Tempat penginapan yang satu ini menawarkan paket wisata kopi yang membuat Anda mengenal lebih dalam proses pembuatan kopi khas Kolombia. Jika Anda penggemar kopi Amerika Selatan, Anda harus coba pengalaman sekali seumur hidup ini.

Hanya 10 menit berjalan kaki dari tempat penginapan Anda, Anda bisa langsung menengok perkebunan kopi yang sampai sekarang masih produktif. Disana, Anda bisa berkenalan dengan Don Eduardo, pemilik dan pengelola perkebunan kopi di The Plantation House ini. Beliau yang akan menghidangkan kopi, menjelaskan kepada Anda bagaimana biasanya kopi dinikmati di Kolombia, dan tentu saja menjelaskan proses pembuatan kopi yang masih tradisional dan dengan teknis tertentu.

Petualangan di perkebunan kopi ini akan mengajarkan Anda bagaimana mereka menyeleksi biji kopi yang bagus, sampai menyikapi bagaimana Amelia Toromelindungi pohon kopi agar tidak langsung terkena sinar matahari (karena memang tanaman kopi tidak boleh langsung terkena sinar matahari). Menarik kan? Kalau ingin tahu lebih lanjut, silakan langsung cek ke http://www.theplantationhousesalento.com/

Santai di Puncak Gunung

Selain bertualang di perkebunan kopi, para pencinta alam juga bisa berwisata ke puncak Cerro Monserrate. Berlatar belakang pegunungan Andes, hanya dengan mengambil paket tur seharga 14,000 peso, Anda bisa menikmati puncak Monserrate dan menghirup udara segar, menikmati pemandangan kehijauan pegunungan, menjelajahi beberapa taman-taman dan santai di kota kecil yang ada di sekitar Monserrate. Pilih salah satu dari restoran yang ada di puncak pegunungan ini untuk menikmati makan malam sambil melihat suasana pegunungan. Sounds so perfect!

Sumber: About.com, Getaway Magazine, New York Times, The PlantationHouse Salento

Foto: Dari berbagai sumber