Temulawak 2022 – Kembali untuk “Pulang”

Pentas teater tahunan gelaran PPIA Victoria Temulawak kembali naik ke panggung sebagai salah satu acara puncak PPIA Victoria tahun ini. Sebagai gelaran Temulawak bersifat offline setelah dua tahun, pentas tersebut diadakan di National Theatre St. Kilda pada hari Sabtu (24/9/2022) sore.

Bersamaan dengan rasa “rindu” yang mungkin muncul selama pandemi, Temulawak tahun ini mengangkat judul Mulang Ka Asal, erat hubungannya dengan kembali ke tempat asal bersilaturahmi dengan kerabat terdekat.

Mulang Ka Asal diangkat karena mungkin ada banyak anak-anak yang quarantine lama, enggak pulang ke rumah, dan ada juga anak-anak yang baru sampai,” jelas Xaviera Quincy, scriptwriter Temulawak tahun ini. “Jadi kita at the same time ingin membantu anak-anak yang ada di sini untuk ingat rumahnya, dan anak-anak yang baru datang ke sini untuk tidak lupa dengan rumah mereka.”

Mulang Ka Asal bercerita tentang Astri (Kayleigh Ardaneswari), seorang pemilik salon tata rias di kota yang harus kembali ke kampung asalnya untuk menggantikan kakaknya Asih (Namira Zahra) sebagai tetua desa. Kabar kepulangan Astri ini menimbulkan polemik dikarenakan Astri sudah menjadi sosok yang disukai oleh orang-orang sekitarnya; mulai dari para pelanggannya, tetangganya si montir Joko (Arnett Grady), temannya Meiling (Jessica Quan) yang merupakan seorang agen properti, sampai Ijah (Michelle Lay), salah satu asisten salonnya.

Terkait hubungan Astri dengan Ijah, Michelle Lay mengaku keduanya sangat akrab. “Astri sangat dekat dengan Ijah, karena dia [Astri] tidak punya anak, bisa dibilang Ijah itu seperti anaknya,” kata Michelle. “Koneksi mereka sangat kencang. Aku sama Kayleigh [pemeran Astri] juga sering latihan agar terlihat kalau kita berdua deket banget.”

Dalam pementasannya, Mulang Ka Asal tidak hanya terdiri dari penampilan tarian, nyanyian, dan peranan dari cast-nya, tapi juga interaksi jenaka dengan para penonton yang bersifat spontan. Dibarengi dengan chemistry antar cast yang sangat kuat serta penulisan dialog yang cerdas, ragam interaksi ini membuat Mulang Ka Asal menjadi tontonan yang sangat menghibur. Improvisasi yang kerap dilakukan oleh para anggota cast seringkali mengundang tawa dari penonton.   

Persiapan untuk pertunjukan teater ini memakan waktu kurang lebih tujuh bulan, dimulai dari proses casting pada bulan Februari. Beberapa aspek persiapan Temulawak mengalami perubahan, dari skrip yang terus berubah sampai jumlah latihan dalam seminggu. “Dari yang tadinya kita latihan 2-3 kali seminggu, akhirnya kita ada latihan 4-5 kali seminggu,” kata Quincy. Quincy juga menyebutkan kerja keras dari semua divisi di balik Temulawak, mulai dari marketing sampai sponsorship.  

Dilihat dari respon positif dari para penonton, nampak bahwa persiapan setengah tahun Temulawak tidak sia-sia. Panitia Temulawak terlihat menikmati pementasan tersebut sebagaimana para penonton terhibur dari pertunjukan di atas panggung, mulai dari cast sampai ke musik latar pementasan. Sebenarnya tidak perlu disebut, tetapi semoga Temulawak bisa kembali menghibur warga Victoria tahun depan!

Teks: Jason Ngagianto

Foto: Temulawak