Satu Hari di Kastil Sleeping Beauty

Kehidupan raja dan ratu di abad pertengahan selalu menarik untuk diulas, apalagi dihias dengan dongeng di baliknya. Dua kastil yang terletak berdekatan, Neuschwanstein dan Hohenschwangau di dekat kota Füssen di Jerman yang dekat dengan perbatasan Austria terlihat megah namun sesungguhnya menyimpan kisah muram di baliknya.

Kastil Neuschwanstein disebut sebagai proyek ambisius King Ludwig II of Bavaria yang secara diam-diam dijuluki Mad King Ludwig. Dibangun tahun 1869 untuk mewujudkan obsesi duniawinya untuk hidup megah dan penuh foya-foya di dekat tempat peristirahatan keluarga mereka di Hohenschwangau, kastil ini menyimpan romantisme yang menawan dari arsitektur, pernak-pernik dan juga fasilitas yang revolusioner untuk ukuran masa itu.

Kreativitas Raja Ludwig II ini juga memancing ide Walt Disney untuk membangun kastil yang bentuk eksterior dan interiornya menyerupai istana idaman. Kastil Aurora sang Sleeping Beauty di Disneyland dibangun berdasarkan gambaran tersebut. Disneyland Park California merupakan Disney park pertama di dunia yang otomatis menjadikan Sleeping Beauty Castle sebagai kastil tertua di dunia.

 

Kastil Pertama: Hohenschwangau

Istana Hohenschwangau merupakan tempat peristirahatan musim panas bagi Raja Maximilian, Ratu Marie beserta kedua putra mereka: Pangeran Ludwig II yang kemudian bergelar King Ludwig II of Bavaria dan Pangeran Otto yang kemudian dinobatkan menjadi King Otto I of Bavaria. Letaknya tidak terlalu jauh dari loket, hanya 20 menit berjalan kaki dengan kontur jalan yang menanjak. Memang dibutuhkan kondisi fisik yang cukup prima untuk berkunjung ke sini karena selain letak kastil ada di atas bukit, tur kastil itu sendiri juga menuntut pengunjung untuk naik turun tangga yang cukup curam.

Interior yang tersedia di dalam kastil cukup beragam seperti ruang tidur, ruang baca Raja & Ratu,  ruang berhias dan bahkan ruang tempat Raja Ludwig menempatkan teleskop untuk mengawasi pembangunan kastil Neuschwanstein. Beberapa ruangan memiliki beberapa detil menarik seperti pintu rahasia dan bahkan bulan dan bintang elektrik yang terpasang di salah satu kamar Pangeran.

 

Kastil Kedua: Neuschwannstein

Tahun 1864 Raja Maximilian meninggal mendadak sehingga Pangeran Ludwig II naik tahta di usia 18 tahun. Tanpa didukung pengalaman yang matang, sang Raja baru lebih tertarik untuk berhura-hura ketimbang menghadiri acara-acara resmi formal. Raja muda ini juga mengidamkan untuk hidup bermewah-mewah dan memerintah semaunya sendiri, bertentangan dengan adat Eropa di mana Raja tunduk pada konstitusi dan aturan Dewan Kota.

Untuk memuaskan keinginan duniawi-nya ini, Ludwig II membangun rumah peristirahatannya yang baru layaknya istana di atas bukit angsa yang dinamakan Kastil Neuschwannstein. Di sini Ludwig II bebas menyalurkan daya imajinasi tentang seorang Maharaja yang tidur di kamar mewah, menggelar pesta dansa nan megah dan duduk di tahta. Sesuatu yang pada saat itu tak lazim dilakukan oleh seorang raja sekalipun. Hal inilah yang kemudian menghabiskan seluruh kekayaan dan pada akhirnya, hidupnya sendiri. Di bawah kepemimpinannya pula Bavaria kehilangan posisinya sebagai kerajaan yang independen saat kalah perang melawan Prussia dan menjadikan Bavaria menjadi bagian Imperium Jerman.

 

Obsesi Sang Raja

Raja Ludwig II tak pernah menikmati hasil imajinasinya karena saat beliau meninggal dunia, kastil ini masih jauh dari selesai. Di penghujung akhir tur, peserta dapat melihat beberapa ruangan yang dibiarkan terbengkalai. Ini memang sengaja menunjukkan bahwa istana yang dibangun di atas bukit angsa ini dibangun secara berlebihkan, terlihat dari kontrasnya perbedaan langkah-langkah kaki yang dilakukan di bilik-bilik istana yang telah selesai dihias dengan megah dengan undakan di bagian lain istana. Kastil ini memiliki beberapa teknologi revolusioner seperti fasilitas pemandian air panas, automatic flushing system dan pintu rahasia yang semuanya belum jamak pada masa itu.

How to Get There from Melbourne?

  1. Penerbangan dari Melbourne ke kota terdekat, yaitu Munich, membutuhkan waktu kurang lebih 22 jam dengan maskapai Qantas, Emirates atau Etihad. Pada umumnya diperlukan satu atau dua kali transit.
  2. Munich – Fussen membutuhkan waktu kurang lebih 2.5 jam perjalanan dengan kereta yang nyaman dan tepat waktu.
  3. Total biaya pulang pergi yang dibutuhkan sekitar AUD 3.000.

 

Putri Utaminingtyas