Panggung untuk Soe Hok Gie

Tim Panggung Merdeka 2014 yang kompak dan sukses.

Sosok Soe Hok Gie ternyata masih memiliki daya pikat yang kuat. Sabtu (16/8/’14), ratusan penonton rela mengantri untuk memasuki Atheneum Theater, Melbourne. Mereka penasaran dengan kisah catatan harian sang demonstran yang legendaris itu. Sajian Panggung Merdeka dari PPIA Victoria kali ini memang berbeda. Inilah puncak kebersamaan antar-pelajar Indonesia di Victoria di era Aghnia Syahputra. Dengan berani mereka menyajikan teater yang digarap lintas-kampus dan pilihan tema yang tak biasa. Di saat nama Soekarno kembali menjulang menandai kemenangan PDIP dalam Pemilihan legislatif dan Jokowi sebagai Presdien RI ke-7, PPIA Victoria justru menampilkan situasi kritis kejatuhan presiden pertama itu. Maka kritik tajam khas aktivis mahasiswa pun berhamburan selama pemanggungan. Memang itulah panggung para pelajar, panggung yang merdeka dan kritis, sebagai bukti rasa peduli pada nasib Ibu Pertiwi.

“Panggung Merdeka adalah tantangan yang sangat besar bagi segenap tim. Proses persiapan dengan waktu terbatas, dilakukan hanya dengan landasan semangat yang besar sambil membawa visi Merdeka untuk berekspresi,” ujar project manager Panggung Merdeka 2014 Eufrasia Eugene Ezra. “Saya masih ingat betul meeting-meeting dan rehearsals mingguan yang dilakukan. Segenap komite, aktor, maupun musisi, semua sangat berkomitmen untuk menuju hari pementasan. Saya sangat kagum dengan tim ini, dengan latar belakang maupun usia yang berbeda-beda, bisa terbentuk sebuah rasa kekeluargaan yang begitu kuat,” sambungnya.

Ezra juga bangga dengan respon warga Indonesia di Melbourne yang sangat positif, ditandai dengan tiket yang sudah habis terjual beberapa hari sebelum hari H. Hal itu membuatnya percaya bahwa warga Indonesia di Melbourne bisa mengapresiasi karya anak muda.

Bagaimana tanggapan penonton? Menurut Cindy Inanto, kisah perjuangan Soe Hok Gie ini sangat berkesan dan inspiratif. “Sosok seorang Gie patut dijadikan teladan karena sifatnya yang kritis dan berpikiran maju,” ujar mahasiswi Melbourne University itu.

Sementara Benny Ependi yang datang menyaksikan kisah Gie ini bersama keluarganya, berpendapat bahwa kisah Soe Hok Gie sangat bagus untuk ditayangkan. “Hampir setiap plot cerita sama persis dengan film Gie yang pernah ditayangkan di Indonesia,” tuturnya membandingkan. Menurut warga yang sudah menetap di Australai ini, Gie adalah pribadi yang sangat giat dan memegang prinsip demokrasi yang patut di jadikan contoh oleh para pelajar. “Kisah Gie ini sebuah pesan kepada para pelajar Indonesia di mancanegara, agar selalu mengingat tanah air Indonesia,” sambungnya.

Laporan: Christsan Tandika